Author : Reni Retnowati (Park Hye Ri)
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters
Happy reading!
~
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters
Happy reading!
~
‘Ada
acara keluarga mendadak yang harus aku hadiri malam ini. Keluarga Kyuhyun,
keluarga besarnya. Apa yang harus aku kenakan?’
‘Kau
sudah beberapa kali bertemu dengan mereka. Jangan bersikap seakan ini pertama
kalinya.’
‘Aku
tetap saja merasa gugup, aku tidak ingin merusak penilaian mereka tentangku.
Apalagi ini keluarga besar.’
‘Pikirkan
saja sendiri. Kau yang mengenal mereka, kau yang mengerti bagaimana cara
membuat mereka menyukaimu.’
‘Haneul-ah.’
‘Baiklah.
Belikan aku makan siang dan aku akan membantumu.’
Young
Me mengambi selembar tisu di atas meja, menggulung dan melemparnya ke Haneul
yang juga tengah duduk di meja kerjanya.
Dia
lalu mengatakan kata ‘sialan’ dengan isyarat yang hanya direspon dengan
ekspresi ‘belikan aku makan siang atau jangan harap mendapatkan nasehat
dariku’.
Gadis
itu lalu kembali melihat ponselnya, membaca pesan lain yang dikirim Young Me.
‘Baiklah.
Aku akan menganggapnya sebagai hutang jika nasehatmu tidak berguna atau tidak
berhasil.’
‘Percayalah
padaku.’
Mereka
sengaja saling berkirim pesan padahal meja kerja mereka bersebelahan adalah
karena tidak ingin menganggu pegawai lain yang sedang bekerja.
~
“Yang
ini atau yang tadi?”
“Tidak
dua-duanya.”
“Ayolah,
kau terus mengatakan itu. Kyuhyun akan datang dua jam lagi.”
“Kau
memerlukan pendapatku atau tidak? Jika tidak aku akan pulang saja.”
Young
Me menatap nanar sang sahabat yang dengan santai merebahkan tubuh di atas
tempat tidur.
Sedang dirinya sibuk membongkar koleksi pakaian di lemari dan
terus-menerus menanyakan pendapat Haneul.
Seperti
kesalahan besar lainnya yang ia lakukan karena percaya dengan gadis itu.
“Bagaimana
jika kau kenakan gaun yang Kyuhyun belikan saat dia pergi ke Paris tahun lalu?
Kau tidak pernah mengenakannya, kan?”
Dan
akhirnya ada kalimat berharga serta memiliki makna yang Haneul ucapkan.
Berhasil menciptakan sedikit ekspresi puas di wajah Young Me.
Gadis
itu lalu kembali menilik isi wardrobe dan menemukan gaun yang dimaksud berada
di sudut lemari; memang belum pernah ia kenakan.
“Ini?
Lalu tas dan heels yang aku kenakan?”
“Kau
kan memiliki warna yang sama seperti gaun itu, atau kenakan saja warna yang
netral.”
“Baiklah.
Aku akan mencobanya.”
Young
Me melesat masuk ke dalam kamar mandi dengan gaun di tangannya.
Beberapa
menit kemudian dia keluar dan merapikan gaun yang tampak melekat dengan baik di
tubuhnya.
“Bagaimana?”
“Bagus.”
“Kau
bahkan belum melihatnya.”
Haneul
yang tengah memakan cemilan dan membolak-balik lembar majalah dengan malas
menggerakan kepala dan memperhatikan penampilan sang sahabat.
“Cantik.
Kau hanya harus mencocokkannya dengan tas serta sepatu heels milikmu.”
“Rambutku
bagaiamana? Atau riasan seperti apa yang harus aku gunakan?”
“Biar
aku yang mengurusnya.”
Haneul
menutup majalah di depannya dan mengambil cemilan lalu memakannya.
Setelah
itu, dia turun dari tempat tidur dan menyuruh sang sahabat untuk duduk di meja
rias.
~
Kyuhyun
sesekali mengeratkan genggamannya di tangan Young Me, sementara pandangannya
masih mengarah dan fokus ke jalanan.
“Kau
gugup?”
“Sedikit.
Seperti saat pertama kali bertemu keluargamu.”
“Benarkah?
Kau seharusnya sudah terbiasa dengan mereka, sayang.”
“Aku
berusaha.”
“Tapi
aku tidak menyangka kau masih sempat mempersiapkan diri padahal aku
memberitahumu mendadak tentang rencana ini.”
“Aku
tidak mempersiapkan apa-apa. Gaun ini gaun yang kau belikan tahun lalu,
sedangkan semua riasanku Haneul yang mengaturnya.”
“Sebenarnya
kau juga tidak perlu terlalu mempersiapkan diri. Mereka sudah mengenalmu jadi
tidak perlu khawatir dengan kesan pertama.”
“Aku
tetap harus selalu memberi kesan menarik di mata mereka, terutama memberikan
kesan sebagai kekasihmu.”
“Terima
kasih. Kau terkadang bersikap lebih dewasa dari usiamu.”
Kyuhyun
mengusap singkat kepala Young Me.
“Apa
aku biasanya kekanakkan di depanmu?”
“Biasanya?
Ya.”
“Aish.”
Young
Me melepas seatbelt saat mobil Kyuhyun memasuki pekarangan rumah besar keluarga
Cho.
Lalu
menunggu hingga Kyuhyun turun dan membukakan pintu untuknya.
“Untuk
malam ini kau mungkin akan bertemu beberapa anggota keluargaku untuk pertama
kali. Beberapa dari mereka belum sempat berkenalan denganmu, seperti beberapa
sepupuku.”
“Benarkah?
Beruntung aku mempersiapkan diriku malam ini, jadi aku tetap bisa memberikan
kesan baik untuk mereka.”
“Aku
sudah sering bercerita tentangmu, jadi secara tidak langsung mereka sudah
mengenal bagaimana kekasih seorang Cho Kyuhyun.”
Kyuhyun
mengaitkan tangan Young Me ke lengannya dan membawanya masuk.
Sebagian
besar keluarganya berada di halaman belakang rumah yang memang menjadi tempat
utama berkumpul.
Dan hanya ada beberapa orang yang berkumpul di ruang tengah
seperti sang kakak dari Kyuhyun; Ahra dan beberapa sepupunya.
Ahra
yang begitu melihat Young Me langsung menyambut hangat gadis itu, menariknya
agar ikut duduk di sofa lalu mulai memperkenalkan anggota keluarga yang belum
pernah bertemu dengannya.
Membuat
Kyuhyun merasa diacuhkan tiba-tiba, bahkan saat pria itu menghilang dan pergi
ke kamarnya tidak ada yang menyadari itu.
“Tidak
hanya anggota keluarga yang datang malam ini tapi teman dekat Kyuhyun juga
hadir, terutama mereka yang memang sangat dekat dengan keluarga kami.”
Ahra
menggandeng Young Me dan mengajaknya ke halaman belakang. Ada orang tua Kyuhyun
serta beberapa anggota keluarga yang sudah Young Me kenal.
Dia
menyempatkan diri menyapa kedua orang tua Kyuhyun sebelum mengikuti kemanapun
Ahra menariknya.
“Dia
Eun Ji, teman dekat Kyuhyun. Mereka bersahabat sejak di sekolah dasar.”
Hingga
Ahra memperkenalkan seorang gadis yang sebelumnya tengah berbincang dengan Hyun
Woo; sepupu dekat Ahra dan Kyuhyun.
“Ah,
senang berkenalan denganmu. Kyuhyun beberapa kali menyebut namamu. Park Young
Me, kan?”
Gadis
itu menampilkan senyum manisnya dan mengulurkan tangan.
Young
Me yang ikut tersenyum menyambut uluran tangannya.
“Kalau
begitu kalian berbincanglah.”
Ahra
menyentuh pundak Young Me lalu berlalu masuk ke dalam rumah.
Young
Me dengan sedikit canggung duduk di kursi yang berhadapan dengan Eun Ji.
“Senang
bertemu denganmu, Eun Ji-ssi. Akhirnya aku bisa bertemu dengan teman Kyuhyun
lainnya yang mungkin bisa aku tanyai tentang dia.”
“Hahaha,
apa kau ingin bertanya tentang semua keburukan Kyuhyun? Aku mengetahui sebagian
besarnya.”
“Kalian
sepertinya sangat dekat.”
“Begitulah.
Kami mengenal sejak sekolah dasar dan berada di satu sekolah yang sama hingga
sekolah menengah atas. Karena dia sering berkunjung ke rumahku, aku juga jadi
sering datang kemari dan menjadi cukup dekat dengan Hanna ajhumma dan Ahra
eonni.”
“Benarkah?
Kyuhyun sepertinya anak yang mudah bergaul.”
“Menurutku
justru dia sulit untuk didekati. Dia sering sekali membuat orang lain tidak
berani mendekatinya karena sikapnya yang terlalu jujur tentang segala hal. Misalnya
jika dia tidak menyukai seseorang dia akan langsung mengatakannya di hadapan
orang itu. Tapi sekali dia dekat dengan teman atau seseorang dia akan sangat
setia kawan dan menjaga mereka dengan baik.”
Young
Me menggangguk-anggukkan kepala sembari memutar-mutar ponsel. Sepertinya Eun Ji
lebih mengenal Kyuhyun, atau mungkin hanya penilaian Eun Ji terhadap Kyuhyun
yang berbeda dengan penilaiannya.
“Ya.
Mungkin dia memang seperti itu.”
Dia
seperti tidak bisa memikirkan kalimat lain untuk merespon.
Young
Me membalik badan hingga punggungnya bersandar di meja, dia mengedarkan
pandangan guna mencari dimana kekasihnya berada; dia baru sadar jika pria itu
tidak ada disekitarnya sejak mereka tiba tadi.
Karena
wajah pria itu tidak terlihat di halaman belakang, Young Me berniat mengetik
pesan untuknya sebelum dia muncul dari pintu yang mengarah ke halaman belakang
dengan ponsel menempel di telinga; dia sedang berbincang dengan seseorang.
Pria
itu tampak memperhatikan keadaan sekitar; seperti mencari seseorang? Dan saat
matanya bertemu pandang dengan Young Me dia tersenyum lalu berjalan mendekat
dengan masih berbicara dengan seseorang di sambungan teleponnya.
Kyuhyun
menarik kursi lain dan duduk di samping Young Me, sama-sama bersandar pada
meja, tangan kanannya masih memegang ponsel sementara tangan kirinya merogoh
saku celana dan mengeluarkan beberapa bungkus coklat berukuran kecil lalu
menyodorkannya pada sang kekasih.
Gadis
itu menerimanya, membuka satu bungkus dan menyuapkannya ke mulut Kyuhyun.
Membuat pria itu sedikit menatapnya sinis karena coklat itu sedikit
menganggunya saat berbicara.
“Ya,
aku akan mengurusnya besok. Dan jika kau tidak sedang sibuk kenapa kau tidak
datang kemari dan ikut makan malam bersama keluargaku? Dibanding kau sibuk
memikirkan gadis yang tidak bisa kau dapatkan itu.”
Kyuhyun
menoleh saat mendengar suara Young Me yang terkekeh. Gadis itu pasti tahu siapa
yang sedang berbincang dengannya.
“Ya
ya ya. Seorang Kim Heechul tidak akan mau disebut sebagai pengecut walaupun dia
jelas-jelas tidak seberani kata-katanya.”
“Aku
tahu, hyung.”
Jelas
dia sedikit tidak rela menyebut kata ‘hyung’ itu.
“Hm.
Sampai jumpa di kantor besok.”
Setelah
memutus panggilan Heechul, Kyuhyun membalik badan dan meletakkan ponsel ke atas
meja. Dan saat itulah dia baru menyadari kehadiran Eun Ji yang duduk di
seberangnya; lebih tepatnya di belakang posisi duduknya.
Dia
sepertinya tidak menyadari kehadiran gadis itu karena pandangannya sedari tadi
fokus ke Young Me dan juga karena posisi kursi Eun Ji yang terlalu di sudut.
“Hey,
nona Song. Aku pikir kau tidak akan datang kemari karena sibuk dengan proyek
penelitianmu.”
“Jangan
menyindirku.”
“Hanya
menggodamu, itu beda kan?”
Kyuhyun
tersenyum simpul dan menatap sang kekasih kemudian. Gadis itu yang paham dengan
maksud tatapannya, mengangguk dan tersenyum.
“Kami
sudah berkenalan. Ahra eonni yang memperkenalkan kami.”
Giliran
pria itu yang mengangguk dan kembali melihat Eun Ji. Mereka seperti mulai
membicarakan seseorang, mungkin teman mereka.
Young
Me karena tidak ingin mengganggu, memilih untuk beranjak dan menghampiri ibu
Kyuhyun lalu berbincang serta membantu wanita itu yang tengah mempersiapkan
makanan bersama bibi Kyuhyun serta Ahra.
Walau
beberapa kali dia masih sering sibuk melirik Kyuhyun guna mencari tahu apakah
pria itu masih disana dan berbincang dengan Eun Ji atau tidak.
Dan
selama hampir 30 menit hingga makan malam siap, mereka berdua memang masih
mengobrol. Bahkan setelah acara makan malam selesai dan orang-orang memilih
untuk bersantai menonton televisi di ruang tengah atau menikmati makanan
penutup, Kyuhyun dan Eun Ji masih bertahan di tempat dan melanjutkan
perbincangan.
Jika
dilihat dengan sekilas saja sudah sangat jelas jika mereka memang teman dekat.
Interaksi serta cara mereka merespon satu sama lain juga tampak santai.
Bahkan
mungkin jika orang yang tidak tahu, mereka akan menebak jika kedua orang itu
adalah pasangan kekasih.
“Apa
yang kau lakukan disini sendirian?”
Seseorang
yang tiba-tiba muncul dan menepuk pundak Young Me membuat gadis itu hampir
menjatuhkan coklat batangan yang ia pegang. Entah kenapa selalu ada coklat di tangannya.
“Sedang
menghabiskan coklat ini.”
Jawabnya
lalu tersenyum saat orang itu duduk di sampingnya.
“Sembari
memperhatikan kekasihmu?”
“Tidak,
oppa. Aku tidak suka menikmati cemilan di tengah banyak orang, karena itu aku
tidak ikut berkumpul di ruang tengah.”
“Kau
menjawab perkataanku dengan hal lain, Young.”
“Benarkah?
Aku tidak sadar itu.”
“Tapi
orang yang melihatmu akan menyadarinya.”
“Wah,
kau seperti peramal, oppa. Namamu bahkan sama seperti seorang peramal yang aku
tahu, Lee Hyun Woo.”
“Aku
tidak menganggap itu sebagai pujian.”
“Anggap
saja motivasi kalau begitu.”
“Kau
menyuruhku menjadi peramal?”
“Ya.
Kau sepertinya pintar menebak atau mengetahui sesuatu tanpa perlu orang lain
yang mengatakannya. Dan kau juga tampan, oppa. Jadi akan mudah mencari orang
yang mau menggunakan jasa ramalan darimu.”
“Terima
kasih untuk kata ‘tampan’ itu. Tapi untuk yang selebihnya, aku tidak akan segan
mengatakan ‘Tidak, terima kasih atas saranmu.’.”
Young
Me tertawa renyah dan kembali menikmati coklatnya.
“Ah,
aku baru sadar kau mengalihkan pembicaraan sedari tadi.”
“Memangnya
tadi kita membicarakan tentang apa?”
Ekspresi
datar Young Me membuat Hyun Woo gemas dan berlagak hendak memukul keningnya.
Sebelum dia bergerak menghindar seraya tersenyum lebar.
“Kita
membicarakan tentang kenapa kau berdiam diri disini dan hanya memperhatikan
Kyuhyun yang berbincang dengan Eun Ji. Kau cemburu?”
“Tidak.
Mereka kan hanya teman, kenapa aku harus cemburu?”
“Benar
juga. Kenapa kau harus cemburu? Lagipula
mereka kan hanya mengobrol.”
Entah
kenapa seperti ada nada sindiran di kalimat itu.
Yang
anenhnya membuat Young Me memikirkan hal lain.
Kyuhyun
saja tidak pernah menunjukkan kecemburuannya –secara ekstrem- saat Young Me melakukan
kebiasaannya flirting-nya dengan pria lain. Sekarang kenapa Young
Me harus merasa kesal saat Kyuhyun hanya berbincang biasa dengan gadis lain
yang dia tahu sebagai teman dekatnya?
“Jangan
menatapku, oppa. Kau bukannya peramal yang sangat pintar hingga bisa membaca
raut wajahku.”
“Tadi
kau sendiri yang menyebutku sebagai seorang peramal hebat.”
“Lupakan
saja itu.”
“Cih.”
Young
Me kembali tertawa karena respon Hyun Woo, sedikit merubah suasana hatinya.
“Jangan
tertawa terlalu keras. Kau akan mengganggu perbincangan mereka.”
Hyun
Woo melihat ke arah Kyuhyun dan Eun Ji, Young Me pun melakukan hal yang sama.
Dan mendapati Kyuhyun tengah menatap ke arahnya.
“Kalau
begitu aku akan melarikan diri saja.”
Young
Me beranjak dan segera masuk ke dalam. Dia berniat ikut berkumpul dengan yang
lain di ruang tamu, tapi sepertinya sebagian orang sudah pulang dan hanya ada
orang tua Kyuhyun serta para paman dari kekasihnya itu yang masih berbincang.
“Kyuhyun
ada dimana, Young?”
Pertanyaan
yang terlontar dari mulut ibu Kyuhyun saat melihat kehadiran Young Me.
“Di
halaman belakang, eommonim. Sedang berbincang dengan Eun Ji.”
“Benarkah?
Kalau begitu kau istirahatlah di kamar Kyuhyun, jika lelah.”
“Ne,
eommonim.”
Setelah
menyapa ayah serta paman Kyuhyun, Young Me menaiki tangga dan masuk ke kamar
Kyuhyun.
Perasaannya
semakin tenang saat menghirup aroma khas kamar; wangi parfum favorit pria itu.
Ini
sepertinya kali kelima dia masuk ke kamar ini, tapi ini pertama kalinya dia
sendirian karena biasanya dia masuk kemari hanya untuk membangunkan Kyuhyun
yang sedang tidur atau meminta pria itu turun karena sang ibu memanggilnya.
Young
Me mendekati meja belajar serta rak buku mini di sudut kamar. Tidak banyak
benda yang ada tersisa karena jelas semua benda milik Kyuhyun sudah berpindah
ke apartemen.
Yang
tersisa hanya beberapa buku lama yang covernya sudah tampak lusuh dan
figura-figura foto yang masih terpajang di atas meja.
“Dimana
dia menyimpan foto-foto masa kecilnya? Di apartemen tidak ada, disini juga. Apa
aku harus bertanya pada Ahra eonni?”
Dia
membuka laci-laci meja belajar yang ternyata isinya juga kosong.
“Ada
yang bisa aku bantu?”
Sebelum
sebuah suara menghentikan kegiatannya. Seseorang yang bersandar di ambang pintu
itu menatapnya.
“Kau
tahu aku sangat ingin melihat foto masa kecilmu, kan? Aku bahkan bertanya
setiap saat. Tapi kau tidak ingin menunjukkannya.”
“Untuk
apa kau memintanya? Ada aku di depanmu, yang lebih nyata dan lebih tampan dari
sebuah foto. Apa aku masih kurang?”
Kyuhyun
menutup pintu kamar dan mendekat.
“Lagipula
kau tidak akan menemukannya di kamar ini atau di apartemen karena aku memang
tidak menyimpan satupun. Jika memang kau benar-benar menginginkannya, aku akan
bawakan foto yang disimpan eomma, bagaimana?”
Dia
memeluk sang kekasih dan mengayun-ayunkan tubuh mereka, membuat Young Me
tertawa kecil.
“Kau
berjanji kan? Aku akan menagihnya nanti.”
“Ya,
tentu saja. Atau kau bisa langsung memintanya dari ibuku.”
“Aku
tidak berani mengatakannya.”
Young
Me mendongak dan berbicara pelan seakan tidak ingin ada orang lain yang
mendengarnya.
“Itu
hanya sebuah foto. Kenapa harus takut? Kau tidak akan diharuskan mengisi
formulir tertentu atau membayar uang.”
“Jika
aku bisa mendapatkannya darimu kenapa harus merepotkan eommonim?”
“Kau
pikir kau tidak merepotkanku saat meminta hal seperti itu?”
“Tapi
kau pasti akan melakukannya walaupun itu merepotkan. Benarkan?”
“Ya
itu karena aku tidak memiliki pilihan lain.”
“Aku
tahu kau akan mengatakan itu.”
Young
Me melepas pelukan Kyuhyun, lalu menarik kursi di dekat meja belajar dan duduk
disana.
“Temanmu
sudah pulang?”
“Sudah.
Kau juga ingin pulang?”
“Terang-terangan
sekali kau mengusirku.”
“Bukan
begitu. Ini bukan di rumahmu atau apartemenku, kita tidak bisa bebas disini.”
“Memangnya
kau ingin melakukan apa hingga harus mencari tempat lain, tuan Cho?”
Young
Me menepuk pipi Kyuhyun yang berdiri dan bersandar di meja belajar.
“Kau
jangan berpikiran mesum, sayang. Jika kita disini dan berisik seperti tertawa
atau sejenisnya, itu akan mengganggu orang tuaku. Lagipula kau harus ikut
meeting kan besok pagi, jadi kau harus tidur lebih awal.”
“Kau
pintar mencari alasan.”
Kyuhyun
tersenyum seakan mengatakan ‘aku memang pintar’.
Dia
lalu menggenggam tangan Young Me dan mengajaknya keluar kamar untuk berpamitan
dengan orang tua pria itu.
~
“Pria
kedua.”
“Ketiga.”
“Keempat.”
“Kelima,
Young.”
“Hitung
sampai pria ke-sepuluh, setelah itu kita kembali ke kantor.”
“Eh?
Aku kan menghitungnya karena kau, bodoh.”
“Apa
urusannya denganku?”
“Tidak
biasanya kau diam saat ada di tempat umum seperti ini. Karena itu aku sedari
tadi mengitung setiap pria tampan yang masuk ke kemari agar kau melihat
mereka.”
“Aku
tidak paham.”
“Kau
kan biasanya selalu menyalakan radar saat ada pria menarik, kau akan selalu
memperhatikan mereka. Melihat setiap detail yang ada pada para pria itu, atau
bahkan bertindak dengan langsung menyapa mereka.”
“Kau
selalu melakukan itu dan sekarang kau hanya diam dan menganggap makananmu
adalah hal paling menarik yang pernah ada di bumi. Kau juga bersikap biasa saja
saat bertemu manajer Kim di rapat tadi. Itu aneh menurutku.”
“Benarkah?
Apa aku seperti itu?”
Dia
memainkan garpu di tangan dan menatap kosong pada Haneul.
“Kau
tidak sadar?”
“Tidak.
Sepertinya aku sibuk memikirkan hal lain.”
“Kau
selalu memikirkan sesuatu tidak pada tempatnya.”
“Kau
ingin kembali ke kantor sekarang?”
Haneul
meminum habis jusnya lalu menyendok sedikit coklat cake milik Young Me dan
memakannya.
“Aku
masih ingin disini, waktu makan siang masih ada satu jam kan?”
“Ya.
Kalau begitu aku akan pergi lebih dulu.”
“Baiklah.”
Sebenarnya
dia juga sadar jika dia mulai bersikap berbeda akhir-akhir ini.
Dia
menjadi lebih pendiam dan tidak seaktif biasanya. Sekarang bahkan dia mulai
kehilangan minat untuk sekedar pergi keluar bertemu teman-teman atau hanya
untuk menikmati waktunya sendiri di luar rumah.
Jangankan
dia, Kyuhyun pun beberapa kali menggoda serta mengatakan heran dengan perubahan
sikapnya itu.
“Pria
itu akan semakin sering mendapatkan bahan untuk menjahiliku.”
Young
Me meraih ponsel dan mulai mengetik pesan untuk Kyuhyun. Dia memang semakin
sering memikirkan Kyuhyun, dan setiap kali dia melakukannya dia akan mengirim
pesan atau menghubungi Kyuhyun.
Lalu
saat pria itu bertanya kenapa dia akhir-akhir ini lebih sering menghubunginya
lebih dulu, Young Me akan langsung memutus panggilan telepon dan membuat
Kyuhyun berbalik menghubunginya.
Tapi
terkadang juga Kyuhyun mengirim pesan atau menghubunginya saat dia memikirkan
pria itu. Dia seperti memiliki indera ke-enam.
‘Apa
yang sedang kau lakukan? Dan bagaimana dengan makan siangmu?’
Seperti
saat ini. Belum sempat Young Me mengirim pesan yang sudah ia ketik, ponselnya
sudah bergetar karena panggilan dari Kyuhyun.
“Hei,
aku baru saja berniat mengirim pesan.”
“Aku
tahu. Karena itu aku menghubungimu. Apa kau kebetulan sedang makan siang? Aku
baru melihat Haneul.”
Young
Me yang spontan menggerakan kepala guna mencari keberadaan haneul yang
sepertinya memang sudah keluar dari restoran justru menemukan kekasihnya
berdiri di seberang jalan.
Pria
yang ia lihat dari kaca itu tampak juga tengah memperhatikan restoran tempatnya
berada sekarang. Mungkin Kyuhyun memang sempat melihat Haneul keluar dari
restoran tadi.
“Aku
ada di restoran yang sedang kau perhatikan.”
Jawab
Young me kemudian sebelum terkekeh karena tingkah Kyuhyun yang tampak lucu di
matanya.
“Ah,
benarkah? Kalau begitu tetap disitu, aku akan kesana.”
Belum
sempat Young me merespon Kyuhyun sudah lebih dulu mematikan sambungan telepon.
Membuat Young sekarang menatap kesal ke arah kekasihnya itu.
Pria
itu tampak kembali masuk ke dalam cafe di belakangnya lalu tidak lama kemudian
keluar dengan seseorang. Seseorang yang sepertinya wajahnya tidak asing bagi
Young me.
Wanita
itu mengatakan sesuatu dan kemudian memegang lengan Kyuhyun saat pria itu
mengajaknya menyeberangi jalan.
Mata
Young Me yang tidak lepas dari gerak-gerik mereka berdua terus memperhatikan
wanita berpakaian kantoran itu; berusaha mengingat wajahnya.
“Ah,
Eun Ji.”
Dan
nama itu yang langsung meluncur keluar dari bibirnya setelah Kyuhyun dan Eun Ji
semakin dekat.
Mereka
berdua lalu masuk ke dalam restoran. Kyuhyun yang mengedarkan pandangan
mendapati Young me melambai ke arahnya dari sudut restoran.
Senyuman
yang langsung mengembang di wajah Kyuhyun menular ke Young Me. Gadis itu
mengambil blazer yang ia letakan di kursi samping agar Kyuhyun bisa duduk
disana.
Kyuhyun
berjalan ke arah Young me diikuti Eun Ji di belakangnya. Pria itu mengusap
rambut Young Me setelah dia duduk.
“Kau
sudah makan siang?”
Satu
pertanyaan yang dilempar ke satu sama lain, bahkan mengucapkannya pun
bersamaan.
Kyuhyun
tertawa singkat dan melihat Eun Ji yang duduk di depan Young Me.
“Kami
baru saja selesai makan siang dan akan kembali ke kantor.”
“Hai, Eun Ji-ssi.”
Young
Me menyapa saat Kyuhyun dan Eun Ji sama-sama melihatnya.
“Hai,
Young Me-ssi. Kita tidak banyak berbincang saat pertama kali bertemu tempo
hari.”
“Tidak
akan ada juga topik menarik yang bisa kau bicarakan bersama kekasihku, Eun
Ji-ah.”
“Kenapa
kau mengatakan itu. Dia kekasihmu.”
“Dia
memang selalu seperti ini. Baginya, menjahiliku lebih menarik untuk dilakukan daripada
memuji.”
Kyuhyun
mengangguk; memberikan respon yang kooperatif untuk kekasihnya.
Pria
itu memang selalu menikmati ekspresi kesal sang kekaish. Lagipula dia sudah
melihat ekspresi itu selama bertahun-tahun, dia sudah tahu bagaimana mengatasi
sang kekasih.
“Kalian
memang berencana pergi makan bersama?”
“Tidak.
Kebetulan kami bertemu dan juga karena cafe di seberang sana adalah tempat yang
sering kami kunjungi bersama dulu.”
Kyuhyun
meminum jus milik Young Me sebelum akhirnya melihat sang kekasih yang tengah bertukar
senyum dengan Eun Ji.
Dia
seakan baru menyadari arti dari pertanyaan Young Me. Apa gadis itu cemburu?
“Kau
kenapa masih disini dan tidak kembali bersama Haneul tadi?”
“Waktu
makan siang kan masih ada, dibanding aku harus mendapat waktu tambahan untuk
melihat wajah orang-orang yang sama di kantor lebih baik aku menunggu disini.”
Dia
sadar jawabannya aneh.
“Apa
tidak ada lagi karyawan magang yang tampan?”
“Tidak
ada. Karyawan magang yang baru akan datang lusa.”
Young
Me merespon dengan baik kalimat Kyuhyun yang memang tengah menjahilinya.
Sementara
Eun Ji melihat dengan tatapan lucu bercampur heran. Pasangan di depannya ini
tampak sangat serasi, bahkan saat mereka saling berdebat ringan seperti ini.
Kyuhyun
meletakkan jas hitam ke pangkuan Young Me setelah dia mengatakan ingin ke
toilet.
“Kyuhyun
mengatakan tentang proyek penelitian yang sedang kau lakukan saat makan malam
tempo hari. Proyek apa yang sedang kau lakukan Eun Ji-ssi?”
“Penelitian
yang berhubungan dengan pekerjaanku, penelitian yang membosankan menurut
Kyuhyun. Pria itu bahkan akan selalu mengejekku karena kegiatanku itu setiap
kali kami bertemu.”
“Dia
memang senang menjahili semua orang.”
“Benar.
Tapi aku senang setidaknya ada gadis yang bertahan menjalin hubungan
dengannya.”
“Mungkin
aku bisa kehabisan kesabaran jika tidak bisa mencari cara untuk mengimbangi
tingkahnya.”
“Ya,
aku bisa melihat itu. Kau sepertinya sudah terlatih menanganinya.”
“Tapi
boleh aku bertanya satu hal yang sedikit pribadi?”
Young
Me tanpa sadar sedikit mencondongkan tubuh ke depan.
“Apakah
kau sudah memiliki kekasih? Atau mungkin Kyuhyun pernah mencoba mengenalkan
seseorang padamu?”
“Kekasih?
Sepertinya aku terlalu sibuk hingga tidak memiliki waktu untuk mendapatkan
seorang kekasih.”
Eun
Ji tertawa singkat saat mendapati ekspresi Young Me yang seperti tidak percaya
dengan ucapannya.
“Aku
tidak terlalu suka bertemu banyak orang, terutama untuk pertama kalinya. Nilai
sosialisaku sedikit buruk memang.”
“Lalu
Kyuhyun pernah mencoba mengenalkan seseorang?”
“Dia
pernah menjanjikan itu beberapa kali tapi tidak pernah melakukannya. Dia hanya
akan mengatakan jika aku tetap tidak akan memiliki kekasih walaupun dia
mengenalkan banyak pria.”
“Wah.
Dia sekejam itu?”
“Lebih
dari yang bisa kau bayangkan.”
“Kalian
membicarakan tentangku?”
Kyuhyun
yang tiba-tiba sudah muncul menghentikan Young Me yang berniat bertanya tentang
hal lain.
Gadis
itu menggeleng dan memperhatikan ponselnya yang bergetar.
“Ah,
aku harus kembali ke kantor. Waktu makan siang sudah habis.”
Ucapnya
kemudian.
“Kau
tiba-tiba mengatakan itu saat aku baru saja kembali duduk?”
Pria
itu. Tiba-tiba bisa berubah menjadi anak kecil, seperti saat ini.
“Kau
yang menghabiskan waktu terlalu lama di toilet, Kyuhyun-ssi.”
Young
Me menyodorkan jas Kyuhyun lalu berdiri.
“Sampa
jumpa lain kali, Eun Ji-ssi. Maaf aku harus pergi lebih dulu.”
“Tentu
saja.”
Eun
Ji membalas senyuman Young Me dan kemudian melihat Kyuhyun yang masih berdiam
di kursinya.
“Kau
tidak ingin mengantar kekasihmu, Cho?”
Kyuhyun
yang memang sepertinya menunggu kalimat itu –dari mulut Young Me sebenarnya-
berdiri dan berpura-pura seakan tidak berminat untuk hanya sekedar mengantar
Young Me keluar cafe.
“Tidak mengatakan apapun?”
Kyuhyun yang langsung membukakan pintu mobil untuk
Young Me terus memasang wajah datarnya.
“Tidak. Aku sebenarnya hanya berminat untuk menciummu,
tapi sayangnya kita sedang ada di tempat umum.”
“Cih. Kalau begitu pergilah sana, kau juga tidak ingin
berlama-lama melihat wajahku, kan?”
Young Me melewati tangan Kyuhyun yang masih pria itu
letakkan di atas mobil, dia masuk dan duduk di kursi kemudi.
Tangannya berniat menutup pintu mobil yang masih
senantiasa ditahan oleh sang kekasih.
“Kau tidak ingin menyingkirkan tanganmu, Cho?”
Dia mendongak, menatap Kyuhyun yang masih terdiam di
samping mobilnya. Tatapan pria itu juga entah mengarah kemana.
“Aku akan menghubungimu nanti.”
Pria itu –yang sepertinya selesai memikirkan sesuatu-
menunduk dan mengecup sekilas bibirnya lalu menutup pintu mobil. Dia lalu
berjalan kembali ke dalam.
Membiarkan Young Me yang masih bingung dengan
tingkahnya.
Dia memang aneh akhir-akhir ini, tapi sepertinya
Kyuhyun bertingkah lebih aneh darinya.
~TBC~
Ehe dicium. Bukkkkkk fighting yaaaahhh. Buat yg seruuu hahah 😘😘😀😀😁😂
BalasHapus