Minggu, 08 Mei 2016

Time Machine #2

Author : Park Hye Ri a.k.a Reni Retnowati
Cast : Cho Kyuhyun, Park Hye Soo, Kim Jongwoon, etc.
Genre : Romance, Married Life.
Length : Chapter (14 chapters)

Happy reading `

*

"Apa Ahra pernah bertanya hal-hal yang aneh padamu?"

"Hal aneh? Jika aneh sepertimu, tidak."

"Aku serius, Hye."

"Tidak. Dia tidak pernah menanyakan apapun yang aneh. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Hye Soo menatap sang suami yang tengah fokus ke jalanan.

"Tidak apa. Hanya penasaran."

"Lalu apa yang kalian bicarakan saat dikamarmu tadi? Sebelum makan malam?"

"Hanya mengingat masa-masa saat aku sekolah dan kuliah."

"Ah, benarkah?"

"Hm."

Gadis itu mengangguk dan kembali ke kegiataannya; memandangi jalanan melalui kaca mobil Kyuhyun yang tengah melaju.

"Apa? Kau ingin jalan-jalan?"

"Tidak. Kau sedang lelah, kita langsung pulang saja."

"Benarkah? Aku akan menghentikan mobilnya jika kau memang ingin jalan-jalan."

Gadis itu terdiam dan menatapnya. Sudah lama sejak terakhir mereka jalan-jalan berkeliling taman atau Namsan tower atau tempat lainnya.

"Matamu mengatakan 'iya'."

Pria itu mengerti dan segera menghentikan mobil di area pinggir taman yang baru saja mereka lewati.

Dia lalu segera turun dan mendahului sang istri yang hendak membuka pintu disampingnya.

"Terima kasih."

"Dan..."

Kyuhyun menghentikan kalimatnya lalu melepas coat yang ia gunakan.

"Pakai ini."

"Kau?"

"Kenapa bertanya tentangku? Kau istriku, aku tentu lebih mementingkanmu."

Dia membenarkan posisi coatnya ditubuh Hye Soo lalu merangkul pundak gadis itu.

"Maaf jika aku lama tidak mengajakmu pergi seperti ini."

"Tidak apa. Kau sibuk, aku tahu itu."

Hye Soo sibuk memperhatikan jalanan yang dipenuhi banyak orang, anak kecil dan tentu saja toko-toko kecil yang menjual berbagai makanan yang menghiasi pinggiran jalan. Entah toko kue, cafe atau toko kecil nan sederhana.

"Kenapa kau selalu mengatakan itu? Terkadang aku ingin mendengarmu menggerutu karena kesal saat aku terlalu sibuk dan jadi memiliki waktu sedikit bersamamu."

"Ey, kau ingin aku bersikap cerewet?"

Gadis itu menatapnya.

"Bukankah kau memang cerewet, eoh? Kau banyak bicara."

"Mwo? Ya Tuan Cho !! Lihatlah dulu siapa yang bicara sebelum menyebutku seperti itu."

"Apa? Aku tidak pernah terlalu banyak bicara sepertimu. Kau bahkan terkadang terlalu sensitif padaku."

"Seharusnya kau senang jika aku sedang dalam mood baik seperti ini karena aku tidak tega jika terus-menerus marah. Tapi lihatlah. Kau memancing emosiku."

"Tidak. Kau saja yang kembali sensitif dan memunculkan kembali sifat cerewetmu."

"Mwo?"

Gadis itu berniat memukulnya namun karena tangannya tersangkut di dalam saku coat Kyuhyun, pria itu berhasil kabur dan lolos dari amarahnya.

"Pria menyebalkan."

Kyuhyun yang sudah beberapa langkah dihadapannya hanya menatap santai dan menampilkan wajah menggoda saat mendengar umpatan tadi. Terlihat sangat senang karena berhasil mengerjai Hye Soo.

Sementara gadis itu menahan senyumnya saat sang suami kembali bertingkah kekanakan. Walaupun mengesalkan tapi sikapnya yang seperti itulah yang selalu ia rindukan.

Dia menghampiri Kyuhyun yang berhenti dihadapan penjual makanan ringan. Pria itu meraih potongan gurita goreng yang disatukan dengan cara ditusuk oleh kayu kecil, mencelupkannya ke saus pedas yang ada lalu menyodorkan ke depan mulut sang istri.

"Bagaimana?"

Yang ditanya sibuk mengunyah makanan yang masih terasa panas itu hingga akhirnya ia mengangguk.

"Duduklah. Aku akan membawakan beberapa potong untukmu."

Ia lalu segera meletakkan beberapa porsi gurita, udang dan ikan yang disediakan dalam bentuk sama ke sebuah piring.

Tidak lupa meminta satu porsi kue beras dan kemudian membawanya ke Hye Soo yang sudah duduk disalah satu meja yang tersedia.

"Bolehkah aku meminta soju?"

Meminta izin terlebih dahulu pada gadis itu.

"Tidak. Tidak boleh. Kita membawa mobil."

"Kita bisa pulang dengan berjalan kaki nanti."

Letak rumah yang tidak begitu jauh menjadi salah satu senjata untuk membujuk.

"Kalau begitu pesanlah setelah aku pulang nanti. Aku tidak ingin pulang bersama pria yang sedang mabuk."

"Ayolah. Hawa sedang dingin. Apa kau sendiri tidak merasa kedinginan?"

"Berhenti membujukku, Kyu. Aku bahkan menyingkirkan semua botol wine milikmu, kenapa sekarang kau bisa dengan santai meminta izin seperti itu padaku?"

Gadis itu menatapnya sebentar lalu mulai memakan hidangan dihadapannya.

"Haish, baiklah."

"Aku ingin kau mengajakku kembali berkeliling setelah ini. Karena itu aku tidak ingin kau minum sekarang, eoh?"

"Aku mengerti."

Dia membuka mulut saat sang istri menyuapinya dengan kue beras.

~

"Tidak ingin makan sesuatu lagi?"

"Tidak. Aku kenyang."

Kyuhyun merangkul Hye Soo lalu memasukan tangan kirinya ke saku coat yang masih dikenakan sang istri, menggenggam tangan gadis itu yang juga berada di dalamnya.

"Atau ada barang yang ingin kau beli?"

"Hm? Sepertinya tidak ada. Aku sedang tidak memerlukan apapun."

"Lalu apa kau ingin pulang sekarang?"

"Boleh. Kau juga pasti sudah sangat lelah, kan?"

"Aku tidak akan merasa lelah selama ada kau bersamaku."

"Benarkah? Kalau begitu aku akan berhenti disini, lalu kau larilah kelilingi taman ini dan kembali kemari."

Gadis itu menghentikan langkah dan membuat sang suami juga ikut berhenti.

"Ey, kau ingin menyiksaku?"

"Bukankah kau mengatakan kau tidak akan lelah selama ada aku bersamamu?"

"Lalu apa kaitannya dengan kau memintaku untuk berlari sekarang? Jika kau ikut berlari bersamaku maka benar, aku tidak akan merasa lelah."

"Kau memintaku untuk ikut lari?"

"Kau sendiri yang memulainya."

"Aku kan hanya ingin membuktikan apa kau benar-benar tidak akan merasa lelah jika bersamaku atau tidak."

"Maksudku jika aku kelelahan karena banyaknya pekerjaan dikantor lalu saat aku pulang dan melihat wajahmu, semua rasa lelah itu akan hilang. Kau membuatku kembali bersemangat. Bukan kemudian kau bisa memintaku berlari di saat seperti ini."

"Haish, alasan."

"Haish, kau keterlaluan nyonya Cho."

"Aku tidak peduli.

"Baiklah. Jika kau memang ingin melihatku berlari mengelilingi taman ini, aku akan melakukannya."

"Tidak perlu. Aku sudah tidak menginginkannya."

Gadis itu menyingkirkan tangan Kyuhyun yang masih merangkulnya dan berjalan meninggalkan sang suami yang menggerutu kesal.

Dia berniat membalas kejahilan pria itu. Cukup menciptakan moment bahagia walaupun berupa pertengkaran.

~

"Nona Park Hye Soo- oh, maaf, Nona Cho Hye Soo, saya ingin mengundang Anda untuk ikut hadir dalam acara peresmian perusahaan cabang dari Lee Foundation malam ini. Jadi persiapkan diri Anda, Anda harus tampak sangat sangat sangat cantik. Tepat pukul 7 malam nanti, tuan Cho Kyuhyun yang tampan dan mempesona akan datang menjemput."

"Tapi ingat !! Jangan mengenakan gaun yang terbuka !! Arra ?"

Hye Soo terkekeh saat mendengar voice note yang di kirim oleh Kyuhyun.

Dia berlagak formal diawal tapi akhirnya kembali ke aslinya di akhir; memerintah.

"Arraseo, tuan Cho yang tampan dan mempesona."

Pesan yang ia ketik untuk balasan dari voice note tadi.

Dan dengan segera mendapat balasan berupa emoticon ciuman dari pria itu.

"Mwoya?"

"Apa? Aku bersusah payah menemukan emoticon itu."

"-_-"

"Aku merindukanmu, Hye."

"Aku tidak."

"Haish, tidak bisakah kau bersikap romantis padaku?"

"Untuk apa?"

"Aku tengah membutuhkan semangat darimu, jadi bersikaplah lebih manis."

"Bukankah tadi malam kau mengatakan lebih suka saat aku seperti ini?"

"Cerewet dan menyebalkan seperti ini maksudmu?"

"Ya !! Cho Kyuhyun !!"

Pria itu memberikan stiker karakter yang tengah tertawa.

"Aku harus pergi meeting. Aku mencintaimu, Cho Hye Soo."

"Aku tidak."

"Arra. Kau akan menerima akibatnya karena telah mengatakan itu, nyonya Cho."

"Aku tidak takut."

Pesan terakhirnya tidak dibaca oleh pria itu. Sepertinya dia sudah menutup ponsel dan pergi meeting.

Mereka sering berkirim chat saat Kyuhyun tengah dikantor dan Hye Soo hanya berdiam diri dirumah.

Terkadang pria itu mengirim pesan saat tengah waktu makan siang atau bahkan saat ia tengah meeting.

Entah hanya untuk mengatakan mereka saling merindukan satu sama lain atau hanya untuk mencari topik konyol yang bisa di perdebatkan.

Setidaknya gadis itu tidak merasa bosan karena harus diam sendirian tanpa melakukan apa di rumah.

"Baiklah. Acara peresmian. Gaun apa yang harus aku kenakan?"

Karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 3 sore, maka lebih baik dia bersiap dari sekarang.

~

Hye Soo bergegas keluar dari kamar saat mendengar suara pintu depan yang terbuka.

"Hai, sayang. Sudah siap?"

Kyuhyun -seseorang yang membuka pintu tadi- segera menghampiri dan mengecup pipi sang istri.

"Kau tidak ingin makan dulu? Aku sudah menyiapkan makan malam."

"Aku tidak lapar. Lagipula kita bisa terlambat nanti."

"Lalu apa kau tidak ingin mandi dulu?"

"Aku sudah mandi tadi di kantor. Sekarang cepat saja kita berangkat."

"Baiklah."

"Tapi..."

Kata-kata pria itu menggantung.

"Kau tidak ingin mengenakan blazer?"

Gaun hitam panjang yang ia gunakan memang terbuka dibagian pundak.

"Haruskah?"

"Bukankah aku sudah memintamu untuk tidak mengenakan pakaian yang terbuka?"

"Ah, aku lupa."

"Baiklah. Tidak ada waktu untuk mengganti pakaianmu. Kenakan saja jasku nanti."

Pria itu meraih tangan Hye Soo dan segera membawa gadis itu keluar dari rumah.

~

"Ada banyak orang."

Hye Soo mengamit lengan sang suami saat memasuki hall gedung tempat peresmian.

"Tentu saja, sayang. Memangnya kau pikir akan berapa banyak orang yang datang? Tiga? Lima orang?"

"Aish, bukan begitu maksudku."

Gadis itu melepaskan kaitan lengannya dan membuat Kyuhyun sedikit mempoutkan bibir. Terlebih saat dirinya mengambil beberapa langkah menjauhi pria itu.

"Jangan berdiri terlalu jauh dariku."

"Aku justru ingin menjaga jarak denganmu, tuan Cho."

"Hei, nyonya Cho. Mendekat sebelum aku menarikmu."

"Tariklah aku jika kau bisa. Aku berada lebih dekat dengan pintu keluar daripada dirimu. Dengan beberapa langkah saja aku akan segera berada diluar gedung ini.

Mereka bahkan bisa bertengkar saat posisi mereka sekarang masih berada di depan pintu.

"Apakah semua pasangan muda akan selalu bertengkar seperti kalian? Bahkan tanpa melihat situasi dan tempat?"

Seorang pria datang menghampiri bersama seorang wanita disampingnya. Membuat Kyuhyun dan Hye Soo menghentikan pertengkaran konyol mereka.

"Ah, Jung Soo-ssi."

"Apa kabarmu, Kyuhyun-ah?"

"Baik, hyung. Bagaimana denganmu?"

"Baik. Maaf aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu, aku sedang berada di Paris saat itu."

Jung Soo, salah satu rekan kerja sekaligus teman dekat Kyuhyun tersenyum saat Hye Soo tersenyum padanya dan sang istri.

"Tidak apa, hyung."

Kyuhyun melingkarkan tangan di pinggang Hye Soo yang mendekat kearahnya.

"Kenalkan, dia Jung Soo hyung dan istrinya Hye Ri noona."

Gadis itu tersenyum dan menjabat tangan kedua orang itu.

"Kau cantik sekali, Hye Soo-ssi."

"Terima kasih, Hye Ri-ssi."

"Baiklah, aku ingin menemui yang lain dulu. Kalian masuklah dan jangan kembali bertengkar saat kalian bahkan masih berada di depan pintu."

"Arraseo. Pergilah saja, hyung."

Pria itu mendengus singkat dan akhirnya berjalan menjauh bersama sang istri.

"Rekan kerjamu?"

Tanya Hye Soo; menanyakan tentang Jung Soo.

"Hm. Sekaligus senior ku saat kuliah dulu."

Kyuhyun menjawab seraya mengedarkan pandangan; meneliti orang-orang yang ada disana.

"Pergilah jika kau ingin menemui orang-orang."

Gadis itu merapikan kerah kemeja sang suami.

"Kau akan ikut bersamaku."

"Tidak perlu. Lebih baik aku disini saja."

"Disini saja? Berdiri seperti orang bodoh tanpa berbincang dengan siapapun?"

"Haish, walaupun aku ikut denganmu aku juga tetap akan diam dan tidak berbincang dengan siapa-siapa."

Mulai lagi.

"Aku ini ingin mengenalkanmu pada mereka, karena ada banyak rekan kerjaku yang tidak hadir saat hari pernikahan kita. Jadi aku tentu harus membawamu, bukan?"

"Arra. Terserah apa katamu."

Kyuhyun terkekeh melihat ekspresi kesal sang istri.

"Jangan memasang wajah seperti itu, Hye. Kau harus tersenyum agar terlihat cantik."

"Aku tidak bisa tersenyum jika bersamamu."

"Benarkah? Tapi kau tahu aku bisa saja menciummu disini, dihadapan orang banyak dan memberimu hukuman karena tidak menuruti perintahku."

"Hey, berhenti mengancamku !"

"Kalau begitu berhenti menggunakan ekspresi itu. Kau akan membuat orang-orang berpikir jika aku berbuat jahat padamu."

"Bukankah memang seperti itu kenyataannya?"

"Hye Soo-ah."

Kata-katanya penuh penekanan, menunjukkan jika dirinya mulai merasa kesal pada gadis itu sekarang. Sedang yang ditatap hanya balik menatapnya datar dan kemudian dengan cepat mengamit lengannya saat ada orang yang mendekat ke arah mereka.

~

Gadis itu dengan tenang mengikuti sang suami kemanapun pria itu pergi menghampiri rekan-rekan kerjanya. Dan Kyuhyun selalu tersenyum dengan bangga ketika dia mengenalkan Hye Soo sebagai istrinya. Membuat gadis itu juga ikut tersenyum, merasa menjadi sesuatu yang berharga bagi pria itu.

"Kau lelah, eoh?"

"Anni."

"Benarkah? Maaf jika aku membuatmu pusing dengan membawamu pergi kesana kemari."

Mereka berdua tengah berdiri di sudut ruangan yang sedikit berjarak dengan orang-orang yang berkumpul disana setelah tadi berbincang bersama sang pemilik acara peresmian ini.

"Tidak apa. Itu memang tugasku; menemanimu."

"Kau haus? Aku akan mengambil sesuatu untukmu."

Hye Soo tersenyum dan mengangguk lalu memandangi punggung Kyuhyun yang menjauh darinya.

Dia melirik jam yang tertera di layar ponsel, pukul 9 malam. Sudah dua jam mereka berada disana dan sepertinya belum ada tanda-tanda acara ini akan segera selesai.

Menghindari kebosanan, gadis itu memilih mengutak-atik ponsel suaminya yang memang pria itu titipkan tadi. Tentu saja tidak ada hal lain yang bisa ia temukan selain beberapa game yang sengaja Kyuhyun simpan agar dapat ia mainkan saat dia tidak bisa membawa psp kesayangannya.

"Hye?"

Sebuah suara menginterupsi kegiatannya dan membuatnya mengangkat wajah, menatap seseorang yang memanggilnya.

"Young?"

"Ini benar kau, Hye Soo? Park Hye Soo?"

"Ey tentu saja ini aku. Apa kabarmu, eoh?"

Hye Soo memeluk gadis itu dengan erat. Melepaskan kerinduan pada Young Me -sahabatnya- yang sudah hampir lebih dari 2 tahun tidak ia jumpai.

"Baik, kau sendiri?"

"Baik, sangat baik. Kenapa kau tidak pernah memberiku kabar? Kau lupa padaku?"

Gadis itu melepas pelukannya namun masih memegang tangan sang sahabat.

"Tentu saja tidak. Tidak mungkin jika aku lupa padamu. Saat itu ponselku rusak dan aku kehilangan semua kontak yang ku miliki."

"Alasan."

"Eoh? Kau tidak percaya padaku?"

"Tentu saja tidak."

"Baiklah, terserah kau saja."

Hye Soo terkekeh melihat Young Me yang mempoutkan bibir saat ini.

Karena terlalu senang bertemu dengan gadis itu, dia tidak menyadari kehadiran seorang pria yang berdiri tidak jauh dari mereka dan melemparkan senyum. Mungkin ikut merasa senang melihat pertemuan antara dua sahabat ini.

Young Me mengikuti pandangan Hye Soo dan menatap pria yang sama.

"Maaf, aku lupa mengenalkannya."

Dia menarik lengan pria itu mendekat.

"Kenalkan, dia sahabatku, oppa. Park Hye Soo."

"Dan Hye, ini Hyukjae oppa."

Mereka saling melempar senyum dan berjabat tangan. Setelahnya Hye Soo menatap Young Me, seakan bertanya menggunakan mata. Bertanya siapa pria ini.

"Dia... suamiku."

"Suami? Kau bahkan tidak memberitahuku jika kau sudah menikah? Ck, kau benar-benar."

Hye Soo memasang wajah kesal dan mengalihkan pandangan.

"Maaf."

Young Me mendekat dan memeluk sang sahabat dari samping.

"Sudah ku katakan bukan jika aku kehilangan kontakmu? Dan kau tahu aku tinggal dimana. Lagipula kami sangat sibuk, setelah hari pernikahan saja dia harus pergi ke Roma dan aku sudah harus kembali ke kantor. Aku bahkan tidak bisa mengantar kedua orang tuaku pulang kemari. Maaf."

Dia mengatakan kalimatnya dengan penuh penyesalan, walaupun dia tahu jika Hye Soo tidak akan mungkin benar-benar marah padanya.

"Maaf, Hye Soo-ssi. Aku seharusnya segera membawa dia kemari dan menemuimu. Dia sering mengatakan jika dia sangat merindukanmu tapi karena jadwal kami yang padat jadi kami tidak bisa pergi kemana-mana."

"Kami bahkan kemari karena urusan bisnis, jika tidak kami tidak mungkin muncul disini."

"Arraseo, aku memaafkanmu. Untuk kali ini saja."

"Kau memang sahabat terbaikku, Hye."

Gadis itu melonggarkan pelukannya.

"Hm. Sahabat terbaik yang kau lupakan."

Ucap Hye Soo datar yang langsung membuat Young Me reflek kembali memeluknya.

Sedang Hyukjae hanya bisa terkekeh melihat tingkah mereka berdua.

"Lalu apa yang kau lakukan disini? Kau mendapatkan pekerjaan disini? Dan kau tinggal bersama siapa? Paman dan bibi tidak mungkin ikut tinggal bersamamu disini kan?"

"Kau tidak ingin menambah daftar pertanyaannya, eoh?"

"Hehe, maaf. Jawablah satu persatu."

"Aku tidak bekerja disini. Aku pindah kemari karena mengikuti seseorang dan tentu saja paman dan bibi tidak ikut kemari."

"Mengikuti seseorang? Siapa?"

Young Me menatapnya penasaran.

"Siapa? Suamiku."

Dia berhasil membuat sang sahabat membulatkan mata karena terkejut.

"Tadi kau yang marah karena aku menikah dan tidak memberitahumu. Dan sekarang kau mengatakan jika kau juga sudah menikah. Saat ini aku yang marah padamu, Hye."

"Haha, kau tidak tahu karena aku sengaja tidak memberitahu keluargamu. Bahkan yang datang saat pernikahanku hanya paman dan bibi."

"Sama saja."

Young Me benar-benar menunjukkan jika dirinya tengah kesal sekarang. Membuat suaminya dan Hye Soo terkekeh.

"Baiklah, maaf maaf. Kau tidak ingin bertemu suamiku, eoh?"

"Ah, benar. Aku ingin sekali, aku sudah lama tidak melihat wajah tampan Jongwoon oppa. Dimana dia sekarang?"

Gadis itu tersenyum dan mengedarkan pandangan. Tanpa menatap Hye Soo yang memasang ekspresi aneh saat ini.

"Young."

Dia bersuara pelan dan menyentuh lengan sang sahabat.

"Ya?"

Saat itulah gadis itu menatapnya dan menangkap ekspresi itu.

"Wae? Ada apa?"

"Itu-"

"Hye?"

Kyuhyun datang. Sungguh waktu yang sangat tepat.

"Hai, oppa."

Kyuhyun melempar senyum pada Hyukjae dan Young Me.

"Aku akan mengenalkanmu pada mereka. Dia, Young Me dan suaminya Hyukjae."

"Cho Kyuhyun."

Kyuhyun menjabat tangan kedua orang dihadapannya.

"Dia suamiku."

Ucap Hye Soo saat mendapat tatapan tanya dari Young Me.

Sekarang giliran Young Me yang memasang ekspresi aneh di wajahnya.

"Ah, kau Cho Kyuhyun CEO dari Cho Corp?"

Hyukjae mengeluarkan suaranya.

"Benar. Jika aku tidak salah kau adalah manager dari cabang perusahaan Shin di Jepang bukan?"

"Benar. Itu aku."

"Wah, senang berkenalan denganmu, Hyukjae-ssi."

Hye Soo tersenyum melihat suaminya berbincang dengan suami Young Me. Dia berusaha untuk tidak menanggapi sang sahabat yang terus menatapnya tajam.

"Em, maaf. Bolehkah aku berbincang sebentar dengan Hye Soo diluar?"

Young Me menatap Hyukjae dan Kyuhyun bergantian.

"Silahkan."

Kyuhyun tersenyum dan melepas tangannya yang sedari tadi melingkar di pinggang Hye Soo.

~

"Kau berhutang penjelasan padaku."

"Penjelasan tentang apa?"

"Semuanya. Tentang pernikahanmu juga."

"Penjelasan seperti apa tepatnya?"

"Berhenti berbelit-belit Hye."

Merasa kesal dengan jawaban ambigu Hye Soo.

Gadis itu hanya tersenyum tipis seraya memperhatikan pemandangan yang terpampang dihadapannya.

Mereka berdua tengah berada ditaman kecil yang tersedia disamping kiri gedung. Memberikan pemandangan segar dengan air mancur kecil dan beberapa tanaman bunga.

"Tapi aku benar-benar tidak mengerti. Penjelasan seperti apa yang kau maksudkan."

"Haish. Bagaimana kau bisa tinggal disini? Bagaimana kau bisa menikah dengan pria yang sepertinya bukan berasal dari tempat tinggal kita? Dan yang terpenting apa yang terjadi pada hubunganmu dan Jongwoon oppa?"

"Young."

Dia merubah posisi duduknya dan menghadap sang sahabat.

"Apa begitu mengejutkannya bagimu saat tahu aku menikah dengan pria lain selain Jongwoon oppa?"

"Tentu saja. Aku tahu bagaimana hubungan kalian. Berapa lama kau bersamanya. Aku tahu dia satu-satunya pria yang paling dekat atau lebih tepatnya berhasil mendekatimu. Aku tahu kau bergantung padanya dan seakan tidak bisa berpisah dari Jongwoon oppa. Dan aku tahu kemungkinan untukmu menjalin hubungan dengan pria lain hanyalah 5%. Aku tahu kau sangat mencintainya dan begitupun dia. Aku tahu semuanya, Hye!"

Perkataannya menggebu-gebu. Benar-benar memerlukan penjelasan yang sangat jelas tentang semuanya.

"Kau benar. Memang hanya dia pria yang dekat denganku. Kau tahu aku bergantung padanya. Dia peganganku, dia panutanku, dia segalanya. Kau memang tahu semua itu."

"Lalu?"

"Lalu? Sesuatu terjadi. Di antara kami. Tidak ada lagi pasangan HyeWoon yang dikenal oleh hampir seluruh orang di pulau. Tidak ada lagi pasangan HyeWoon yang selalu mengunjungi pantu asuhan dan bermain bersama anak-anak disana. Tidka ada lagi pasangan HyeWoon yang selalu berkeliling menggunakan sepeda mengitari tempat tinggal kita. Semua itu tidak ada lagi, Young."

Sekarang giliran dirinya yang menggebu-gebu. Sungguh, mengingat Jongwoon sama saja dengan membuka luka lamanya.

Semoga saja tidak ada titik-titik air yang akan jatuh nanti.

Tapi tidak. Satu detik setelah sang sahabat mendekat dan memeluknya, pertahanannya runtuh.

Air mata karena pria itu kembali jatuh setelah begitu lamanya dia berhasil menguatkan diri dan sedikit demi sedikit berhasil melupakan segala sesuatu tentang Jongwoon.

"Dan kau tidak ingin menceritakan padaku apa yang terjadi?"

"Menceritakannya?"

"Hm."

Hye Soo menarik tubuhnya menjauh dan menatap Young Me.

"Baiklah. Dia melamarku."

"Dia? Jongwoon atau Kyuhyun?"

"Emm, dia..."


~TBC~
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar