Minggu, 08 Mei 2016

Alright

I still remember, just thinking about it makes my heart flutter
You’re still the same, when you look at me, acting childish
Through all this time, I’ve been colored with that love
Again today, I can feel that love

I like this feeling, I’m feeling good

When you call my name
You know me well, I know you too
When we talk with just our eyes
Even after time, you still surprise me
I lack so much but you always embrace me
Oh you’re so beautiful always


I don’t care where we go, as long as we’re together
Even on late rainy nights
You’re my sunlight, sometimes the moonlight
You always shine next to me

I hope we can entwine fingers and walk together
Even if the world changes, I hope we will never change
You know, you’re so beautiful always


Even after 10 years, we’re alright
Even if we’re childish sometimes, we’re alright
If we’re together forever, we’re alright
You know I’ll always be there

Let’s go together, We’ll be Alright
Now promise us, we’re alright
We promise, we’ll be with you forever

Super Junior _ Alright

`

Kue, beberapa kotak hadiah serta balon-balon yang berserakkan menjadi pemandangan yang akan kau dapati begitu menginjakkan kaki di ruang tengah.

Sepertinya tingkah kekanakan seorang Lee Donghae sedang muncul sekarang.

"Untuk apa semua balon ini?"

"Menyemarakan suasana."

"Kekanakan."

"Aku tidak peduli."

Menarik tangan sang istri agar duduk lalu segera menyalakan lilin yang bertengger diatas kue tart.

"Tiup lilinnya dalam hitungan ketiga."

"1, 2, 3 !!"

Dia bahkan bertepuk tangan dengan antusias dan membuat sang istri ikut melakukannya.

"Selamat ulang tahun pernikahan, sayang."

"Selamat ulang tahun pernikahan juga, oppa."

Hye Ri memberikan kecupan singkat di kedua pipi, bibir serta kening sang suami. Begitupun sebaliknya.

"Tidak biasanya kau menyiapkan sedikit hadiah."

"Kau akan terus protes saat aku menyiapkan banyak hal."

Ini bukan tahun pertama, melainkan tahun ketujuh pernikahan mereka.

Tentu saja Hye Ri sudah cukup bosan dengan banyaknya hadiah yang biasa Donghae siapkan.

"Sudah ku katakan jika hadiah yang ku inginkan hanya-"

"Menghabiskan waktu bersamaku dan juga Haru. Aku mengingatnya, sayang."

"Tapi kau tetap saja tidak mendengarkannya."

"Aku hanya tidak bisa menahan diri untuk memberikanmu sesuatu."

"Lebih baik kau memberikan hadiah untuk Haru dibanding untukku."

"Hadiah seorang adik?"

"Jangan macam-macam."

"Haha, aku hanya bercanda."

Tangannya menyodorkan sebuah piring kecil; meminta agar sang istri memberinya sepotong kue.

"Kapan kau akan menjemput Haru?"

"Haru? Aku tidak akan menjemputnya."

Menyuapkan sesendok kue ke mulutnya sendiri.

"Ey. Lalu kau akan membiarkan dia tetap disana?"

"Aku tadi hanya menawarkan apa dia ingin menginap disana atau tidak, dan dia langsung saja mengangguk dengan antusias."

"Benarkah?"

"Kau memang sengaja ingin menitipkan dia pada (eomma), bukan?"

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja denganmu."

Hye Ri berdiri dan beranjak ke dapur membawa kue tart yang hendak ia simpan di pantry.

"Dia tidak akan mengganggu walaupun ada disini."

"Ayolah, sayang. Lagipula (eomma) juga tidak keberatan Haru menginap disana, justru mereka senang."

"Hm. Aku tahu."

Wanita itu kembali duduk setelah menyingkirkan beberapa balon yang memenuhi area disamping sofa.

"Kau tidak ingin membuka hadiahmu?"

"Haruskah?"

"Hm. Harus."

Hye Ri mengangguk dan meraih hadiah berbungkus kertas berwarna biru lalu membukanya.

Menemukan sebuah diari kecil dengan warna senada seperti kertas pembungkusnya.

"Diari?"

"Lihat di dalamnya."

Donghae yang masih sibuk dengan kuenya bergeser mendekat dan memperhatikan sang istri yang fokus dengan lembar pertama diari ditangannya.

(The first time) miring

Kalimat yang tertulis disana, diikuti dengan tanggal, bulan serta tahun. Lalu fotonya tertempel dibagian bawah.

"Ini saat kita pertama kali bertemu?"

Ucapnya sedikit tidak percaya yang mendapat anggukan dari sang suami.

"Kau mengambil foto ku saat itu?"

"Aku hanya berjaga-jaga jika aku tidak memiliki kesempatan lain untuk bertemu maka aku memiliki foto itu sebagai kenangan."

Yang berhasil menimbulkan senyuman dibibir Hye Ri.

Wanita itu lalu membuka lembar-lembar selanjutnya yang menampilkan kenangan kebersamaan mereka berdua, hingga dia sampai dilembar dengan foto hasil USG miliknya yang tertempel disana.

"Saat pertama kita tahu tentang kehamilanku."

Ucapnya seraya mengusap foto itu.

Dia lalu melanjutkan membuka lembaran lain yang berisi foto-foto perayaan ulang tahun pernikahan mereka dari tahun pertama hingga keenam.

Dan setelahnya terdapat lembar kosong yang hanya bertuliskan '7th Anniversary' dibagian atas.

"Aku akan menempel foto kita hari ini dilembar itu."

Donghae meraih tangan Hye Ri lalu memeluknya.

"Terima kasih karena bersedia menemaniku selama ini."

"Aku yang seharusnya berkata seperti itu."

"Terima kasih karena menjadikanku wanita yang beruntung karena memilikimu dan menjadi ibu dari anakmu."

Sebuah kecupan mendarat dikening Hye Ri saat wanita itu melepas pelukan suaminya.

"Aku tidak kalah beruntungnya karena mendapatkanmu, sayang."

"Sekarang ucapkan harapan kita masing-masing untuk ulang tahun pernikahan ini. Mulai darimu."

"Aku ingin kau selalu bersamaku, menemaniku membesarkan dan menjaga Haru. Menghabiskan sisa waktu hidup kita bersama. Walaupun mungkin aku belum menjadi istri dan ibu yang baik, tapi aku harap kau selalu ada disampingku untuk sekarang dan nanti."

"Aku akan mengatakan hal yang sama. Terima kasih karena kau masih bersedia hidup bersama pria sepertiku. Terima kasih karena kau bersedia menghadapi segala sifat kekanakkan milikku. Terima kasih karena menjadi cinta pertama serta cinta terakhirku."

Donghae mengusap kepala sang istri dan menatap mata wanita itu.

"Aku harap walaupun semua hal didunia ini berubah tapi cinta kita akan selalu sama dan akan semakin kuat."

"Aku berjanji akan selalu disampingmu. Dan apa kau bersedia untuk berjanji agar juga selalu disampingku, Lee Hye Ri?"

"Tentu saja. Aku berjanji. Aku akan bersamamu, menjaga semua hal yang kita bangun dan kita miliki saat ini."

"Dan merajut kenangan indah lain dimasa yang akan datang, eoh?"

"Hm. Ne."

Dia kembali tersenyum dan mencium singkat kedua pipi Donghae dan memeluk pria itu.

Menikmati setiap detik kebersamaan mereka.

Untuk saat ini, dan dimasa yang akan datang.

FIN

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar