Rabu, 01 Maret 2017

Stop Flirting #1



Author : Reni Retnowati (Park Hye Ri)
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters


Happy reading!

~


“Ingat, jangan bergerak atau aku akan gagal lagi!”

“Jangan banyak bicara dan lakukan saja cepat.”

“Cih! Tidak sabaran.”

Young Me mulai melakukan pose kuda-kuda dan bersiap untuk melempar bola kecil di tangannya.

Seraya menatap kaleng yang ada di atas kepala sang kekasih; Cho Kyuhyun.

Dan setelah menghitung dari satu sampai tiga (di dalam hati), Young Me melempar bola dengan kekuatan sedang.

Dan sekali lagi, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, bola itu kembali mendarat di wajah Kyuhyun, meleset sedikit dari tujuan.

Sedikit membuat ekspresi pria itu kembali masam.

“Puas? Aku rasa tidak akan ada perbedaan walau kau melakukannya lagi. Dan yang terpenting, aku bosan!”

Pria itu meletakan kaleng kosong ke atas meja, meraih tasnya lalu beranjak keluar dari ruang bermain di salah satu pusat perbelanjaan itu.

Membiarkan sang kekasih menggerutu dan berusaha mengejar langkahnya.
“Itu karena kau terus bergerak!”

“Ya ya ya, apa katamu saja. Tapi aku tidak ingin melakukannya lagi, waktu kita terbuang percuma di tempat itu. Kau bahkan mungkin sudah lupa tujuan awal kita kemari.”

Kyuhyun menoleh dan mendapati sang kekasih tidak ada di sampingnya.

Gadis itu tertinggal beberapa langkah di belakang, membuatnya menghela nafas.

Bukan hanya karena Young Me mengacuhkan perkataannya, tapi juga karena kegiatan yang sedang dilakukan gadis itu.

“Bisakah sekali saja dia tidak melakukannya?”

Kyuhyun dengan langkah berat menghampiri Young Me, berdiri sebentar menatapnya lalu pria yang sedang berbincang dengan kekasihnya.

“Maaf mengganggu waktumu, tapi kau semakin membuang waktuku, nona Park.”

Ucapnya lalu menarik tangan Young Me agar gadis itu bergerak dari tempatnya.

“Dia sedang menanyakan sesuatu, kenapa kau menarikku?”

“Dia menanyakan apa? Nomor ponselmu? Alamatmu? Atau kau sudah memiliki kekasih atau belum? Yang mana?”

Dia membalas tanpa menghentikan langkah ataupun melepas genggamannya di tangan Young Me.

Nada bicaranya yang terkesan dingin membuat sang kekasih diam dan tidak menjawab. Hanya memasang wajah datar dan membiarkan dirinya diseret.

Ini mungkin salah satu situasi dimana Kyuhyun akan selalu kehabisan kesabaran karena tingkah Young Me.
Gadis itu, entah sengaja atau tidak, selalu membuat pria-pria yang melihatnya berhenti dan mengajaknya berbincang. 

Mungkin sebagian karena mereka memang tertarik dengannya hingga menahan langkahnya, tapi sebagian besar karena Young Me yang melakukan sesuatu yang ‘memancing’ mereka untuk menyapanya.

Hal-hal sederhana dan normal –menurut Young Me- seperti menatap, tersenyum atau mengedipkan mata -yang jelas bukan hal yang normal bagi Kyuhyun-.

“Kau selalu bersikap seakan tidak ada aku di sampingmu. Saat kau berkeliaran sendiri, kau pasti akan lebih parah dari saat pergi bersamaku, kan?” 

Kalimat itu mungkin sudah tidak terhitung berapa kali ia ucapkan. Dia sendiri saja bosan mengatakannya, kenapa Young Me tidak pernah bosan saat terus-menerus mendengarnya?

“Kau ingin kemana?”

“Memesan makanan. Aku tidak akan mencari pria yang berbincang denganmu tadi dan berkelahi dengannya jika itu yang kau takutkan.”
 
“Hanya bertanya kau ingin kemana, kenapa harus mengatakan itu?”

Dan sekarang dia akan bertingkah sama; berbalik kesal padanya seakan-akan prianya yang melakukan kesalahan.

Kyuhyun memperhatikan Young Me yang memasang wajah kesal dan memilih untuk duduk di salah satu meja di sisi kiri cafe.

“Apa lagi yang harus aku lakukan padamu, Young?”

~

“Masih marah padaku?”

“Bukankah kau yang sedang marah?”

“Kau benar-benar berbalik marah? Kau sadar kan siapa yang salah disini?”

Young Me meletakan botol mineral di dashboard dan merubah posisi tubuhnya agar sedikit menghadap Kyuhyun di kursi kemudi.

“Aku hanya membalas sapaan pria itu. Apa yang salah? Aku tidak mungkin bersikap tidak sopan dengan mengacuhkannya, kan?”

“Yang salah adalah kau melakukannya saat kau sudah memiliki kekasih. Aku pikir kau sadar jika berbincang dengan pria tidak dikenal yang jelas hendak menggodamu seperti tadi tidak pantas untuk dilakukan, terlebih saat ada aku.”

“Terlepas dari aku posesif atau tidak, itu tetap tidak pantas. Tidak bisakah kau memahaminya? Aku sudah beberapa kali menegurmu.”

“Kau berlebihan.”

Tepat setelah mobil Kyuhyun berhenti di depan rumah Young Me, gadis itu bergegas turun tanpa menatap atau mengatakan sesuatu lagi. Dia hanya terus berjalan mendekati rumah dan masuk ke dalam.

“Kembali aku yang terlihat seperti pria jahat disini.”

Kyuhyun menjalankan mobil dan mendial nomor seseorang.

“Kau sibuk? Pergi minum denganku?”

~

“Kenapa? Young Me kembali bertingkah?”

“Tidak ada kata ‘kembali’, dia memang selalu bertingkah.”

Kyuhyun meneguk soju di gelas yang dituangkan oleh pria di depannya.

“Menurutku dia tidak melewati batas. Dia mungkin hanya terbiasa untuk selalu memperhatikan orang-orang yang berpapasan dengannya, terutama jika mereka menarik.”

“Dia juga hanya membalas sapaan, tersenyum, atau melambai pada mereka, kan?”

“Itu tetap tidak baik, Kim Heechul-ssi. Kau pikir orang-orang tidak melihatnya sebagai gadis murahan karena selalu  flirting seperti itu?”
 
“Dia wanita normal.”

“Kau pikir aku pria tidak normal karena tidak melirik gadis-gadis lain yang aku lihat di jalan?”

“Bukan seperti itu.’

“Hyung...”

“Aku mengerti. Diamlah.”

Heechul menuang lagi soju ke gelas Kyuhyun agar pria itu menutup mulutnya.

“Disini siapa yang lebih tua dan siapa yang sebaliknya.”

Gerutunya singkat dan saat Kyuhyun merespon dengan tatapan kesal, sahabatnya itu mendapat hadiah pukulan di kepala.

“Kau semakin tidak sopan.”

“Itu karena aku sayang padamu.”

Pria itu bergerak mendekat dan memeluknya seraya tersenyum senang.

“Aku tidak menyangka sebotol soju bisa memberikan efek secepat ini.”

Heechul membuat Kyuhyun menjauh dengan mendorong kening pria itu menggunakan telunjuk.

“Waktuku harus kembali terbuang sia-sia karena anak sialan ini.”

Dia meneguk soju di gelas yang sejak tadi ia acuhkan.

Ini sudah yang kesekian kalinya Kyuhyun mengajaknya pergi keluar bersama dan minum hanya agar pria itu memiliki seseorang untuk mendengar keluh kesahnya. 

Keluh kesah yang sama, yaitu tentang Young Me yang selalu membuatnya kelimpungan.

Gadis itu menjadi kekasihnya sejak tiga tahun yang lalu, mereka pertama kali bertemu saat tanpa sengaja bertemu di sebuah acara perusahaan.

Saling mengenal untuk beberapa bulan lalu resmi menjadi sepasang kekasih saat Kyuhyun mengatakan suka pada hari Valentine.

Sebenarnya Kyuhyun sudah hapal dengan sifat sang kekasih yang terlalu ‘terbuka’ pada orang asing, yang dimaksud disini adalah para pria.

Gadis itu memang sangat ramah dan mudah untuk dekat dengan orang baru. Dan disitulah letak masalahnya.
Dia tidak segan untuk membalas senyuman atau bahkan tersenyum lebih dulu saat berpapasan dengan pria yang menurutnya menarik di jalan. Atau dia tidak akan canggung menghabiskan banyak waktu bersama teman-teman prianya, bersikap seakan dia gadis bebas yang tidak memiliki kekasih untuk ia jaga perasannya.

Membuat Kyuhyun tanpa sadar selalu berburuk sangka saat Young Me mengatakan ia sedang di luar bertemu dengan teman-temannya. Kyuhyun akan selalu mengira jika gadis itu bertemu dengan teman-teman prianya.

Karena walau terkadang saat dia mengatakan dia ingin bertemu dengan teman-teman wanitanya, pada akhirnya Kyuhyun akan tahu jika dia berbohong.

Young Me akan selalu mengatakan jika mereka adalah teman lama atau sahabat yang sangat dekat dan sudah seperti kakak untuknya.

Yang kemudian akan direspon oleh Kyuhyun dengan kalimat, “Sepertinya kau memiliki terlalu banyak ‘oppa’. Karena setiap aku menanyakan siapa pria yang kau temui, kau akan mengatakan jika mereka hanya orang dekat yang kau anggap sebagai kakakmu sendiri’.”

Topik ini sering sekali menjadi sumber pertengkaran mereka, yang akan selalu dimenangkan oleh Young Me karena Kyuhyun yang mengalah, dia tidak akan bisa benar-benar marah atau mengacuhkan gadis itu.

Walaupun dia sadar jika dia hanya semakin memberikan kebebasan untuk Young Me dan membuat gadis itu semakin tidak sadar jika tingkahnya salah.

Dia terlalu menyayangi Young Me dan juga tahu jika gadis itu juga mencintainya. Itu alasan yang ia berikan untuk dirinya sendiri.

~

“Aku baru saja selesai makan malam dan harus kembali ikut meeting. Kau di rumah?”

“Ya, tapi aku sedang bersiap-siap untuk pergi keluar. Salah satu teman kuliahku dulu yang tinggal di luar negeri berlibur kemari dan mengajakku bertemu. Bolehkan aku pergi?”

“Aku rasa kau tidak memerlukan izin ku.”

“Kau akan memarahiku lagi jika pergi tanpa memberitahu dulu.”

“Baguslah jika kau ingat itu.”

“Jadi, aku boleh pergi atau tidak?”

“Hm, pergilah. Hubungi aku jika kau sudah pulang.”

“Ya.”

Young Me memasukkan ponsel ke dalam tas dan kembali memperhatikan riasan wajah yang belum selesai.
Dia melihat alat-alat make up di atas meja lalu melihat wajahnya dan kembali melihat meja rias, dia lakukan itu berulang kali.

Merasa ragu dengan konsep riasannya malam ini.

“Aku lebih baik segera pergi sebelum oppa kembali memarahiku.”

Dia dengan cepat menyelesaikan kegiatan melukis wajahnya, memakai coat yang baru ia beli minggu lalu dan meraih tas panjang di ranjang.

Berjalan keluar kamar seraya memperhatikan keadaan rumah sebelum ia tinggal pergi. Meraih knop pintu depan dan membukanya, sebelum memekik kaget karena orang yang tiba-tiba berdiri tepat di depannya.

“Bisakah kau berhenti melakukan itu?”

Young Me yang refleks memukul-mukulkan tasnya membuat pria di depannya mengaduh kesakitan seraya tertawa kecil.

“Tapi kau biasanya suka saat aku melakukan ini; muncul tiba-tiba di depanmu.”

Pria itu kembali ke posisinya setelah selesai dipukuli. Dia lalu memperhatikan penampilan Young Me, dari atas kepala hingga ujung kaki.

“Haruskah kau mengenakan rok sependek itu? Dan haruskah aku ingatkan jika ini musim dingin, bukan musim panas?”

“Cih, berhenti bertingkah seperti seorang Cho Kyuhyun.”

“Aku memang Cho Kyuhyun. Kau mengharapkan aku bertingkah seperti siapa?”

“Sekali ini saja, jangan bersikap seperti Kyuhyun.”

“Kalau begitu aku akan bersikap seperti kekasihmu. Bagaimana?”

“Kau kan memang kekasihku! Jadi bisakah kau minggir dan biarkan aku lewat atau aku akan terlambat.”

“Jawab dulu pertanyaanku. Kenapa harus mengenakan rok sependek ini? Tidak bisa menggunakan yang lebih panjang?”

“Cho Kyuhyun... aku akan terlambat jika kau terus menahanku.”

“Aku tidak peduli. Lebih baik terlambat atau tidak aku izinkan untuk pergi?”

“Kau memang sialan.”

Young Me memberikan tatapan kesal untuk yang terakhir kali sebelum dengan malas kembali masuk ke rumah.

“Aku mendengarnya, sayang.”

Sedang Kyuhyun, setelah melepas sepatu dan meletakkannya di rak, dia merebahkan tubuh di sofa dan menyalakan televisi.

Memindah-mindah channel, mencari acara yang menarik untuk ditonton. Berbarengan dengan itu, sang kekasih keluar dengan coat menggantung di tangan. Sengaja agar celana panjang yang ia kenakan bisa langsung terllihat.

“Begitu lebih baik. Sampai jumpa dan bersenang-senanglah.”

Ucapnya seraya memperhatikan Young Me yang sama sekali tidak melihatnya dan hanya bergegas keluar dari rumah. Gadis itu bahkan menutup pintu depan dengan keras.

“Aku tahu kau akan bertemu teman-teman priamu. Jangan pikir aku bodoh, Park Young Me.”

Saat dia menghubungi Young Me tadi, dia sebenarnya tidak di kantor melainkan ada di dalam mobilnya yang terpakir di halaman rumah Young Me. Sengaja ingin mencari tahu pakaian apa yang dikenakan kekasihnya itu saat hendak pergi keluar.

Karena berdasarkan pengalaman, Kyuhyun bisa menebak siapa yang ditemui Young Me hanya dengan melihat pakaian gadis itu.

~

“Aku tebak kau pergi saat ada kekasihmu di rumah, karena itu kau mengenakan celana panjang seperti itu.”

“Kau lebih pintar sekarang, oppa.”

“Apa kau mengatakan jika selama ini aku bodoh?”

“Begitulah.”

Young Me menyuapkan kentang ke mulut pria yang baru saja berbincang dengannya; permintaan maaf.

“Apa tidak apa jika kami mengajakmu pergi seperti ini? Aku jadi merasa tidak nyaman dengan kekasihmu, noona.”

“Tidak apa. Aku kan bukannya berselingkuh dengan salah satu dari kalian. Terlebih dengan Joonyoung oppa.”

“Apa kau mengatakan jika aku jelek?”

“Begitulah.”

Joonyoung kembali hendak mengetuk kepala Young Me sebelum gadis itu menghindar dan mengalihkan pandangan.

“Jangan menanggapinya. Kau tahu dia senang memancing pertengkaran denganmu.”

“Kau pun sama, Minhyuk-ssi.”

“Ah, hyung! Jangan memanggilku seperti itu. Aku tidak setua kau.”

Minhyuk hendak kembali bersuara sebelum dipotong karena Joonyoung menyuruhnya  memperhatikan Young Me.

Gadis itu sudah menghilang dari tempat duduk dan berdiri berbincang bersama seorang pria. Dia sepertinya tadi berniat pergi ke toilet tapi justru berhenti disana.

“Dia sepertinya memang tidak bisa menghentikan kebiasaannya. Aku semakin memahami kenapa kekasihnya menjadi lebih posesif.”

“Bukan Young Me namanya jika tidak memiliki sifat genit.”

“Aku rasa dia tidak akan beranjak dari tempatnya jika tidak kita panggil, hyung.”

“Sepertinya.”

Joonyoung berdiri dari tempat, beranjak mendekati Young Me, merangkul pundak gadis itu dan membawanya pergi ke tempat tujuannya tadi; toilet.

“Masuk dan selesaikan urusanmu disini. Dan segera kembali ke meja kita, jangan berhenti dan berbincang dengan pria lain.”

Dan akhirnya Joonyoung berhasil melakukan keinginannya sedari tadi, mengetuk kepala Young Me dan kemudian berlalu pergi.

~

“Apa kau benar-benar sadar saat melakukannya? Kau kadang-kadang tanpa ragu mengeluarkan sifat genitmu itu pada setiap pria yang kau temui. Kau tidak bisa sebebas itu, Young-ah.”

“Aku kan hanya memberikan reaksi normal, oppa. Aku wanita, dan saat melihat pria yang menurutku menarik wajarkan jika aku memperhatikan wajah mereka.”

“Itu memang wajar, tapi cobalah untuk menahannya. Jika kau masih sendiri dan mencoba mencari pria untuk menjadi kekasihmu, itu bisa kau lakukan. Tapi kan keadaannya tidak seperti itu. Setidaknya pikirkan bagaimana perasaan Kyuhyun tiap kali melihatmu melakukan itu.”

“Yang hyung katakan itu benar, noona. Aku juga akan bersikap sama seperti Kyuhyun hyung jika aku menjadi kekasihmu.”

“Kau mengatakannya seakan kau tidak bersikap seperti itu saat ada gadis yang menarik perhatianmu.”

“Tapi aku kan tidak memiliki kekasih saat ini. Aku pria bebas.”

Minhyuk tersenyum seraya merentangkan kedua tangan dan mendapat lemparan kentang goreng dari Young Me.

“Kau membuang-buang makanan, noona.”

“Tutup mulutmu, Minhyuk-ah.”

“Ne. Mian.”

Young Me tersenyum simpul mendapat respon dari Minhyuk. 

“Pikirkan saja apa yang kukatakan dan apa yang kekasihmu mungkin sering ucapkan.”

Dan hanya mengangguk saat Joonyoung menepuk pelan kepalanya.

~

“Park Young Me, kau lupa sekarang jam berapa?”

“Sebelas malam? Aku biasanya pulang lebih lambat dari ini dan kau tidak pernah protes, kan?”

“Kau mabuk?”

“Tidak.”

Young Me melepas heels serta membiarkannya tergeletak di lantai.

“Lalu kau ingin kemana sekarang?”

“Kamar. Aku lelah.”

“Cih, dengan keadaan seperti itu kau berusaha menipuku?”

Young Me dengan mata tertutup dan langkah sempoyongan berjalan ke arah dapur, berbeda dari tempat yang ia katakan.

Kyuhyun yang tertawa singkat karena merasa lucu sekaligus kesal berjalan mendekat lalu mengangkat gadis itu ke atas kedua tangannya.

Dan sebelum Young Me meronta, dia segera membawa kekasihnya ke dalam kamar.

“Orang bodoh pun akan tahu jika kau mabuk.”

Dia merebahkan Young Me dan menyelimutinya.

“Tidurlah, aku akan mengantarmu ke kantor besok pagi.”

Pria itu meraih ponsel serta kunci mobil yang tadi ia letakkan di atas meja di samping ranjang selagi menunggu kekasihnya itu pulang.

“Oppa...”

Namun Young Me yang masih setengah sadar menarik Kyuhyun, lalu melingkarkan kedua tangan ke leher pria itu dan menariknya lebih dekat.

“Oppa siapa yang kau maksud? Aku?”

Young Me hanya sesekali memanggilnya ‘oppa’, terutama saat gadis itu menginginkan sesuatu. Karena itulah dia bertanya.

“Siapa lagi?”

“Cih.”

“Cih. Kekasihku bodoh sekali.”

“Kau sebenarnya mabuk atau tidak, eoh?”

“Sudah kukatakan jika aku tidak mabuk, kan?”

“Kalau begitu bisakah kau berbicara dengan jelas? Jangan hanya bergumam.”

“Cho Kyuhyun!”

“Baiklah, baiklah. Tapi posisi tubuhku sangat tidak bagus, Young.”

Young Me yang menarik leher Kyuhyun membuat pria itu menggunakan kedua tangan sebagai penumpu di ranjang agar dia tidak menindih tubuh kekasihnya, sementara kedua kakinya masih menampak di atas lantai.

“Jika tidak ingin menarikku ke atas tempat tidur lebih baik lepaskan aku dan biarkan aku pulang.”

“Oppa.”

Gadis itu sekali lagi memanggilnya dengan nada pelan, lalu bergerak memberikan kecupan di pipi kirinya.

“Maaf.”

Ucapnya lagi.

Yang entah kenapa berhasil membuat Kyuhyun membeku. Ini tentu bukan pertama kalinya Young Me menciumnya, tapi kecupan singkat yang disertai kata ‘maaf’ itu membuatnya bungkam.

Walau dia juga tidak yakin untuk apa kata ‘maaf’ itu.

Kyuhyun sedikit menarik kepalanya menjauh guna menatap wajah Young Me. Mata gadis itu terpejam dan semakin lama nafasnya semakin teratur; dia tertidur.

“Teruslah begini. Melakukan sesuatu seperti tadi dan pergi tidur. Membuatku jadi tampak bodoh karena menebak-nebak maksudnya.”

Gerutunya singkat.

Dia melepas kaitan di lehernya, membenarkan selimut lalu mengecup pipi dan kening Young Me.


~TBC~ 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar