Sabtu, 22 Oktober 2016

You & Me #12







Author : Reni Retnowati
Cast : Lee Donghae, Park Young Me, Lee Hyukjae, etc.
Length : Chapters
Genre : Romance

Happy reading!

`
"Apa yang terjadi? Kenapa kalian terlihat panik?"

Ibu dari Donghae dan Young Me memberondong pertanyaan menuntut untuk Donghwa dan Leeteuk yang baru saja kembali dari taman.

"Mana Donghae? Young Me?"

"Begini.."

Donghwa terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya. Dia hanya bisa menarik nafas dan menatap Leeteuk.

"Saat aku mengikuti appa untuk menjemput Young Me tadi kami tidak menemukan dia di ruangannya. Karena tidak ingin membuat kalian panik akhirnya aku meminta appa untuk kembali dan menemui kalian sedangkan aku dan staff gedung yang akan mencarinya."

Jelas Leeteuk panjang lebar.

"Lalu, apa kalian menemukannya?"

Pertanyaan dari Hye Ri yang tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan jawaban karena sang suami sudah menggeleng sekarang.

"Sekarang Donghae ada dimana?"

"Dia pergi keluar, eomma. Mencari mungkin saja Young Me ada diluar gedung ini."

"Astaga, kenapa bisa terjadi hal seperti ini?"

Hye Ri dengan segera mendekati sang ibu mertua dan memeluknya.

"Tenanglah, eomma. Semua akan baik-baik saja."

"Tidakkah lebih baik jika kita menghubungi polisi, oppa?"

Dia bertanya dengan tangan mengusap punggung wanita yang dipeluknya saat ini.

"Polisi? Aku rasa kita tidak bisa melakukannya sekarang. Kita belum tahu pasti kemana Young Me pergi kan?"

"Tapi dia tidak mungkin pergi jika bukan karena ada masalah, ini adalah pernikahannya."

"Arra, aku tahu.  Tapi lebih baik kita tunggu saja dulu hingga Donghae kembali."

Leeteuk menghampiri sang ibu dan menggenggam tangannya.

"Aku akan ke dalam, mencoba menenangkan para tamu. Mereka pasti tengah bertanya-tanya sekarang."

Donghwa menatap Leeteuk dan semua orang disana.

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Kita akan menunggu Donghae sebentar lagi, dia mengatakan jika dalam 30 menit dia belum kembali maka kita akan membatalkan pernikahan ini."

Leeteuk menarik dua kursi untuk ibu Donghae dan juga ibu Young Me.

"Apa aku perlu menghubungi Donghae sekarang, oppa?"

Hye Ri bersiap mengeluarkan ponsel dari tas kecilnya.

"Menghubungi? Ah, aku melupakan sesuatu."

Leeteuk menepuk dahinya dan menatap ketiga wanita yang tengah balik menatapnya sekarang.

"Bukankah ponsel Donghae ada di ruangannya? Dan dia sepertinya tidak sempat mengambil benda itu dan terburu-buru pergi mencari Young Me tadi."

"Lalu kita harus bagaimana?"

"Aku harus pergi. Kau bisa mengatasi keadaan disini, kan?"

Leeteuk melepas jas hitam miliknya dan menatap Donghwa.

Setelah pria itu mengangguk, dia memberikan jasnya pada sang istri lalu beranjak pergi setelah mendapat persetujuan dari ayah dan ibunya.

~

"Hyung."

Setelah mencoba mencari keberadaan Donghae, Leeteuk menemukan kekasih adiknya itu tengah mengitari taman.

Berlari ke segala arah, berharap menemukan Young Me disana.

"Aku tidak menemukannya, hyung. Apa yang harus ku lakukan?"

Sangat tampak raut putus asa di wajahnya.

"Kembalilah. Aku yang akan mencarinya."

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu, hyung? Dia kekasihku. Aku tidak mungkin diam saja."

"Aku tahu. Tapi kau ingin mencarinya kemana? Dia tidak mungkin berkeliaran di sekitar sini dengan gaun pernikahan."

Donghae terdiam. Memilih duduk di bangku yang berada tidak jauh darinya.

Perasaan khawatir membuatnya merasa lemah.

"Kita akan mencarinya bersama. Tenanglah."

Leeteuk menyodorkan ponsel Donghae yang sempat ia ambil di ruang persiapan pengantin tadi.

"Yang aku khawatirkan adalah dia tidak mungkin pergi begitu saja kan, hyung. Entah kenapa aku berpikir ada orang yang membawanya pergi. Itu yang terus menghantuiku."

"Karena itu kita harus mencarinya bersama. Donghwa dan yang lain mengkhawatirkanmu."

"Aku tahu. Hanya saja dia-"

Perkataannya terpotong karena ponsel yang ia genggam berdering.

Ada panggilan masuk.

Dari Young Me.

"Young? Sayang,,, kau dimana?"

Tanpa berpikir panjang Donghae menerima panggilan itu dan tergesa-gesa menyampaikan kalimatnya.

Leeteuk bahkan ikut dibuat terkejut karena mengetahui jika sang adik lah yang tengah menghubungi Donghae.

"Kau dimana? Tenanglah, tenangkan dirimu."

Berlari ke pinggir taman; tempatnya memarkir mobil.

Lalu segera menjalankannya setelah Leeteuk ikut naik di kursi penumpang.

Mendengarkan dengan seksama perkataan sang kekasih yang diiringi dengan tangisan karena merasa panik mungkin.

"Aku mengerti. Tenanglah, kau akan baik-baik saja. Aku akan menjemputmu."

Menggunakan berbagai macam kalimat untuk menenangkan gadis itu.

Seraya berusaha fokus dengan jalanan yang ia lewati; mencari dimana tempat yang sesuai dengan penjelasan Young Me.

"Tenanglah, sayang. Jangan panik, eoh?"

Dia bahkan tidak kalah paniknya sekarang, hanya suaranya saja yang ia buat setenang mungkin.

Dan tentu saja Leeteuk pasti merasakan hal yang sama. Dia bisa membayangkan jika sang adik pasti tengah merasa ketakutan sekarang.

Matanya terus bergerak tajam mengawasi setiap inchi jalanan yang mereka lewati.

"Disana, Hae!"

Hingga mereka melihat gadis yang tak lain adalah Young Me tengah meringkuk di sebuah halte. Tidak ada siapapun disana selain dirinya.

Setelah melajukan mobil lalu memberhentikannya tepat di depan sang kekasih, Donghae bergegas turun dan menghampiri gadis itu.

"Hey, sayang. Ini aku. Tenanglah."

Tangisnya pecah, terlihat sangat ketakutan.

"Ada apa? Bagaimana bisa kau ada disini?"

"Oppa,,,"

Young Me memeluk erat Donghae, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Sementara Leeteuk mengusap kepala sang adik yang belum bisa menghentikan tangisannya.

Gaunnya terlihat kotor, bahkan ada beberapa bagian yang sobek. Rambutnya pun tak kalah lusuhnya.

"Tenanglah, kau aman sekarang."

Donghae melepas pelukannya dan membiarkan Young Me memeluk sang kakak.

Dia memeriksa keadaan sekitar. Mencoba menebak bagaimana bisa gadisnya berada disana.

Mengingat jarak halte itu dari gedung yang terbilang cukup jauh, sepertinya memang benar ada seseorang yang membawa Young Me kesana.

"Kita akan pulang. Tenanglah, tenangkan dirimu."

Dengan tangan kiri masih memeluk erat Young Me, Leeteuk menepuk pundak Donghae dan memberi isyarat agar mereka segera pergi dari sana.

~

"Bersihkan tubuhmu. Kau terlihat sangat berantakan."

Leeteuk menatap miris Donghae yang meringkuk di samping sofa. Dia duduk di lantai dan menangkup wajahnya.

"Bagaimana keadaannya, hyung?"

"Masih sedikit ketakutan, Hye Ri dan eomma masih berusaha menenangkannya."

"Aku semakin yakin jika ada seseorang yang membawanya kesana, hyung. Kau lihat sendiri bagaimana keadaannya."

Dia duduk di sofa dan menepuk pundak Donghae.

"Aku tahu, tapi sabarlah dulu. Kita tidak bisa memaksa Young untuk menceritakannya sekarang."

"Seharusnya aku lebih ketat lagi menjaganya."

"Bukan salahmu. Kau tidak bisa mencegah apa yang sudah terjadi."

"Kau tidak ingin pulang, Hae?"

Ibu Young Me muncul dan melihat sang putra dan Donghae yang berada di ruang tengah.

Donghae bahkan masih mengenakan tuxedo putihnya.

"Boleh aku tetap disini, eomma? Aku ingin tahu keadaannya."

"Tentu saja. Tapi bersihkan tubuhmu lalu istirahatlah di kamar Leeteuk. Kau terlihat mengkhawatirkan."

Dia mengangguk lalu berdiri. Berjalan menaiki tangga dengan langkah gontai diikuti pandangan kasihan dari Leeteuk dan sang ibu.

"Bagaimana keadaan Young, eomma?"

"Dia sudah tidur. Ditemani oleh Hye Ri."

"Lalu keadaan di gedung tadi?"

"Donghwa dan appamu yang mengurusnya."

"Kalau begitu aku ingin keluar sebentar. Katakan pada Hye Ri aku akan menjemputnya nanti."

Leeteuk berdiri lalu mencium sebentar pipi sang ibu dan kemudian beranjak pergi.

~

"Samchon."

Donghae yang tengah duduk di balkon mendapat 'kunjungan' dari Hyun Bin yang masih berada di rumah keluarga Park bersama ibunya.

"Halmeoni memanggil samchon."

"Benarkah?"

Dia tersenyum saat mendapati Hyun Bin yang sibuk dengan coklatnya menangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Kalau begitu ayo kita turun. Kita tidak boleh mengotori kamar appa Hyunnie, kan?"

Dia kemudian bangkit dan menggedong anak itu lalu keluar dari kamar.

Berjalan hendak turun ke lantai bawah sebelum langkahnya terhenti saat melihat calon ibu mertuanya baru saja keluar dari kamar Young Me yang memang bersebelahan dengan kamar Leeteuk.

"Eomma memanggilku?"

"Hye Ri sudah memasakkan sesuatu. Makanlah dulu. Sejak tadi kau hanya diam saja di kamar."

"Aku tidak lapar, eomma."

"Jangan begitu. Young Me menolak untuk makan, sekarang kau juga mengatakan hal yang sama. Kau pasti kelelahan karena mencarinya tadi."

"Aku tidak apa, eomma. Aku akan makan nanti."

Dia menurunkan Hyun Bin dari gendongannya secara perlahan dan membiarkan anak itu menuruni tangga ke lantai bawah.

"Sekarang aku boleh melihat Young Me?"

"Hm. Temuilah dia dan bujuk agar dia mau makan sesuatu."

"Ne, eomma."

Setelah ibu Young Me menghilang dari hadapannya, Donghae membuka pintu kamar sang kekasih secara perlahan.

Dan menemukan gadisnya itu tengah merebahkan tubuh ke ranjang, tapi dia tidak tertidur.

"Hei, bagaimana keadaanmu?"

Duduk di tepi ranjang dan memperhatikan Young Me yang bangkit dan menyandarkan tubuh ke kepala ranjang.

"Aku sudah merasa tenang. Kau sudah makan, oppa?"

Mengusap wajah Donghae yang terlihat kelelahan di matanya.

"Aku tidak lapar."

"Kau selalu mengatakan itu. Eomma memberitahu jika kau pergi berkeliling mencariku, kau pasti kelelahan."

"Apa kau pikir aku bisa memikirkan tentang lelah atau tidaknya aku saat kau menghilang seperti tadi?"

"Tapi aku sudah ada disini sekarang. Kau bisa tenang."

"Hm. Apa katamu saja."

Donghae menyingkap selimut, masuk ke dalamnya dan merebahkan tubuh di samping sang kekasih.

"Aku ingin tidur."

"Makanlah dulu sesuatu lalu setelah itu kau bisa tidur, eoh?"

"Aku tidak lapar, sayang."

Pria itu mulai merengek dan meminta agar sang kekasih ikut merebahkan tubuh di sampingnya.

"Ey, lihatlah. Sikap kekanakkanmu mulai muncul."

"Biar saja. Setelah kejadian hari ini dimana aku hampir kehilanganmu, aku akan lebih kekanakkan agar kau tidak bisa pergi kemana-mana apalagi menjauh dariku."

"Jadi kau ingin menahanku bersamamu. Seperti itu?"

"Ya, sebut saja begitu."

"Baiklah, lagipula sepertinya aku sudah terbiasa dengan tingkah kekanakkan kekasihku ini."

Gadis itu menopang kepala menggunakan tangan kanan dan menggunakan tangan kiri untuk mengusap rambut serta wajah Donghae.

"Seandainya tidak ada masalah yang terjadi hari ini maka kau pasti akan menyebutku sebagai 'suami' sekarang, bukan lagi 'kekasih'."

"Berhenti memikirkan tentang itu. Kau hanya akan semakin merasa kesal."

"Aku sudah cukup kesal sekarang, Young. Kau tahu itu."

"Memang. Tapi apa kau akan tetap merasa seperti itu saat ada aku disampingmu?"

Donghae menatap mata sang kekasih dan melingkarkan tangan ke pinggang gadis itu.

"Baiklah, maaf. Aku tidak bermaksud melampiaskan kekesalanku."

"Sekarang bagaimana jika kita turun ke bawah dan makan? Aku akan menemanimu."

"Bagaimana jika kita tetap disini? Aku ingin bersamamu saja."

Donghae menarik Young Me mendekat dan meletakkan wajahnya ke ceruk leher gadis itu.

"Lalu kau tidak akan makan apapun?"

"Nanti."

"Nanti dan nanti. Kau memang semakin mirip dengan Hyunnie."

"Setidaknya kau mendapat pelajaran bagaimana cara mengurus anak kita kelak."

"Heish, tiba-tiba saja topik pembicaraannya mengarah ke sana."

"Jika begini tidurlah saja cepat, agar kau tidak semakin berbicara yang aneh-aneh."

Young Me mendengus karena hanya mendapat tanggapan berupa kekehan dari Donghae.

"Bangunkan aku nanti atau kau tidur juga sekarang."

"Kau saja, tidurlah."

"Tapi kau tidak akan pergi kemana-mana, kan?"

"Tidak, oppa. Aku akan tetap disini."

"Baiklah. Aku memegang kata-katamu."

"Hm."

~

"Kalian berdua baru saja turun? Pasti kalian melewatkan makan siang."

Hye Ri memperhatikan Donghae dan Young Me yang baru saja menuruni tangga.

"Maaf, noona."

"Dimana eomma?"

Young Me memperhatikan kakak iparnya yang baru beranjak dari sofa.

"Eomma sedang keluar. Ada yang kalian butuhkan?"

"Tidak ada eonni. Apa eonni sudah makan siang?"

"Sudah. Kau urus saja Donghae. Aku akan pulang sekarang."

"Sekarang?"

"Ya. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dirumah."

"Ah, ne eonni."

~

"Sudah ku katakan pemandangan disini sangat indah. Kenapa kau terus menolak tadi?"

"Aku kan bukan menolak karena tidak ingin pergi kesini, tapi karena aku ingin kita istirahat saja. Kau pasti kelelahan karena kemarin."

"Jika kau sebut aku kelelahan lalu bagaimana denganmu? Aku bahkan khawatir kau akan trauma karena kejadian itu."

Young Me menatap Donghae lalu mengalihkan wajahnya.

"Kau pikir aku tidak tahu jika kau sedari kemarin sengaja terus tersenyum dan ceria di hadapanku dan yang lain agar kami tidak khawatir? Jangan coba menutupinya, apalagi padaku."

Pria itu mengambil paksa ponsel yang Young Me gunakan sebagai alat untuk menghindari tatapannya.

"Jangan tundukkan wajah, aku sedang bicara."

"Aku tidak berpura-pura tidak apa jika itu maksudmu."

Nadanya terdengar sedikit kesal. Tidak ingin terkesan kalah dari nada ketus sang kekasih.

"Tapi itu yang aku tangkap dari wajahmu."

"Kau mengajakku kemari hanya untuk mengatakan itu?"

"Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat. Jika kau justru merasa kesal berarti perkataanku tidak salah."

"Terserah apa katamu saja. Aku juga tidak akan berhasil menyangkalnya, kan?"

Gadis itu menutup kotak makanan yang sudah hampir kosong.

Donghae membawa ke tempat terbuka seperti di atas tebing yang tinggi dan menampilkan pemandangan laut di bawahnya, entah darimana pria itu tahu tempat ini.

Suara deburan ombak dan angin yang menerpa membuat perasaan menjadi tenang. Cukup membuat Young Me merasa lebih baik, sebelum kembali memburuk karena perdebatan kecilnya baru saja.

"Maksudku..."

Pria itu melembut dan meraih tangan Young Me.

"Jika kau merasa tidak baik, katakan saja. Pastikan aku tahu apa yang benar-benar kau rasakan. Jangan jadi tiba-tiba tertutup seperti ini."

"Kau semakin membuatku khawatir jika seperti ini."

"Aku bukan berniat untuk menutupi perasaanku. Aku hanya tidak ingin kau dan yang lain khawatir."

"Justru kami lebih khawatir saat kau bersikap seakan tak terjadi apa-apa."

"Tapi kan nyatanya aku baik-baik saja."

"Itu yang berusaha kau tunjukkan, tapi aku tidak tahu yang sebenarnya. Mungkin saja kau terus memikirkan kejadian itu dan trauma."

"Tidak. Jangan berpikir berlebihan."

"Young..."

"Sudahlah, oppa."

Young Me merapikan kotak-kotak makanan dan memberikan ponsel yang Donghae letakkan di atas alas yang mereka gunakan.

"Jangan bicarakan itu lagi. Kita pulang saja."

"Lihatlah, kau bahkan mencoba menghindar."

"Lee Donghae... antar aku pulang. Sekarang."

Gadis itu berdiri dan meminta sang kekasih mengikutinya.

"Baiklah."

~

"Sepertinya ada tamu yang datang."

Mobil Donghae memasuki pekarangan rumah Young Me dan berhenti di samping mobil sport berwarna biru yang terpakir disana.

"Ya, sepertinya begitu."

"Aku tidak akan ke dalam. Kau turunlah, aku akan menghubungimu nanti."

"Kenapa? Turun saja sebentar. Sepertinya ada Leeteuk oppa disini."

Donghae membantu Young Me yang meraih tas dan kotak makanan di kursi belakang.

"Baiklah, hanya sebentar."

Pria itu lalu turun dari mobil mengikuti sang kekasih yang sudah lebih dulu beranjak ke dalam.

Dari arah ruang tengah sudah terdengar suara beberapa orang yang tengah berbincang.

Dan begitu Young Me dan Donghae muncul, semua orang disana melihat ke arah mereka.

"Kalian sudah datang, Young?"

Young Me menatap kedua tamu yang duduk dihadapan ibunya. Sedikit terkejut setelah melihat salah satu dari mereka.

"Henry?"

~TBC~
 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar