Author : Reni Retnowati (Park Hye Ri)
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters
Happy reading!
~
“Ingat,
jangan bergerak atau aku akan gagal lagi!”
“Jangan
banyak bicara dan lakukan saja cepat.”
“Cih!
Tidak sabaran.”
Young
Me mulai melakukan pose kuda-kuda dan bersiap untuk melempar bola kecil di
tangannya.
Seraya
menatap kaleng yang ada di atas kepala sang kekasih; Cho Kyuhyun.
Dan
setelah menghitung dari satu sampai tiga (di dalam hati), Young Me melempar
bola dengan kekuatan sedang.
Dan
sekali lagi, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, bola itu kembali mendarat
di wajah Kyuhyun, meleset sedikit dari tujuan.
Sedikit
membuat ekspresi pria itu kembali masam.
“Puas?
Aku rasa tidak akan ada perbedaan walau kau melakukannya lagi. Dan yang
terpenting, aku bosan!”
Pria
itu meletakan kaleng kosong ke atas meja, meraih tasnya lalu beranjak keluar
dari ruang bermain di salah satu pusat perbelanjaan itu.
Membiarkan
sang kekasih menggerutu dan berusaha mengejar langkahnya.
“Itu
karena kau terus bergerak!”
“Ya
ya ya, apa katamu saja. Tapi aku tidak ingin melakukannya lagi, waktu kita
terbuang percuma di tempat itu. Kau bahkan mungkin sudah lupa tujuan awal kita
kemari.”
Kyuhyun
menoleh dan mendapati sang kekasih tidak ada di sampingnya.
Gadis
itu tertinggal beberapa langkah di belakang, membuatnya menghela nafas.
Bukan
hanya karena Young Me mengacuhkan perkataannya, tapi juga karena kegiatan yang
sedang dilakukan gadis itu.
“Bisakah
sekali saja dia tidak melakukannya?”
Kyuhyun
dengan langkah berat menghampiri Young Me, berdiri sebentar menatapnya lalu
pria yang sedang berbincang dengan kekasihnya.
“Maaf
mengganggu waktumu, tapi kau semakin membuang waktuku, nona Park.”
Ucapnya
lalu menarik tangan Young Me agar gadis itu bergerak dari tempatnya.
“Dia
sedang menanyakan sesuatu, kenapa kau menarikku?”
“Dia
menanyakan apa? Nomor ponselmu? Alamatmu? Atau kau sudah memiliki kekasih atau
belum? Yang mana?”
Dia
membalas tanpa menghentikan langkah ataupun melepas genggamannya di tangan Young
Me.
Nada
bicaranya yang terkesan dingin membuat sang kekasih diam dan tidak menjawab.
Hanya memasang wajah datar dan membiarkan dirinya diseret.
Ini
mungkin salah satu situasi dimana Kyuhyun akan selalu kehabisan kesabaran
karena tingkah Young Me.
Gadis
itu, entah sengaja atau tidak, selalu membuat pria-pria yang melihatnya
berhenti dan mengajaknya berbincang.
Mungkin
sebagian karena mereka memang tertarik dengannya hingga menahan langkahnya,
tapi sebagian besar karena Young Me yang melakukan sesuatu yang ‘memancing’
mereka untuk menyapanya.
Hal-hal
sederhana dan normal –menurut Young Me- seperti menatap, tersenyum atau
mengedipkan mata -yang jelas bukan hal yang normal bagi Kyuhyun-.
“Kau
selalu bersikap seakan tidak ada aku di sampingmu. Saat kau berkeliaran
sendiri, kau pasti akan lebih parah dari saat pergi bersamaku, kan?”
Kalimat
itu mungkin sudah tidak terhitung berapa kali ia ucapkan. Dia sendiri saja
bosan mengatakannya, kenapa Young Me tidak pernah bosan saat terus-menerus
mendengarnya?
“Kau
ingin kemana?”
“Memesan
makanan. Aku tidak akan mencari pria yang berbincang denganmu tadi dan
berkelahi dengannya jika itu yang kau takutkan.”
“Hanya
bertanya kau ingin kemana, kenapa harus mengatakan itu?”
Dan
sekarang dia akan bertingkah sama; berbalik kesal padanya seakan-akan prianya
yang melakukan kesalahan.
Kyuhyun
memperhatikan Young Me yang memasang wajah kesal dan memilih untuk duduk di
salah satu meja di sisi kiri cafe.
“Apa
lagi yang harus aku lakukan padamu, Young?”
~
“Masih
marah padaku?”
“Bukankah
kau yang sedang marah?”
“Kau
benar-benar berbalik marah? Kau sadar kan siapa yang salah disini?”
Young
Me meletakan botol mineral di dashboard dan merubah posisi tubuhnya agar
sedikit menghadap Kyuhyun di kursi kemudi.
“Aku
hanya membalas sapaan pria itu. Apa yang salah? Aku tidak mungkin bersikap
tidak sopan dengan mengacuhkannya, kan?”
“Yang
salah adalah kau melakukannya saat kau sudah memiliki kekasih. Aku pikir kau
sadar jika berbincang dengan pria tidak dikenal yang jelas hendak menggodamu
seperti tadi tidak pantas untuk dilakukan, terlebih saat ada aku.”
“Terlepas
dari aku posesif atau tidak, itu tetap tidak pantas. Tidak bisakah kau
memahaminya? Aku sudah beberapa kali menegurmu.”
“Kau
berlebihan.”
Tepat
setelah mobil Kyuhyun berhenti di depan rumah Young Me, gadis itu bergegas
turun tanpa menatap atau mengatakan sesuatu lagi. Dia hanya terus berjalan
mendekati rumah dan masuk ke dalam.
“Kembali
aku yang terlihat seperti pria jahat disini.”
Kyuhyun
menjalankan mobil dan mendial nomor seseorang.
“Kau
sibuk? Pergi minum denganku?”
~
“Kenapa?
Young Me kembali bertingkah?”
“Tidak
ada kata ‘kembali’, dia memang selalu bertingkah.”
Kyuhyun
meneguk soju di gelas yang dituangkan oleh pria di depannya.
“Menurutku
dia tidak melewati batas. Dia mungkin hanya terbiasa untuk selalu memperhatikan
orang-orang yang berpapasan dengannya, terutama jika mereka menarik.”
“Dia
juga hanya membalas sapaan, tersenyum, atau melambai pada mereka, kan?”
“Itu
tetap tidak baik, Kim Heechul-ssi. Kau pikir orang-orang tidak melihatnya
sebagai gadis murahan karena selalu flirting seperti itu?”
“Dia
wanita normal.”
“Kau
pikir aku pria tidak normal karena tidak melirik gadis-gadis lain yang aku
lihat di jalan?”
“Bukan
seperti itu.’
“Hyung...”
“Aku
mengerti. Diamlah.”
Heechul
menuang lagi soju ke gelas Kyuhyun agar pria itu menutup mulutnya.
“Disini
siapa yang lebih tua dan siapa yang sebaliknya.”
Gerutunya
singkat dan saat Kyuhyun merespon dengan tatapan kesal, sahabatnya itu mendapat
hadiah pukulan di kepala.
“Kau
semakin tidak sopan.”
“Itu
karena aku sayang padamu.”
Pria
itu bergerak mendekat dan memeluknya seraya tersenyum senang.
“Aku
tidak menyangka sebotol soju bisa memberikan efek secepat ini.”
Heechul
membuat Kyuhyun menjauh dengan mendorong kening pria itu menggunakan telunjuk.
“Waktuku
harus kembali terbuang sia-sia karena anak sialan ini.”
Dia
meneguk soju di gelas yang sejak tadi ia acuhkan.
Ini
sudah yang kesekian kalinya Kyuhyun mengajaknya pergi keluar bersama dan minum
hanya agar pria itu memiliki seseorang untuk mendengar keluh kesahnya.
Keluh
kesah yang sama, yaitu tentang Young Me yang selalu membuatnya kelimpungan.
Gadis
itu menjadi kekasihnya sejak tiga tahun yang lalu, mereka pertama kali bertemu
saat tanpa sengaja bertemu di sebuah acara perusahaan.
Saling
mengenal untuk beberapa bulan lalu resmi menjadi sepasang kekasih saat Kyuhyun mengatakan
suka pada hari Valentine.
Sebenarnya
Kyuhyun sudah hapal dengan sifat sang kekasih yang terlalu ‘terbuka’ pada orang
asing, yang dimaksud disini adalah para pria.
Gadis
itu memang sangat ramah dan mudah untuk dekat dengan orang baru. Dan disitulah
letak masalahnya.
Dia
tidak segan untuk membalas senyuman atau bahkan tersenyum lebih dulu saat
berpapasan dengan pria yang menurutnya menarik di jalan. Atau dia tidak akan
canggung menghabiskan banyak waktu bersama teman-teman prianya, bersikap seakan
dia gadis bebas yang tidak memiliki kekasih untuk ia jaga perasannya.
Membuat
Kyuhyun tanpa sadar selalu berburuk sangka saat Young Me mengatakan ia sedang
di luar bertemu dengan teman-temannya. Kyuhyun akan selalu mengira jika gadis
itu bertemu dengan teman-teman prianya.
Karena
walau terkadang saat dia mengatakan dia ingin bertemu dengan teman-teman
wanitanya, pada akhirnya Kyuhyun akan tahu jika dia berbohong.
Young
Me akan selalu mengatakan jika mereka adalah teman lama atau sahabat yang
sangat dekat dan sudah seperti kakak untuknya.
Yang
kemudian akan direspon oleh Kyuhyun dengan kalimat, “Sepertinya kau memiliki
terlalu banyak ‘oppa’. Karena setiap aku menanyakan siapa pria yang kau temui,
kau akan mengatakan jika mereka hanya orang dekat yang kau anggap sebagai
kakakmu sendiri’.”
Topik
ini sering sekali menjadi sumber pertengkaran mereka, yang akan selalu
dimenangkan oleh Young Me karena Kyuhyun yang mengalah, dia tidak akan bisa
benar-benar marah atau mengacuhkan gadis itu.
Walaupun
dia sadar jika dia hanya semakin memberikan kebebasan untuk Young Me dan
membuat gadis itu semakin tidak sadar jika tingkahnya salah.
Dia
terlalu menyayangi Young Me dan juga tahu jika gadis itu juga mencintainya. Itu
alasan yang ia berikan untuk dirinya sendiri.
~
“Aku
baru saja selesai makan malam dan harus kembali ikut meeting. Kau di rumah?”
“Ya,
tapi aku sedang bersiap-siap untuk pergi keluar. Salah satu teman kuliahku dulu
yang tinggal di luar negeri berlibur kemari dan mengajakku bertemu. Bolehkan aku
pergi?”
“Aku
rasa kau tidak memerlukan izin ku.”
“Kau
akan memarahiku lagi jika pergi tanpa memberitahu dulu.”
“Baguslah
jika kau ingat itu.”
“Jadi,
aku boleh pergi atau tidak?”
“Hm,
pergilah. Hubungi aku jika kau sudah pulang.”
“Ya.”
Young
Me memasukkan ponsel ke dalam tas dan kembali memperhatikan riasan wajah yang
belum selesai.
Dia
melihat alat-alat make up di atas meja lalu melihat wajahnya dan kembali
melihat meja rias, dia lakukan itu berulang kali.
Merasa
ragu dengan konsep riasannya malam ini.
“Aku
lebih baik segera pergi sebelum oppa kembali memarahiku.”
Dia
dengan cepat menyelesaikan kegiatan melukis wajahnya, memakai coat yang baru ia
beli minggu lalu dan meraih tas panjang di ranjang.
Berjalan
keluar kamar seraya memperhatikan keadaan rumah sebelum ia tinggal pergi.
Meraih knop pintu depan dan membukanya, sebelum memekik kaget karena orang yang
tiba-tiba berdiri tepat di depannya.
“Bisakah
kau berhenti melakukan itu?”
Young
Me yang refleks memukul-mukulkan tasnya membuat pria di depannya mengaduh
kesakitan seraya tertawa kecil.
“Tapi
kau biasanya suka saat aku melakukan ini; muncul tiba-tiba di depanmu.”
Pria
itu kembali ke posisinya setelah selesai dipukuli. Dia lalu memperhatikan
penampilan Young Me, dari atas kepala hingga ujung kaki.
“Haruskah
kau mengenakan rok sependek itu? Dan haruskah aku ingatkan jika ini musim
dingin, bukan musim panas?”
“Cih,
berhenti bertingkah seperti seorang Cho Kyuhyun.”
“Aku
memang Cho Kyuhyun. Kau mengharapkan aku bertingkah seperti siapa?”
“Sekali
ini saja, jangan bersikap seperti Kyuhyun.”
“Kalau
begitu aku akan bersikap seperti kekasihmu. Bagaimana?”
“Kau
kan memang kekasihku! Jadi bisakah kau minggir dan biarkan aku lewat atau aku
akan terlambat.”
“Jawab
dulu pertanyaanku. Kenapa harus mengenakan rok sependek ini? Tidak bisa
menggunakan yang lebih panjang?”
“Cho
Kyuhyun... aku akan terlambat jika kau terus menahanku.”
“Aku
tidak peduli. Lebih baik terlambat atau tidak aku izinkan untuk pergi?”
“Kau
memang sialan.”
Young
Me memberikan tatapan kesal untuk yang terakhir kali sebelum dengan malas
kembali masuk ke rumah.
“Aku
mendengarnya, sayang.”
Sedang
Kyuhyun, setelah melepas sepatu dan meletakkannya di rak, dia merebahkan tubuh
di sofa dan menyalakan televisi.
Memindah-mindah
channel, mencari acara yang menarik untuk ditonton. Berbarengan dengan itu,
sang kekasih keluar dengan coat menggantung di tangan. Sengaja agar celana
panjang yang ia kenakan bisa langsung terllihat.
“Begitu
lebih baik. Sampai jumpa dan bersenang-senanglah.”
Ucapnya
seraya memperhatikan Young Me yang sama sekali tidak melihatnya dan hanya
bergegas keluar dari rumah. Gadis itu bahkan menutup pintu depan dengan keras.
“Aku
tahu kau akan bertemu teman-teman priamu. Jangan pikir aku bodoh, Park Young Me.”
Saat
dia menghubungi Young Me tadi, dia sebenarnya tidak di kantor melainkan ada di
dalam mobilnya yang terpakir di halaman rumah Young Me. Sengaja ingin mencari
tahu pakaian apa yang dikenakan kekasihnya itu saat hendak pergi keluar.
Karena
berdasarkan pengalaman, Kyuhyun bisa menebak siapa yang ditemui Young Me hanya
dengan melihat pakaian gadis itu.
~
“Aku
tebak kau pergi saat ada kekasihmu di rumah, karena itu kau mengenakan celana
panjang seperti itu.”
“Kau
lebih pintar sekarang, oppa.”
“Apa
kau mengatakan jika selama ini aku bodoh?”
“Begitulah.”
Young
Me menyuapkan kentang ke mulut pria yang baru saja berbincang dengannya;
permintaan maaf.
“Apa
tidak apa jika kami mengajakmu pergi seperti ini? Aku jadi merasa tidak nyaman
dengan kekasihmu, noona.”
“Tidak
apa. Aku kan bukannya berselingkuh dengan salah satu dari kalian. Terlebih dengan
Joonyoung oppa.”
“Apa
kau mengatakan jika aku jelek?”
“Begitulah.”
Joonyoung
kembali hendak mengetuk kepala Young Me sebelum gadis itu menghindar dan
mengalihkan pandangan.
“Jangan
menanggapinya. Kau tahu dia senang memancing pertengkaran denganmu.”
“Kau
pun sama, Minhyuk-ssi.”
“Ah,
hyung! Jangan memanggilku seperti itu. Aku tidak setua kau.”
Minhyuk
hendak kembali bersuara sebelum dipotong karena Joonyoung menyuruhnya memperhatikan Young Me.
Gadis
itu sudah menghilang dari tempat duduk dan berdiri berbincang bersama seorang
pria. Dia sepertinya tadi berniat pergi ke toilet tapi justru berhenti disana.
“Dia
sepertinya memang tidak bisa menghentikan kebiasaannya. Aku semakin memahami
kenapa kekasihnya menjadi lebih posesif.”
“Bukan
Young Me namanya jika tidak memiliki sifat genit.”
“Aku
rasa dia tidak akan beranjak dari tempatnya jika tidak kita panggil, hyung.”
“Sepertinya.”
Joonyoung
berdiri dari tempat, beranjak mendekati Young Me, merangkul pundak gadis itu dan
membawanya pergi ke tempat tujuannya tadi; toilet.
“Masuk
dan selesaikan urusanmu disini. Dan segera kembali ke meja kita, jangan
berhenti dan berbincang dengan pria lain.”
Dan
akhirnya Joonyoung berhasil melakukan keinginannya sedari tadi, mengetuk kepala
Young Me dan kemudian berlalu pergi.
~
“Apa
kau benar-benar sadar saat melakukannya? Kau kadang-kadang tanpa ragu
mengeluarkan sifat genitmu itu pada setiap pria yang kau temui. Kau tidak bisa
sebebas itu, Young-ah.”
“Aku
kan hanya memberikan reaksi normal, oppa. Aku wanita, dan saat melihat pria
yang menurutku menarik wajarkan jika aku memperhatikan wajah mereka.”
“Itu
memang wajar, tapi cobalah untuk menahannya. Jika kau masih sendiri dan mencoba
mencari pria untuk menjadi kekasihmu, itu bisa kau lakukan. Tapi kan keadaannya
tidak seperti itu. Setidaknya pikirkan bagaimana perasaan Kyuhyun tiap kali
melihatmu melakukan itu.”
“Yang
hyung katakan itu benar, noona. Aku juga akan bersikap sama seperti Kyuhyun hyung
jika aku menjadi kekasihmu.”
“Kau
mengatakannya seakan kau tidak bersikap seperti itu saat ada gadis yang menarik
perhatianmu.”
“Tapi
aku kan tidak memiliki kekasih saat ini. Aku pria bebas.”
Minhyuk
tersenyum seraya merentangkan kedua tangan dan mendapat lemparan kentang goreng
dari Young Me.
“Kau
membuang-buang makanan, noona.”
“Tutup
mulutmu, Minhyuk-ah.”
“Ne.
Mian.”
Young
Me tersenyum simpul mendapat respon dari Minhyuk.
“Pikirkan
saja apa yang kukatakan dan apa yang kekasihmu mungkin sering ucapkan.”
Dan
hanya mengangguk saat Joonyoung menepuk pelan kepalanya.
~
“Park
Young Me, kau lupa sekarang jam berapa?”
“Sebelas
malam? Aku biasanya pulang lebih lambat dari ini dan kau tidak pernah protes,
kan?”
“Kau
mabuk?”
“Tidak.”
Young
Me melepas heels serta membiarkannya tergeletak di lantai.
“Lalu
kau ingin kemana sekarang?”
“Kamar.
Aku lelah.”
“Cih,
dengan keadaan seperti itu kau berusaha menipuku?”
Young
Me dengan mata tertutup dan langkah sempoyongan berjalan ke arah dapur, berbeda
dari tempat yang ia katakan.
Kyuhyun
yang tertawa singkat karena merasa lucu sekaligus kesal berjalan mendekat lalu
mengangkat gadis itu ke atas kedua tangannya.
Dan
sebelum Young Me meronta, dia segera membawa kekasihnya ke dalam kamar.
“Orang
bodoh pun akan tahu jika kau mabuk.”
Dia
merebahkan Young Me dan menyelimutinya.
“Tidurlah,
aku akan mengantarmu ke kantor besok pagi.”
Pria
itu meraih ponsel serta kunci mobil yang tadi ia letakkan di atas meja di
samping ranjang selagi menunggu kekasihnya itu pulang.
“Oppa...”
Namun
Young Me yang masih setengah sadar menarik Kyuhyun, lalu melingkarkan kedua
tangan ke leher pria itu dan menariknya lebih dekat.
“Oppa
siapa yang kau maksud? Aku?”
Young
Me hanya sesekali memanggilnya ‘oppa’, terutama saat gadis itu menginginkan
sesuatu. Karena itulah dia bertanya.
“Siapa
lagi?”
“Cih.”
“Cih.
Kekasihku bodoh sekali.”
“Kau
sebenarnya mabuk atau tidak, eoh?”
“Sudah
kukatakan jika aku tidak mabuk, kan?”
“Kalau
begitu bisakah kau berbicara dengan jelas? Jangan hanya bergumam.”
“Cho
Kyuhyun!”
“Baiklah,
baiklah. Tapi posisi tubuhku sangat tidak bagus, Young.”
Young
Me yang menarik leher Kyuhyun membuat pria itu menggunakan kedua tangan sebagai
penumpu di ranjang agar dia tidak menindih tubuh kekasihnya, sementara kedua
kakinya masih menampak di atas lantai.
“Jika
tidak ingin menarikku ke atas tempat tidur lebih baik lepaskan aku dan biarkan
aku pulang.”
“Oppa.”
Gadis
itu sekali lagi memanggilnya dengan nada pelan, lalu bergerak memberikan
kecupan di pipi kirinya.
“Maaf.”
Ucapnya
lagi.
Yang
entah kenapa berhasil membuat Kyuhyun membeku. Ini tentu bukan pertama kalinya Young
Me menciumnya, tapi kecupan singkat yang disertai kata ‘maaf’ itu membuatnya
bungkam.
Walau
dia juga tidak yakin untuk apa kata ‘maaf’ itu.
Kyuhyun
sedikit menarik kepalanya menjauh guna menatap wajah Young Me. Mata gadis itu
terpejam dan semakin lama nafasnya semakin teratur; dia tertidur.
“Teruslah
begini. Melakukan sesuatu seperti tadi dan pergi tidur. Membuatku jadi tampak
bodoh karena menebak-nebak maksudnya.”
Gerutunya
singkat.
Dia
melepas kaitan di lehernya, membenarkan selimut lalu mengecup pipi dan kening Young
Me.
~TBC~