Rabu, 17 Agustus 2016

Time Machine #11

Author : Park Hye Ri a.k.a Reni Retnowati
Cast : Cho Kyuhyun, Park Hye Soo, Kim Jongwoon, etc.
Genre : Romance, Married Life.
Length : Chapter (14 chapters)

Happy reading `

*

"Cha Yuram. Perusahaannya sedang bekerjasama dengan perusahaan ini."

Jelasnya pelan.

Hye Soo tersenyum simpul; seakan mengangguk di dalam hati karena akhirnya mengingat siapa wanita yang baru saja berdiri dan menghampiri Kyuhyun dan dirinya itu.

"Senang berjumpa denganmu, Hye Soo-ssi."

"Aku juga, nona Cha Yuram."

"Silahkan lanjutkan pekerjaan kalian, aku akan pergi sekarang."

Ucapnya pelan lalu menyentuh lengan sang suami.

"Ingin kemana? Kami akan membicarakan pekerjaan seraya makan siang. Ikutlah."

Kyuhyun justru kembali meraih tangannya.

"Tidak. Aku hanya akan mengganggu pekerjaanmu. Aku akan kembali ke cafe sekarang."

Dia tersenyum dan menatap Yuram yang juga tengah tersenyum ke arahnya.

"Sampai jumpa, Yuram-ssi."

"Sampa jumpa, oppa."

Walau merasa tidak rela, Kyuhyun melepas genggamannya dan membiarkan wanita yang baru mengusap pipinya itu berlalu pergi.

"Kita bisa membatalkannya jika kau mau, pergilah dan makan siang bersama istrimu."

"Tidak perlu. Dia tidak akan suka jika aku melalaikan pekerjaan hanya karena ingin bersamanya."

"Baiklah. Kalau begitu kita pergi sekarang?"

"Ya."

~

Suasana sore hari yang tenang membuat Hye Soo betah menghabiskan waktunya di teras.

Menikmati teh hangat serta menunggu kedatangan Kyuhyun yang seharusnya sudah kembali sekarang.

"Apa dia akan pulang terlambat?"

Tapi pria itu bahkan tidak mengirim pesan apapun.

Karena minumannya yang hampir habis serta hari yang semakin gelap, Hye Soo berdiri dan berniat masuk ke dalam.

Sebelum mobil pria itu datang, melewati tempatnya berada dan melaju ke garasi.

Momen sama saat dirinya pergi menjauh setelah pertengkarannya dengan pria itu beberapa bulan yang lalu.

"Apa yang kau lakukan disini? Hawanya dingin."

"Aku hanya ingin bersantai sekaligus menunggumu."

"Kau bisa menunggu di dalam. Kenapa harus duduk di luar."

Pria itu mendekat dan memeluknya erat.

"Aku hanya duduk disini sebentar, apa aku tidak boleh melakukannya?"

"Tidak. Aku tidak ingin kau sakit karena hawa dingin dan aku tidak ingin ada pria lain yang melihatmu saat mereka melintasi rumah kita."

"Haish, berlebihan."

Hye Soo memukul dada Kyuhyun dan membuat pria itu tertawa.

"Aku lapar. Ayo kita masuk."

~

"Sayang?"

"Ya?"

"Kau tidak memiliki rencana untuk pergi ke pulau kan dalam waktu dekat ini?"

Kyuhyun mengambil sepotong buah yang baru saja disiapkan oleh Hye Soo.

"Tidak. Kenapa?"

"Tidak. Aku bisa saja tiba-tiba harus pergi keluar negeri dalam minggu ini, dan aku tidak ingin kau ada di pulau saat itu."

Dia menarik tangan sang istri dan memintanya agar duduk di sampingnya.

"Hm. Aku mengerti."

"Maaf, bukannya aku melarangmu bertemu dengan paman dan bibi. Aku hanya ingin kau selalu ada di sampingku."

"Aku tahu. Tidak perlu berkata seperti itu."

Hye Soo mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi Kyuhyun. Membuat pria itu tersenyum lalu menariknya mendekat.

"Aku tahu kau sedang dalam mood yang tidak baik. Tapi kau terus bersikap baik-baik saja sedari tadi."

Posisi Hye Soo yang berada dalam pelukan Kyuhyun membuat wanita itu tidak bisa melihat wajahnya.

"Maksudmu?"

"Perasaanmu sedang tidak baik, bukan? Aku tahu itu."

"Aku tidak mengerti. Tidak baik karena apa?"

Dia terus bergerak dan berusaha lepas dari pelukan Kyuhyun tapi pria itu justru semakin mengeratkan tangannya.

"Diamlah. Jangan mencoba melepas pelukanku."

"Tapi aku ingin tahu apa maksudmu. Kenapa aku harus merasa tidak baik-baik saja?"

"Sayang.."

"Kau pikir aku tidak menyadari ekspresimu saat datang ke kantor tadi siang?"

"Aku baik-baik saja saat datang kesana."

"Saat. Tapi kau tidak baik-baik saja setelah tiba disana."

Hye Soo menghindari tatapan Kyuhyun saat pria itu sudah melonggarkan kaitannya.

"Aku tidak memiliki alasan untuk itu."

"Kita bahkan bertengkar hebat saat kau bertanya tentang Cha Yuram dulu. Apa menurutmu aku akan percaya jika kau merasa biasa saja saat melihatnya di kantor ku tadi?"

Hye Soo terdiam, menyadari sang suami berhasil membaca pikirannya.

Tentu saja bohong jika ia mengatakan ia baik-baik saja setelah kembali dari kantor Kyuhyun.

Nyatanya dia gelisah dan terus bertanya bagaimana bisa secara kebetulan perusahaan Kyuhyun berkerjasama dengan perusahaan wanita itu.

Apakah Cha Yuram memiliki maksud lain dibalik kerjasama mereka? Pertanyaan yang sedari tadi berputar di kepalanya.

"Aku lelah. Aku ingin tidur sekarang."

Wanita itu bergerak maju dan mengecup sekilas pipi Kyuhyun yang kemudian terhenti pergerakannya karena ditahan oleh pria itu.

"Kau mengakuinya. Kau tidak ingin mengatakan sesuatu atau bertanya padaku?"

"Jangan memancingku. Kau tahu apa akibatnya nanti."

"Aku hanya ingin kau mengatakannya. Aku tidak ingin kau menyimpan perasaan sedih atau marahmu itu dan mengacuhkanku nanti."

"Tidak akan. Kau justru aku membuatku melakukan itu jika terus memaksaku sekarang."

Dia berdiri dan berlalu memasuki kamar. Meninggalkan sang suami yang terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa.

~

"Hye, bisa kau bantu aku?"

Ahra yang sibuk di meja kasir memalingkan kepalanya ke arah dapur untuk mencari keberadaan adik iparnya.

"Ya, eonni."

Wanita itu muncul dengan ponsel di tangan.

"Aku memesan sesuatu di cafe milik temanku. Bisa kau mengambilnya?"

"Ne. Tuliskan saja alamatnya."

~

Taksi yang ditumpangi Hye Soo berhenti di depan sebuah cafe kecil milik teman Ahra.

Dia segera turun dan mencari note yang Ahra berikan tadi di dalam tasnya.

"Selamat datang."

Suara salah satu pegawai terdengar saat Hye Soo melangkahkan kakinya ke dalam, sedang wanita itu hanya tersenyum dan mengangguk tanpa memandang orang yang menyapanya.

Sampai akhirnya dia sampai di meja kasir.

"Selamat siang, nona."

"Selamat siang. Aku kemari ingin mengambil pesanan milik Cho Ahra."

Ucapnya seraya memberikan note yang ia pegang.

"Baik. Silahkan tunggu sebentar, nona."

Pegawai kasir berseragam rapi itu tersenyum lalu beranjak memasuki ruangan di belakangnya.

Sementara Hye Soo membalik tubuhnya untuk mencari tempat untuk duduk.

Sayang pergerakkannya terhenti saat menangkap siluet seseorang yang ia kenal di sudut cafe. Lebih tepatnya siluet dua orang.

"Makan siang berdua."

Ucapnya pelan. Memperjelas apa yang tengah kedua orang itu lakukan.

"Makan siang yang lebih menunjukkan sepasang kekasih dibanding rekan kerja."

Ucapnya lagi. Berusaha menahan diri agar tidak membawa dirinya mendekati mereka untuk sekarang.

Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi terlihat jelas jika topiknya bukanlah tentang pekerjaan, karena mereka terlihat santai dan beberapa kali tertawa lepas.

"Nona. Pesanannya."

Suara pegawai kasir tadi terdengar dan memaksanya kembali memutar tubuh ke belakang.

"Terima kasih."

Sekarang entah apa yang ia pikirkan tapi kakinya melangkah melewati sudut cafe. Tepatnya menuju meja di mana Kyuhyun dan sang 'rekan kerja' berada.

"Selamat siang, Yuram-ssi."

Ucapnya saat berhenti tepat di samping meja mereka. Cukup efektif untuk menghentikan percakapan kedua orang itu dan membuat mereka menatapnya.

Serta cukup untuk memusnahkan senyuman yang bertengger di bibir Kyuhyun.

"Selamat siang, Hye Soo-ssi."

Entah memang benar-benar terkejut atau hanya tipuan belaka, Yuram bersuara dengan nada canggung.

"Selamat siang, oppa. Terima kasih karena tidak melewatkan makan siangmu."

Ucapnya lagi dengan senyuman. Berusaha untuk tidak menanggapi ekspresi aneh sang suami.

"Aku harus pergi. Lanjutkan makan siang kalian. Sampai jumpa, Yuram-ssi."

Senyuman terakhirnya sebelum melangkah dengan cepat meninggalkan cafe.

~

~You are the one
Oredwejiman marhalge
You are the sun
Hangsang nopuniodangol
You are my love
To gakkumun hangorum mankhume dwieso
Nomu gakkaolka mangsoryodangol

You are the one
Ojig nomani ne sarang
You are the sun
Tasuhi gamsaon miso
You are my love
To na yogshi gudemane ojig dan han saram
Onjekajina gyothe issoyo~ (Super Junior - You Are The One)

Hye Soo meraih ponsel yang tergeletak di samping laptop Kyuhyun, lalu memilih-milih lagu apa yang ia hendak dengarkan sekarang.

Setelah menemukan lagu yang juga lagu favorit Kyuhyun dan memutarnya, dia meletakkan benda itu kembali ke tempatnya.

"Kau tidak ingin istirahat, Kyu?"

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu. Kau?"

"Aku akan menunggumu."

Kyuhyun menilik jam yang tertera di pojok layar laptopnya. Pukul 11.45 malam.

Pria itu bergerak mundur dan menyandarkan tubuh ke sofa lalu segera berbalik guna melihat sang istri yang merebahkan tubuhnya di atas benda itu.

"Hampir tengah malam, kau pasti mengantuk. Tidurlah lebih dulu, aku akan menyusul nanti."

Ucapnya lalu mengusap wajah Hye Soo.

"Tidak. Aku disini saja."

"Jika kau tertidur disini?"

"Kau akan membawaku ke kamar."

Sahutnya dengan wajah ceria.

"Bagaimana jika aku membiarkanmu tidur disini sepanjang malam?"

"Kau tidak akan tega."

"Mungkin saja."

Hye Soo menekan-nekankan jari telunjuknya ke pipi berisi Kyuhyun seraya mempoutkan bibir. Membuat sang suami terkekeh.

"Baiklah. Aku akan segera menyelesaikannya, agar kau bisa segera istirahat, eoh?"

Dia memajukan wajah dan mengecup singkat bibir Hye Soo yang tersenyum.

~

"Hye?"

"Ya?"

"Bisa bantu aku berkemas?"

Kyuhyun memeluk Hye Soo yang tengah sibuk membuat coklat hangat.

"Berkemas?"

"Ada pekerjaan mendadak. Ke jepang."

"Eh?"

Wanita itu berbalik. Menatapnya.

"Selama dua minggu."

Ucapnya lagi dengan nada bersalah.

"Selama itu?"

"Aku akan mengajakmu jika kau mau."

Kyuhyun menangkup wajah sang istri, mengusapnya perlahan.

"Tapi aku harus membantu eonni di cafe."

"Kau sekarang lebih mementingkan Ahra dibanding suamimu?"

"Apa kau sendiri benar-benar ingin aku ikut dan merecokimu setiap saat?"

Dia mengalungkan kedua tangan ke leher sang suami.

"Kau tidak akan mengganggu, justru aku ingin kau menemaniku disana."

"Tidak, terima kasih. Aku disini saja, asal kau berjanji untuk selalu menghubungiku."

"Bahkan saat aku tidak kemana-mana aku selalu menghubungimu, jadi jangan khawatir tentang itu."

"Baiklah."

Hye Soo menjijitkan kaki agar tingginya sedikit menyamai tinggi Kyuhyun dan mengecup bibir pria itu.

"Aku akan menyiapkan pakaianmu."

"Hm. Dan memberiku sesuatu."

"Sesuatu apa?"

Hye Soo kembali berbalik dan membereskan pantry. Membiarkan Kyuhyun meletakkan wajah ke ceruk lehernya dan melakukan sesuatu disana.

"Jangan bertingkah aneh."

"Aku tidak bertingkah aneh. Apa kau akan membiarkanku pergi begitu saja tanpa memberi sesuatu sebagai penyemangat?"

"Pergi menjauh sebelum aku menolak untuk membantumu berkemas."

"Aku tahu kau tidak akan menolaknya."

Kyuhyun mengecup singkat pipi kanan Hye Soo sebelum akhirnya berlari menjauh saat menyadari sang istri berniat memukul dan mengejarnya.

~

"Merindukan suamimu?"

"Ne?"

Ahra yang sibuk memainkan ponsel menangkap pemandangan yang terus ia dapati selama beberapa hari ini. Hye Soo; melamun.

"Tidak."

"Dia tidak menghubungimu?"

"Dia selalu menghubungiku, terutama saat dia sedang memiliki waktu santai."

"Hm, benarkah? Sudah berapa hari dia disana?"

"Delapan hari."

"Cukup lama."

Wanita itu berdiri saat mendengar lonceng pintu depan berbunyi.

"Eoh, Donghae oppa?"

Pria yang disapa terlihat sedikit tergopoh mendekati meja kasir.

"Hai, Hye. Aku sedang dalam masalah, bisa kau bantu aku?"

"Tentu saja. Memangnya ada apa?"

Donghae tersenyum pada Ahra yang berdiri disamping Hye Soo lalu memberikan sebuah tas kerja.

"Aku seharusnya memberikan berkas ini pada Kyuhyun, tapi terjadi sesuatu pada ayah Min Ae dan kami harus pergi menemui mereka sekarang. Jadi bisa kau membantuku untuk pergi ke Jepang dan memberikan berkas ini pada suamimu?"

"Eoh, a-aku?"

Hye Soo menatap panik Ahra.

"Aku tidak pernah pergi kesana sebelumnya dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika tiba disana."

"Jangan pikirkan itu. Aku sudah menyiapkan tiket pesawat, lalu saat kau tiba akan ada orang perusahaan yang menjemput dan mengantarmu ke apartemen tempat Kyuhyun berada. Jika kau masih ragu aku sudah menuliskan alamat lengkap serta password apartemennya jika saja saat kau tiba Kyuhyun tidak ada disana."

"Bagaimana? Kau mau menolongku? Penerbangannya dua jam lagi."

Hye Soo memperhatikan wajah memelas Donghae, lalu menatap Ahra dan kembali ke pria itu.

"Baiklah. Aku akan mengantarnya."

"Terima kasih, Hye. Kau sangat membantu."

~

Setelah berkemas dengan beberapa pakaian-mungkin saja dia akan tetap disana dan kembali bersama Kyuhyun nanti- Hye Soo menyibukkan diri dengan kertas bertuliskan alamat serta apartemen Kyuhyun.

Bahkan setelah tiba di bandara dia tetap gelisah, takut jika tidak dapat menemukan orang perusahaan yang akan menjemputnya.

Beruntung seorang pria dengan kertas bertuliskan namanya dapat dengan jelas terlihat di tengah begitu banyaknya orang disana.

Tidak ingin menunggu lama, Hye Soo dan pria itu meninggalkan bandara dan pergi menuju apartemen tempat Kyuhyun berada.

"Nyonya, aku akan meninggalkan mobil ini di basement agar bisa nyonya gunakan selama disini."

Ucap pria itu setelah mobil mereka berhenti di depan gedung apartemen.

"Eoh? Kenapa kau harus meninggalkannya?"

"Ini mobil perusahaan yang bisa nyonya atau tuan Cho gunakan saat sedang berada disini."

"Oh, baiklah. Terima kasih atas bantuanmu."

Hye Soo turun dari mobil setelah seorang petugas apartemen membukakan pintu untuknya.

Beruntung koper yang ia bawa berukuran kecil dan tidak berat sehingga dia bisa membawanya sendiri tanpa bantuan petugas tempat itu.

"Lantai 27, nomor 280."

Ucapnya berulang kali saat menunggu lift sampai di lantai yang ia tuju.

"278, 279, ah 280."

Setelah sibuk memperhatikan bagian kanan dan kiri lorong di lantai itu, Hye Soo berhasil menemukan apartemen Kyuhyun dan menekan bel intercomnya.

"Apa dia tidur?"

Karena sudah menunggu cukup lama dan pria itu tidak kunjung keluar, Hye Soo melihat kertas di tangannya dan menekan nomor password yang tertera disana.

Lalu segera menarik kopernya masuk setelah pintu terbuka.

Ada sepatu pria, di dekat pintu masuk. Tapi anehnya, ada juga sepasang heels berwarna hitam di sampingnya.

Di saat dia sampai di dekat sofa ada suara pintu yang terbuka. Hye Soo yang tengah menatap lantai mengangkat wajahnya.

"Eh? Hye Soo-ssi?"

Yang disapa hanya mampu diam dan terlihat menggenggam erat kopernya.

"Eoh, h-hai Yuram... ssi."

Pandangannya jatuh pada pakaian Yuram yang berupa kemeja putih kebesaran yang sudah terlihat tak rapi lagi dengan beberapa kancing atas terbuka.

Dengan keadaan ada sepasang pria dan wanita dalam satu tempat dan penampilan Yuram yang seperti itu, apa yang bisa kau tebak?


~TBC~
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar