Sabtu, 22 Oktober 2016

You & Me #4


Author : Reni Retnowati
Cast : Lee Donghae, Park Young Me, Lee Hyukjae, etc.
Length : Chapters
Genre : Romance

Happy reading!

`

"Young, bukankah kau mengoleksi flat shoes?"

"Ne, eomma. Memangnya ada apa?"

"Ingin kesana?"

Wanita itu menujuk salah satu toko sepatu di tempat itu.

"Apa eomma tidak lelah? Kita sudah berkeliling sedari tadi."

Young Me melirik Hyukjae, pria itu berdiri disamping kiri Hye Jung. Sementara dirinya berdiri disamping kanan wanita itu.

"Tidak, aku tidak lelah."

Wanita itu melepas tangan Hyukjae yang melingkar dilengannya dan meletakkan tangan pria itu diatas tangan Young Me.

"Ada beberapa barang yang ingin eomma beli. Setelah itu kita akan pulang."

Ucapnya seraya berjalan dan memperhatikan toko-toko disekitarnya, meninggalkan kedua orang itu dibelakang.

Tidak menyadari Hyukjae dan Young Me yang saling pandang dengan tangan yang masih terkait.

"Bagaimana jika dia kelelahan? Kau rayulah agar dia bersedia pulang, hari sudah sore."

Pinta Young Me dengan suara pelan, dia sesekali melirik Hye Jung yang berada beberapa langkah di depannya, memastikan wanita itu tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Kau dengar sendiri tadi, dia ingin membeli sesuatu. Kita ikuti saja dulu keinginannya, eoh?"

Ucap Hyukjae dan tanpa sadar semakin mengeratkan genggamannya di tangan Young Me; isyarat permohonan.

"Aish, baiklah." Gadis itu berniat menyusul Hye Jung.

"Young?"

Suara seorang pria menginterupsi langkahnya. Gadis itu menoleh dan melihat pria yang berdiri di belakang Hyukjae, diikuti oleh pria itu.

"Oppa."

Pria dengan jas hitam di tangan itu memandang aneh ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Dia menurunkan pandangan dan melihat tangan Hyukjae yang menggenggam tangan Young Me. Disaat yang bersamaan Hye Jung kembali menghampiri mereka.

"Ada apa, Hyuk?"

Melihat tatapan wanita itu yang terlihat heran, Hyukjae menarik tangan Young Me dan membuat gadis itu berdiri dibelakangnya.

Seolah-olah menjauhkannya dari seseorang dihadapan mereka itu dan berusaha agar ibunya tidak curiga.

"Kau Lee Hyukjae, bukan? Kenapa kau menggenggam tangan kekasihku?"

"Apa kau mengenal pria ini?"

Hye Jung menatap lekat Hyukjae dan membuat pria itu sedikit gelabakan.

"Tidak. Aku tidak mengenalnya."

Ucap Hyukjae dan kemudian memandang pria dihadapannya.

"Maaf, kau sepertinya salah orang. Dia kekasihku."

Dia tetap berusaha menyembunyikan Young Me dibelakang tubuhnya.

Sedang gadis itu hanya terdiam menunduk dan menggigit bibir; kebiasaanya saat tengah panik-.

"Salah orang? Tidak mungkin. Dia Park Young Me, kekasihku. Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya? Aku Lee Donghae."

Wajahnya mulai mengeras, merasa tidak terima ada pria lain yang mengakui Young Me sebagai kekasihnya, ditambah gadis itu yang justru seakan-akan bersikap tidak mengenalnya.

"Ada apa ini sebenarnya?"

Hye Jung menatap Hyukjae dan Young Me bergantian.

"Apa dia benar kekasihmu, Young?"

Gadis itu terdiam, dia teringat keadaan Hye Jung yang tiba-tiba down beberapa hari yang lalu karena terlalu banyak pikiran dan dia tidak ingin kejadian itu terulang kembali.

"Tidak, eomma. Dia bukan kekasihku."

Ucapnya dengan wajah yang tetap menunduk.

"Young, ada apa denganmu? Berhenti mempermainkanku."

Donghae berniat menyentuh lengan Young Me namun Hyukjae menghalangi yang membuatnya reflex melayangkan pukulan ke wajah pria itu. Rupanya dia mulai merasa kesal.

"Astaga, Hyuk."

Hye Jung berniat mendekat namun Hyukjae menahannya.

Sementara Young Me yang terkejut berniat menarik Hyukjae ke belakang agar sedikit menjauh dari Donghae.

"Ya! Park Young Me!"

Donghae kembali mencoba meraih tangan sang kekasih namun gerakannya terhenti saat Hyukjae mendorong tubuh dan meninju wajahnya.

Donghae dengan cepat membalas pukulan itu dan berhasil membuat pria itu jatuh tersungkur.

"Oppa!"

Young Me langsung menunduk mengikuti Hye Jung yang sudah berjongkok memeriksa keadaan sang putra.

Young Me melihat bibir Hyukjae yang robek dan mengeluarkan darah.

Gadis itu meneteskan air mata dan mengangkat wajah, memandang sang kekasih yang juga tengah memandangnya, terlihat sekali pria itu tengah marah besar.

Bingung apa yang harus dilakukan, pria itu tidak pernah semarah ini sebelumnya.

Ingin rasanya dapat segera berdiri dan meyakinkannya kalau ini hanya salah paham lalu mengusap pipi pria itu yang terlihat lebam, tetapi di sisi lain ada Hye Jung disini dan juga Hyukjae yang terluka.

Sedang Donghae, pria itu terus menatapnya, dan saat gadis itu menggeleng emosinya semakin memuncak.

Tidak ingin memancing perhatian orang lebih banyak, pria itu melempar jasnya ke lantai dan berlalu pergi.

~

"Aku baik-baik saja, eomma. Jangan khawatir."

Hyukjae yang tengah menyetir sesekali menoleh ke arah Hye Jung yang duduk dibelakangnya. Wanita itu terus menerus menanyakan keadaannya dan memintanya pergi ke rumah sakit.

"Tapi wajahmu lebam, Hyuk. Bibirmu juga berdarah."

Suaranya terdengar panik.

"Eomma, tenanglah. Jangan panik, keadaan eomma bisa memburuk nantinya. Young akan mengobatiku, aku akan baik-baik saja."

Pria itu melirik gadis disampingnya. Gadis yang sedari tadi hanya diam termenung, dia pasti sedang mengkhawatirkan Donghae.

"Tapi-"

"Baiklah baiklah, aku akan ke rumah sakit setelah ini. Jadi bisa eomma tenang sekarang?"

"Benarkah?"

"Ya. Sekarang Young akan mengantar eomma ke dalam, setelah itu dia akan menemaniku ke rumah sakit."

Hyukjae menghentikan mobil di depan teras rumahnya.

"Tidak perlu. Kalian langsung saja ke rumah sakit sekarang."

Wanita itu membuka pintu mobil dan segera turun.

"Berhati-hati."

Ucapnya lagi.

"Ne, eomma."

Hyukjae segera melajukan mobilnya.

"Maaf."

Ucapnya setelah beberapa saat terdiam. Dia melihat gadis yang masih menunduk dan menatap jas dipangkuannya itu. Jas Donghae yang di lempar tadi.

"Aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Wajahmu jadi terluka."

"Tidak apa. Disini tetap saja aku yang salah."

"Apa kau ingin aku mengatakan yang sebenarnya, aku yakin dia tidak akan marah lagi padamu. Kita bisa ke apartemennya sekarang."

"Eoh? Tidak, tidak perlu. Aku tidak ingin dia memukulmu lagi nanti."

"Lalu bagaimana denganmu? Dia sepertinya sangat marah."

"Aku akan mengatakan sendiri padanya nanti, dia pasti akan mengerti."

Gadis itu terus mengusap jas dipangkuannya, pikirannya tertuju pada pipi lebam Donghae. Pria itu tidak mungkin mengobati luka itu terkecuali Young Me yang melakukannya.

"Lalu kau ingin aku antar ke apartemenmu sekarang?"

"Bukankah kita ingin ke rumah sakit?"

"Tidak perlu. Aku baik-baik saja, tidak perlu kesana."

"Benarkah? Apa kau yakin? Eomma pasti akan khawatir jika melihat lukamu belum terobati."

"Tidak apa, tenanglah. Jadi bagaimana, kau ingin pulang?"

"Hmm, sepertinya aku ingin ke apartemen Donghae oppa saja."

"Baiklah. Aku akan mengantarmu kesana."

~

Young Me segera menekan password apartemen Donghae setelah dia sampai di tempat itu. Saat masuk, dia tidak menemukan sepatu kerja yang pria itu gunakan.

"Oppa?"

Gadis itu mencari ke seluruh sisi di apartemen itu namun tidak menemukannya.

"Oppa, kau dimana?"

Dia berusaha menghubungi Donghae, namun pria itu tidak mengangkat panggilannya.

"Oppa, cepatlah pulang. Aku di apartemenmu sekarang."

Pesannya singkat. Gadis itu berusaha tenang dan duduk di sofa. Mungkin sebentar lagi Donghae akan muncul.

10 menit, 30 menit, bahkan hingga satu jam berlalu pria itu tak kunjung datang, sementara Young Me sudah kembali berurai air mata. Hidungnya sudah memerah dan matanya sedikit membengkak.

Selama tiga tahun berhubungan, ini pertama kalinya mereka bertengkar seperti ini.

Gadis itu sudah mencoba lebih dari 30 kali untuk menghubunginya, dan beberapa pesan singkat berisi permintaan maaf juga sudah dikirim. Hari sudah hampir gelap, perasaannya semakin tidak enak sekarang.

~

"Appa! Bantu Hyun Bin."

Hyun Bin sibuk menarik-narik pakaian sang ayah yang tengah menonton televisi diruang keluarga.

"Bantu apa, Hyunnie?"

"Hyun Bin ingin coklat. Tapi eomma meletakkan coklatnya di tempat yang tinggi."

"Kalau begitu minta tolonglah pada eommamu."

Leeteuk sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

"Eomma tidak ada, appa. Cepat."

Anak itu mulai merengek dan menarik pakaian ayahnya semakin kencang.

"Ey, baiklah baiklah."

Leeteuk akhirnya berdiri dan mengangkat Hyun Bin ke pelukkannya.

"Memangnya eommamu meletakkannya dimana?"

Tanyanya seraya berjalan ke dapur.

"Itu."

Tangan kecilnya menunjuk lemari tertinggi di atas pantry.

"Tinggi sekali. Bagaimana Hyun tahu coklatnya ada ditempat itu?"

"Eomma."

"Eomma yang mengatakannya?"

Pria itu mendudukkan Hyun Bin yang mengangguk ke atas pantry dan mengambil coklat untuknya.

"Ini untuk Hyun. Satu saja, eoh?"

"Ne, appa."

Hyun Bin memegang coklat menggunakan tangan kanan dan merangkulkan tangan kiri di leher Leeteuk saat pria itu kembali mengangkatnya.

"Hyun, ingin pergi menemui Young noona?"

"Hyunnie ingin, tapi..."

"Tapi?"

"Eomma melarang Hyun Bin dan appa pergi sebelum eomma pulang."

"Eoh, benarkah? Kita hanya sebentar saja, eomma tidak akan tahu jika kita pergi. Bagaimana?"

Hyun Bin segera menganggukkan kepalanya antusias.

"Kalau begitu, Hyun sekarang pergi ke kamar dan ambil jaket yang ada di atas ranjang."

"Ne, appa."

Anak itu bergegas turun dari gendongan Leeteuk dan berlari ke kamarnya. Disaat yang bersamaan ponselnya yang berada diatas sofa berdering.

Ada panggilan masuk.

"Ya, Young?"

Dari Young Me.

"Ada apa? Apa kau menangis?"

Pria itu melihat Hyun Bin berjalan menghampirinya.

"Bantuan? Bantuan apa? Ada dimana kau sekarang?"

Suaranya mulai terdengar panik dan membuat Hyun Bin menghentikan langkah.

"Baiklah, aku akan kesana segera. Tunggu aku dan jangan pergi kemana-mana!"

Tegasnya lalu menghampiri Hyun Bin dan menggendongnya.

"Appa."

"Tidak ada apa-apa, Hyun. Kita akan menemui noona sekarang, eoh?"

Pria itu meraih kunci mobilnya dan bergegas keluar rumah.

Leeteuk menghentikan mobil di hadapan Young Me yang tengah berdiri di depan gedung apartemen Donghae.

"Ada apa?"

Tanyanya langsung saat gadis itu sudah naik ke mobil.

"Apa ada masalah?"

Dia memperhatikan wajah gadis itu yang memerah.

"Kami bertengkar."

Ucapnya lalu memeluk Hyun Bin yang berada dipangkuannya.

"Karena?"

"Dia melihatku bersama Hyukjae oppa tadi."

"Astaga."



"Bagaimana bisa? Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak pergi keluar bersama mereka lagi, eoh?"

"Aku bukannya tidak mengikuti perkataanmu, tapi saat itu yang ku tahu dia sedang berada di kantor. Jadi aku tidak berpikir dia akan muncul di tempat itu."

"Lalu?"

"Lalu apa? Dia memukul Hyukjae oppa karena mengakuiku sebagai kekasih dihadapan ajhuma."

"Dan kau tidak mengatakan apa-apa?"

"Tentu saja tidak. Aku memikirkan keadaan ajhuma, dia bisa pingsan setiap saat."

"Aish, kau ini."

Leeteuk mengacak rambutnya frustrasi, pria itu sadar cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi.

"Dia belum kembali dan aku tidak bisa menghubunginya, oppa. Tolonglah."

"Baiklah. Aku akan mengantarmu pulang, setelah itu aku akan mencarinya."

Young Me mengangguk dan berusaha tersenyum saat Hyun Bin terus menatapnya.

"Apa noona menangis?"

Tanyanya saat gadis itu mengusap wajah mungilnya.

"Tidak." Jawabnya singkat dan kembali memeluknya. Anak itu menampilkan wajah heran dan melihat ke arah Leeteuk.

"Noonamu sedang sakit, Hyun. Jadi bisakah kau menjaganya nanti saat appa mencarikan obat untuk noona?"

"Ne, appa. Hyun akan menjaga noona."

Hyun Bin kembali menatap Young Me dan tersenyum.

"Hyun akan menemani noona, jadi noona tidak boleh bersedih."

Gadis itu kembali mengangguk dan mengusap kepala Hyun Bin.

"Terima kasih, Hyunnie."

~TBC~
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar