Sabtu, 11 Maret 2017

Stop Flirting #3

Author : Reni Retnowati (Park Hye Ri)
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters


Happy reading!

~

‘Ada acara keluarga mendadak yang harus aku hadiri malam ini. Keluarga Kyuhyun, keluarga besarnya. Apa yang harus aku kenakan?’

‘Kau sudah beberapa kali bertemu dengan mereka. Jangan bersikap seakan ini pertama kalinya.’

‘Aku tetap saja merasa gugup, aku tidak ingin merusak penilaian mereka tentangku. Apalagi ini keluarga besar.’

‘Pikirkan saja sendiri. Kau yang mengenal mereka, kau yang mengerti bagaimana cara membuat mereka menyukaimu.’

‘Haneul-ah.’

‘Baiklah. Belikan aku makan siang dan aku akan membantumu.’

Young Me mengambi selembar tisu di atas meja, menggulung dan melemparnya ke Haneul yang juga tengah duduk di meja kerjanya.

Dia lalu mengatakan kata ‘sialan’ dengan isyarat yang hanya direspon dengan ekspresi ‘belikan aku makan siang atau jangan harap mendapatkan nasehat dariku’.

Gadis itu lalu kembali melihat ponselnya, membaca pesan lain yang dikirim Young Me.

‘Baiklah. Aku akan menganggapnya sebagai hutang jika nasehatmu tidak berguna atau tidak berhasil.’

‘Percayalah padaku.’

Mereka sengaja saling berkirim pesan padahal meja kerja mereka bersebelahan adalah karena tidak ingin menganggu pegawai lain yang sedang bekerja.

~

“Yang ini atau yang tadi?”

“Tidak dua-duanya.”

“Ayolah, kau terus mengatakan itu. Kyuhyun akan datang dua jam lagi.”

“Kau memerlukan pendapatku atau tidak? Jika tidak aku akan pulang saja.”

Young Me menatap nanar sang sahabat yang dengan santai merebahkan tubuh di atas tempat tidur. 

Sedang dirinya sibuk membongkar koleksi pakaian di lemari dan terus-menerus menanyakan pendapat Haneul.

Seperti kesalahan besar lainnya yang ia lakukan karena percaya dengan gadis itu.

“Bagaimana jika kau kenakan gaun yang Kyuhyun belikan saat dia pergi ke Paris tahun lalu? Kau tidak pernah mengenakannya, kan?”

Dan akhirnya ada kalimat berharga serta memiliki makna yang Haneul ucapkan. Berhasil menciptakan sedikit ekspresi puas di wajah Young Me.

Gadis itu lalu kembali menilik isi wardrobe dan menemukan gaun yang dimaksud berada di sudut lemari; memang belum pernah ia kenakan.

“Ini? Lalu tas dan heels yang aku kenakan?”

“Kau kan memiliki warna yang sama seperti gaun itu, atau kenakan saja warna yang netral.”

“Baiklah. Aku akan mencobanya.”

Young Me melesat masuk ke dalam kamar mandi dengan gaun di tangannya.

Beberapa menit kemudian dia keluar dan merapikan gaun yang tampak melekat dengan baik di tubuhnya.

“Bagaimana?”

“Bagus.”

“Kau bahkan belum melihatnya.”

Haneul yang tengah memakan cemilan dan membolak-balik lembar majalah dengan malas menggerakan kepala dan memperhatikan penampilan sang sahabat.

“Cantik. Kau hanya harus mencocokkannya dengan tas serta sepatu heels milikmu.”

“Rambutku bagaiamana? Atau riasan seperti apa yang harus aku gunakan?”

“Biar aku yang mengurusnya.”

Haneul menutup majalah di depannya dan mengambil cemilan lalu memakannya.

Setelah itu, dia turun dari tempat tidur dan menyuruh sang sahabat untuk duduk di meja rias.

~

Kyuhyun sesekali mengeratkan genggamannya di tangan Young Me, sementara pandangannya masih mengarah dan fokus ke jalanan.

“Kau gugup?”

“Sedikit. Seperti saat pertama kali bertemu keluargamu.”

“Benarkah? Kau seharusnya sudah terbiasa dengan mereka, sayang.”

“Aku berusaha.”

“Tapi aku tidak menyangka kau masih sempat mempersiapkan diri padahal aku memberitahumu mendadak tentang rencana ini.”

“Aku tidak mempersiapkan apa-apa. Gaun ini gaun yang kau belikan tahun lalu, sedangkan semua riasanku Haneul yang mengaturnya.”

“Sebenarnya kau juga tidak perlu terlalu mempersiapkan diri. Mereka sudah mengenalmu jadi tidak perlu khawatir dengan kesan pertama.”

“Aku tetap harus selalu memberi kesan menarik di mata mereka, terutama memberikan kesan sebagai kekasihmu.”

“Terima kasih. Kau terkadang bersikap lebih dewasa dari usiamu.”

Kyuhyun mengusap singkat kepala Young Me.

“Apa aku biasanya kekanakkan di depanmu?”

“Biasanya? Ya.”

“Aish.”

Young Me melepas seatbelt saat mobil Kyuhyun memasuki pekarangan rumah besar keluarga Cho.

Lalu menunggu hingga Kyuhyun turun dan membukakan pintu untuknya.

“Untuk malam ini kau mungkin akan bertemu beberapa anggota keluargaku untuk pertama kali. Beberapa dari mereka belum sempat berkenalan denganmu, seperti beberapa sepupuku.”

“Benarkah? Beruntung aku mempersiapkan diriku malam ini, jadi aku tetap bisa memberikan kesan baik untuk mereka.”

“Aku sudah sering bercerita tentangmu, jadi secara tidak langsung mereka sudah mengenal bagaimana kekasih seorang Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun mengaitkan tangan Young Me ke lengannya dan membawanya masuk.

Sebagian besar keluarganya berada di halaman belakang rumah yang memang menjadi tempat utama berkumpul. 

Dan hanya ada beberapa orang yang berkumpul di ruang tengah seperti sang kakak dari Kyuhyun; Ahra dan beberapa sepupunya.

Ahra yang begitu melihat Young Me langsung menyambut hangat gadis itu, menariknya agar ikut duduk di sofa lalu mulai memperkenalkan anggota keluarga yang belum pernah bertemu dengannya.

Membuat Kyuhyun merasa diacuhkan tiba-tiba, bahkan saat pria itu menghilang dan pergi ke kamarnya tidak ada yang menyadari itu.

“Tidak hanya anggota keluarga yang datang malam ini tapi teman dekat Kyuhyun juga hadir, terutama mereka yang memang sangat dekat dengan keluarga kami.”

Ahra menggandeng Young Me dan mengajaknya ke halaman belakang. Ada orang tua Kyuhyun serta beberapa anggota keluarga yang sudah Young Me kenal.

Dia menyempatkan diri menyapa kedua orang tua Kyuhyun sebelum mengikuti kemanapun Ahra menariknya.

“Dia Eun Ji, teman dekat Kyuhyun. Mereka bersahabat sejak di sekolah dasar.”

Hingga Ahra memperkenalkan seorang gadis yang sebelumnya tengah berbincang dengan Hyun Woo; sepupu dekat Ahra dan Kyuhyun.

“Ah, senang berkenalan denganmu. Kyuhyun beberapa kali menyebut namamu. Park Young Me, kan?”

Gadis itu menampilkan senyum manisnya dan mengulurkan tangan.

Young Me yang ikut tersenyum menyambut uluran tangannya.

“Kalau begitu kalian berbincanglah.”

Ahra menyentuh pundak Young Me lalu berlalu masuk ke dalam rumah.

Young Me dengan sedikit canggung duduk di kursi yang berhadapan dengan Eun Ji.

“Senang bertemu denganmu, Eun Ji-ssi. Akhirnya aku bisa bertemu dengan teman Kyuhyun lainnya yang mungkin bisa aku tanyai tentang dia.”

“Hahaha, apa kau ingin bertanya tentang semua keburukan Kyuhyun? Aku mengetahui sebagian besarnya.”
“Kalian sepertinya sangat dekat.”

“Begitulah. Kami mengenal sejak sekolah dasar dan berada di satu sekolah yang sama hingga sekolah menengah atas. Karena dia sering berkunjung ke rumahku, aku juga jadi sering datang kemari dan menjadi cukup dekat dengan Hanna ajhumma dan Ahra eonni.”

“Benarkah? Kyuhyun sepertinya anak yang mudah bergaul.”

“Menurutku justru dia sulit untuk didekati. Dia sering sekali membuat orang lain tidak berani mendekatinya karena sikapnya yang terlalu jujur tentang segala hal. Misalnya jika dia tidak menyukai seseorang dia akan langsung mengatakannya di hadapan orang itu. Tapi sekali dia dekat dengan teman atau seseorang dia akan sangat setia kawan dan menjaga mereka dengan baik.”

Young Me menggangguk-anggukkan kepala sembari memutar-mutar ponsel. Sepertinya Eun Ji lebih mengenal Kyuhyun, atau mungkin hanya penilaian Eun Ji terhadap Kyuhyun yang berbeda dengan penilaiannya.

“Ya. Mungkin dia memang seperti itu.”

Dia seperti tidak bisa memikirkan kalimat lain untuk merespon.

Young Me membalik badan hingga punggungnya bersandar di meja, dia mengedarkan pandangan guna mencari dimana kekasihnya berada; dia baru sadar jika pria itu tidak ada disekitarnya sejak mereka tiba tadi.

Karena wajah pria itu tidak terlihat di halaman belakang, Young Me berniat mengetik pesan untuknya sebelum dia muncul dari pintu yang mengarah ke halaman belakang dengan ponsel menempel di telinga; dia sedang berbincang dengan seseorang.

Pria itu tampak memperhatikan keadaan sekitar; seperti mencari seseorang? Dan saat matanya bertemu pandang dengan Young Me dia tersenyum lalu berjalan mendekat dengan masih berbicara dengan seseorang di sambungan teleponnya.

Kyuhyun menarik kursi lain dan duduk di samping Young Me, sama-sama bersandar pada meja, tangan kanannya masih memegang ponsel sementara tangan kirinya merogoh saku celana dan mengeluarkan beberapa bungkus coklat berukuran kecil lalu menyodorkannya pada sang kekasih.

Gadis itu menerimanya, membuka satu bungkus dan menyuapkannya ke mulut Kyuhyun. Membuat pria itu sedikit menatapnya sinis karena coklat itu sedikit menganggunya saat berbicara.

“Ya, aku akan mengurusnya besok. Dan jika kau tidak sedang sibuk kenapa kau tidak datang kemari dan ikut makan malam bersama keluargaku? Dibanding kau sibuk memikirkan gadis yang tidak bisa kau dapatkan itu.”

Kyuhyun menoleh saat mendengar suara Young Me yang terkekeh. Gadis itu pasti tahu siapa yang sedang berbincang dengannya.

“Ya ya ya. Seorang Kim Heechul tidak akan mau disebut sebagai pengecut walaupun dia jelas-jelas tidak seberani kata-katanya.”

“Aku tahu, hyung.”

Jelas dia sedikit tidak rela menyebut kata ‘hyung’ itu.

“Hm. Sampai jumpa di kantor besok.”

Setelah memutus panggilan Heechul, Kyuhyun membalik badan dan meletakkan ponsel ke atas meja. Dan saat itulah dia baru menyadari kehadiran Eun Ji yang duduk di seberangnya; lebih tepatnya di belakang posisi duduknya.

Dia sepertinya tidak menyadari kehadiran gadis itu karena pandangannya sedari tadi fokus ke Young Me dan juga karena posisi kursi Eun Ji yang terlalu di sudut.

“Hey, nona Song. Aku pikir kau tidak akan datang kemari karena sibuk dengan proyek penelitianmu.”

“Jangan menyindirku.”

“Hanya menggodamu, itu beda kan?”

Kyuhyun tersenyum simpul dan menatap sang kekasih kemudian. Gadis itu yang paham dengan maksud tatapannya, mengangguk dan tersenyum.

“Kami sudah berkenalan. Ahra eonni yang memperkenalkan kami.”

Giliran pria itu yang mengangguk dan kembali melihat Eun Ji. Mereka seperti mulai membicarakan seseorang, mungkin teman mereka.

Young Me karena tidak ingin mengganggu, memilih untuk beranjak dan menghampiri ibu Kyuhyun lalu berbincang serta membantu wanita itu yang tengah mempersiapkan makanan bersama bibi Kyuhyun serta Ahra.

Walau beberapa kali dia masih sering sibuk melirik Kyuhyun guna mencari tahu apakah pria itu masih disana dan berbincang dengan Eun Ji atau tidak.

Dan selama hampir 30 menit hingga makan malam siap, mereka berdua memang masih mengobrol. Bahkan setelah acara makan malam selesai dan orang-orang memilih untuk bersantai menonton televisi di ruang tengah atau menikmati makanan penutup, Kyuhyun dan Eun Ji masih bertahan di tempat dan melanjutkan perbincangan.

Jika dilihat dengan sekilas saja sudah sangat jelas jika mereka memang teman dekat. Interaksi serta cara mereka merespon satu sama lain juga tampak santai. 

Bahkan mungkin jika orang yang tidak tahu, mereka akan menebak jika kedua orang itu adalah pasangan kekasih.

“Apa yang kau lakukan disini sendirian?”

Seseorang yang tiba-tiba muncul dan menepuk pundak Young Me membuat gadis itu hampir menjatuhkan coklat batangan yang ia pegang. Entah kenapa selalu ada coklat di tangannya.

“Sedang menghabiskan coklat ini.”

Jawabnya lalu tersenyum saat orang itu duduk di sampingnya.

“Sembari memperhatikan kekasihmu?”

“Tidak, oppa. Aku tidak suka menikmati cemilan di tengah banyak orang, karena itu aku tidak ikut berkumpul di ruang tengah.”

“Kau menjawab perkataanku dengan hal lain, Young.”

“Benarkah? Aku tidak sadar itu.”

“Tapi orang yang melihatmu akan menyadarinya.”

“Wah, kau seperti peramal, oppa. Namamu bahkan sama seperti seorang peramal yang aku tahu, Lee Hyun Woo.”

“Aku tidak menganggap itu sebagai pujian.”

“Anggap saja motivasi kalau begitu.”

“Kau menyuruhku menjadi peramal?”

“Ya. Kau sepertinya pintar menebak atau mengetahui sesuatu tanpa perlu orang lain yang mengatakannya. Dan kau juga tampan, oppa. Jadi akan mudah mencari orang yang mau menggunakan jasa ramalan darimu.”

“Terima kasih untuk kata ‘tampan’ itu. Tapi untuk yang selebihnya, aku tidak akan segan mengatakan ‘Tidak, terima kasih atas saranmu.’.”

Young Me tertawa renyah dan kembali menikmati coklatnya.

“Ah, aku baru sadar kau mengalihkan pembicaraan sedari tadi.”

“Memangnya tadi kita membicarakan tentang apa?”

Ekspresi datar Young Me membuat Hyun Woo gemas dan berlagak hendak memukul keningnya. Sebelum dia bergerak menghindar seraya tersenyum lebar.

“Kita membicarakan tentang kenapa kau berdiam diri disini dan hanya memperhatikan Kyuhyun yang berbincang dengan Eun Ji. Kau cemburu?”

“Tidak. Mereka kan hanya teman, kenapa aku harus cemburu?”

“Benar juga. Kenapa kau harus cemburu?  Lagipula mereka kan hanya mengobrol.”

Entah kenapa seperti ada nada sindiran di kalimat itu.

Yang anenhnya membuat Young Me memikirkan hal lain.

Kyuhyun saja tidak pernah menunjukkan kecemburuannya –secara ekstrem- saat Young Me melakukan kebiasaannya flirting-nya dengan pria lain. Sekarang kenapa Young Me harus merasa kesal saat Kyuhyun hanya berbincang biasa dengan gadis lain yang dia tahu sebagai teman dekatnya?

“Jangan menatapku, oppa. Kau bukannya peramal yang sangat pintar hingga bisa membaca raut wajahku.”

“Tadi kau sendiri yang menyebutku sebagai seorang peramal hebat.”

“Lupakan saja itu.”

“Cih.”

Young Me kembali tertawa karena respon Hyun Woo, sedikit merubah suasana hatinya.

“Jangan tertawa terlalu keras. Kau akan mengganggu perbincangan mereka.”

Hyun Woo melihat ke arah Kyuhyun dan Eun Ji, Young Me pun melakukan hal yang sama. Dan mendapati Kyuhyun tengah menatap ke arahnya.

“Kalau begitu aku akan melarikan diri saja.”

Young Me beranjak dan segera masuk ke dalam. Dia berniat ikut berkumpul dengan yang lain di ruang tamu, tapi sepertinya sebagian orang sudah pulang dan hanya ada orang tua Kyuhyun serta para paman dari kekasihnya itu yang masih berbincang.

“Kyuhyun ada dimana, Young?”

Pertanyaan yang terlontar dari mulut ibu Kyuhyun saat melihat kehadiran Young Me.

“Di halaman belakang, eommonim. Sedang berbincang dengan Eun Ji.”

“Benarkah? Kalau begitu kau istirahatlah di kamar Kyuhyun, jika lelah.”

“Ne, eommonim.”

Setelah menyapa ayah serta paman Kyuhyun, Young Me menaiki tangga dan masuk ke kamar Kyuhyun.
Perasaannya semakin tenang saat menghirup aroma khas kamar; wangi parfum favorit pria itu.

Ini sepertinya kali kelima dia masuk ke kamar ini, tapi ini pertama kalinya dia sendirian karena biasanya dia masuk kemari hanya untuk membangunkan Kyuhyun yang sedang tidur atau meminta pria itu turun karena sang ibu memanggilnya.

Young Me mendekati meja belajar serta rak buku mini di sudut kamar. Tidak banyak benda yang ada tersisa karena jelas semua benda milik Kyuhyun sudah berpindah ke apartemen.

Yang tersisa hanya beberapa buku lama yang covernya sudah tampak lusuh dan figura-figura foto yang masih terpajang di atas meja.

“Dimana dia menyimpan foto-foto masa kecilnya? Di apartemen tidak ada, disini juga. Apa aku harus bertanya pada Ahra eonni?”

Dia membuka laci-laci meja belajar yang ternyata isinya juga kosong.

“Ada yang bisa aku bantu?”

Sebelum sebuah suara menghentikan kegiatannya. Seseorang yang bersandar di ambang pintu itu menatapnya.

“Kau tahu aku sangat ingin melihat foto masa kecilmu, kan? Aku bahkan bertanya setiap saat. Tapi kau tidak ingin menunjukkannya.”

“Untuk apa kau memintanya? Ada aku di depanmu, yang lebih nyata dan lebih tampan dari sebuah foto. Apa aku masih kurang?”

Kyuhyun menutup pintu kamar dan mendekat.

“Lagipula kau tidak akan menemukannya di kamar ini atau di apartemen karena aku memang tidak menyimpan satupun. Jika memang kau benar-benar menginginkannya, aku akan bawakan foto yang disimpan eomma, bagaimana?”

Dia memeluk sang kekasih dan mengayun-ayunkan tubuh mereka, membuat Young Me tertawa kecil.

“Kau berjanji kan? Aku akan menagihnya nanti.”

“Ya, tentu saja. Atau kau bisa langsung memintanya dari ibuku.”

“Aku tidak berani mengatakannya.”

Young Me mendongak dan berbicara pelan seakan tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya.

“Itu hanya sebuah foto. Kenapa harus takut? Kau tidak akan diharuskan mengisi formulir tertentu atau membayar uang.”

“Jika aku bisa mendapatkannya darimu kenapa harus merepotkan eommonim?”

“Kau pikir kau tidak merepotkanku saat meminta hal seperti itu?”

“Tapi kau pasti akan melakukannya walaupun itu merepotkan. Benarkan?”

“Ya itu karena aku tidak memiliki pilihan lain.”

“Aku tahu kau akan mengatakan itu.”

Young Me melepas pelukan Kyuhyun, lalu menarik kursi di dekat meja belajar dan duduk disana.

“Temanmu sudah pulang?”

“Sudah. Kau juga ingin pulang?”

“Terang-terangan sekali kau mengusirku.”

“Bukan begitu. Ini bukan di rumahmu atau apartemenku, kita tidak bisa bebas disini.”

“Memangnya kau ingin melakukan apa hingga harus mencari tempat lain, tuan Cho?”

Young Me menepuk pipi Kyuhyun yang berdiri dan bersandar di meja belajar.

“Kau jangan berpikiran mesum, sayang. Jika kita disini dan berisik seperti tertawa atau sejenisnya, itu akan mengganggu orang tuaku. Lagipula kau harus ikut meeting kan besok pagi, jadi kau harus tidur lebih awal.”

“Kau pintar mencari alasan.”

Kyuhyun tersenyum seakan mengatakan ‘aku memang pintar’.

Dia lalu menggenggam tangan Young Me dan mengajaknya keluar kamar untuk berpamitan dengan orang tua pria itu.

~

“Pria kedua.”

“Ketiga.”

“Keempat.”

“Kelima, Young.”

“Hitung sampai pria ke-sepuluh, setelah itu kita kembali ke kantor.”

“Eh? Aku kan menghitungnya karena kau, bodoh.”

“Apa urusannya denganku?”

“Tidak biasanya kau diam saat ada di tempat umum seperti ini. Karena itu aku sedari tadi mengitung setiap pria tampan yang masuk ke kemari agar kau melihat mereka.”

“Aku tidak paham.”

“Kau kan biasanya selalu menyalakan radar saat ada pria menarik, kau akan selalu memperhatikan mereka. Melihat setiap detail yang ada pada para pria itu, atau bahkan bertindak dengan langsung menyapa mereka.”

“Kau selalu melakukan itu dan sekarang kau hanya diam dan menganggap makananmu adalah hal paling menarik yang pernah ada di bumi. Kau juga bersikap biasa saja saat bertemu manajer Kim di rapat tadi. Itu aneh menurutku.”

“Benarkah? Apa aku seperti itu?”

Dia memainkan garpu di tangan dan menatap kosong pada Haneul.

“Kau tidak sadar?”

“Tidak. Sepertinya aku sibuk memikirkan hal lain.”

“Kau selalu memikirkan sesuatu tidak pada tempatnya.”

“Kau ingin kembali ke kantor sekarang?”

Haneul meminum habis jusnya lalu menyendok sedikit coklat cake milik Young Me dan memakannya.

“Aku masih ingin disini, waktu makan siang masih ada satu jam kan?”

“Ya. Kalau begitu aku akan pergi lebih dulu.”

“Baiklah.”

Sebenarnya dia juga sadar jika dia mulai bersikap berbeda akhir-akhir ini.

Dia menjadi lebih pendiam dan tidak seaktif biasanya. Sekarang bahkan dia mulai kehilangan minat untuk sekedar pergi keluar bertemu teman-teman atau hanya untuk menikmati waktunya sendiri di luar rumah.

Jangankan dia, Kyuhyun pun beberapa kali menggoda serta mengatakan heran dengan perubahan sikapnya itu.

“Pria itu akan semakin sering mendapatkan bahan untuk menjahiliku.”

Young Me meraih ponsel dan mulai mengetik pesan untuk Kyuhyun. Dia memang semakin sering memikirkan Kyuhyun, dan setiap kali dia melakukannya dia akan mengirim pesan atau menghubungi Kyuhyun.

Lalu saat pria itu bertanya kenapa dia akhir-akhir ini lebih sering menghubunginya lebih dulu, Young Me akan langsung memutus panggilan telepon dan membuat Kyuhyun berbalik menghubunginya.

Tapi terkadang juga Kyuhyun mengirim pesan atau menghubunginya saat dia memikirkan pria itu. Dia seperti memiliki indera ke-enam.

‘Apa yang sedang kau lakukan? Dan bagaimana dengan makan siangmu?’

Seperti saat ini. Belum sempat Young Me mengirim pesan yang sudah ia ketik, ponselnya sudah bergetar karena panggilan dari Kyuhyun.

“Hei, aku baru saja berniat mengirim pesan.”

“Aku tahu. Karena itu aku menghubungimu. Apa kau kebetulan sedang makan siang? Aku baru melihat Haneul.”

Young Me yang spontan menggerakan kepala guna mencari keberadaan haneul yang sepertinya memang sudah keluar dari restoran justru menemukan kekasihnya berdiri di seberang jalan.

Pria yang ia lihat dari kaca itu tampak juga tengah memperhatikan restoran tempatnya berada sekarang. Mungkin Kyuhyun memang sempat melihat Haneul keluar dari restoran tadi.

“Aku ada di restoran yang sedang kau perhatikan.”

Jawab Young me kemudian sebelum terkekeh karena tingkah Kyuhyun yang tampak lucu di matanya.

“Ah, benarkah? Kalau begitu tetap disitu, aku akan kesana.”

Belum sempat Young me merespon Kyuhyun sudah lebih dulu mematikan sambungan telepon. Membuat Young sekarang menatap kesal ke arah kekasihnya itu.

Pria itu tampak kembali masuk ke dalam cafe di belakangnya lalu tidak lama kemudian keluar dengan seseorang. Seseorang yang sepertinya wajahnya tidak asing bagi Young me.

Wanita itu mengatakan sesuatu dan kemudian memegang lengan Kyuhyun saat pria itu mengajaknya menyeberangi jalan.

Mata Young Me yang tidak lepas dari gerak-gerik mereka berdua terus memperhatikan wanita berpakaian kantoran itu; berusaha mengingat wajahnya.

“Ah, Eun Ji.”

Dan nama itu yang langsung meluncur keluar dari bibirnya setelah Kyuhyun dan Eun Ji semakin dekat.

Mereka berdua lalu masuk ke dalam restoran. Kyuhyun yang mengedarkan pandangan mendapati Young me melambai ke arahnya dari sudut restoran.

Senyuman yang langsung mengembang di wajah Kyuhyun menular ke Young Me. Gadis itu mengambil blazer yang ia letakan di kursi samping agar Kyuhyun bisa duduk disana.

Kyuhyun berjalan ke arah Young me diikuti Eun Ji di belakangnya. Pria itu mengusap rambut Young Me setelah dia duduk.

“Kau sudah makan siang?”

Satu pertanyaan yang dilempar ke satu sama lain, bahkan mengucapkannya pun bersamaan.

Kyuhyun tertawa singkat dan melihat Eun Ji yang duduk di depan Young Me.

“Kami baru saja selesai makan siang dan akan kembali ke kantor.”

 “Hai, Eun Ji-ssi.”

Young Me menyapa saat Kyuhyun dan Eun Ji sama-sama melihatnya.

“Hai, Young Me-ssi. Kita tidak banyak berbincang saat pertama kali bertemu tempo hari.”

“Tidak akan ada juga topik menarik yang bisa kau bicarakan bersama kekasihku, Eun Ji-ah.”

“Kenapa kau mengatakan itu. Dia kekasihmu.”

“Dia memang selalu seperti ini. Baginya, menjahiliku lebih menarik untuk dilakukan daripada memuji.”

Kyuhyun mengangguk; memberikan respon yang kooperatif untuk kekasihnya.

Pria itu memang selalu menikmati ekspresi kesal sang kekaish. Lagipula dia sudah melihat ekspresi itu selama bertahun-tahun, dia sudah tahu bagaimana mengatasi sang kekasih.

“Kalian memang berencana pergi makan bersama?”

“Tidak. Kebetulan kami bertemu dan juga karena cafe di seberang sana adalah tempat yang sering kami kunjungi bersama dulu.”

Kyuhyun meminum jus milik Young Me sebelum akhirnya melihat sang kekasih yang tengah bertukar senyum dengan Eun Ji.

Dia seakan baru menyadari arti dari pertanyaan Young Me. Apa gadis itu cemburu?

“Kau kenapa masih disini dan tidak kembali bersama Haneul tadi?”

“Waktu makan siang kan masih ada, dibanding aku harus mendapat waktu tambahan untuk melihat wajah orang-orang yang sama di kantor lebih baik aku menunggu disini.”

Dia sadar jawabannya aneh.

“Apa tidak ada lagi karyawan magang yang tampan?”

“Tidak ada. Karyawan magang yang baru akan datang lusa.”

Young Me merespon dengan baik kalimat Kyuhyun yang memang tengah menjahilinya.

Sementara Eun Ji melihat dengan tatapan lucu bercampur heran. Pasangan di depannya ini tampak sangat serasi, bahkan saat mereka saling berdebat ringan seperti ini.

Kyuhyun meletakkan jas hitam ke pangkuan Young Me setelah dia mengatakan ingin ke toilet.

“Kyuhyun mengatakan tentang proyek penelitian yang sedang kau lakukan saat makan malam tempo hari. Proyek apa yang sedang kau lakukan Eun Ji-ssi?”

“Penelitian yang berhubungan dengan pekerjaanku, penelitian yang membosankan menurut Kyuhyun. Pria itu bahkan akan selalu mengejekku karena kegiatanku itu setiap kali kami bertemu.”

“Dia memang senang menjahili semua orang.”

“Benar. Tapi aku senang setidaknya ada gadis yang bertahan menjalin hubungan dengannya.”

“Mungkin aku bisa kehabisan kesabaran jika tidak bisa mencari cara untuk mengimbangi tingkahnya.”

“Ya, aku bisa melihat itu. Kau sepertinya sudah terlatih menanganinya.”

“Tapi boleh aku bertanya satu hal yang sedikit pribadi?”

Young Me tanpa sadar sedikit mencondongkan tubuh ke depan.

“Apakah kau sudah memiliki kekasih? Atau mungkin Kyuhyun pernah mencoba mengenalkan seseorang padamu?”

“Kekasih? Sepertinya aku terlalu sibuk hingga tidak memiliki waktu untuk mendapatkan seorang kekasih.”

Eun Ji tertawa singkat saat mendapati ekspresi Young Me yang seperti tidak percaya dengan ucapannya.

“Aku tidak terlalu suka bertemu banyak orang, terutama untuk pertama kalinya. Nilai sosialisaku sedikit buruk memang.”

“Lalu Kyuhyun pernah mencoba mengenalkan seseorang?”

“Dia pernah menjanjikan itu beberapa kali tapi tidak pernah melakukannya. Dia hanya akan mengatakan jika aku tetap tidak akan memiliki kekasih walaupun dia mengenalkan banyak pria.”

“Wah. Dia sekejam itu?”

“Lebih dari yang bisa kau bayangkan.”

“Kalian membicarakan tentangku?”

Kyuhyun yang tiba-tiba sudah muncul menghentikan Young Me yang berniat bertanya tentang hal lain.

Gadis itu menggeleng dan memperhatikan ponselnya yang bergetar.

“Ah, aku harus kembali ke kantor. Waktu makan siang sudah habis.”

Ucapnya kemudian.

“Kau tiba-tiba mengatakan itu saat aku baru saja kembali duduk?”

Pria itu. Tiba-tiba bisa berubah menjadi anak kecil, seperti saat ini.

“Kau yang menghabiskan waktu terlalu lama di toilet, Kyuhyun-ssi.”

Young Me menyodorkan jas Kyuhyun  lalu berdiri.

“Sampa jumpa lain kali, Eun Ji-ssi. Maaf aku harus pergi lebih dulu.”

“Tentu saja.”

Eun Ji membalas senyuman Young Me dan kemudian melihat Kyuhyun yang masih berdiam di kursinya.

“Kau tidak ingin mengantar kekasihmu, Cho?”

Kyuhyun yang memang sepertinya menunggu kalimat itu –dari mulut Young Me sebenarnya- berdiri dan berpura-pura seakan tidak berminat untuk hanya sekedar mengantar Young Me keluar cafe.

“Tidak mengatakan apapun?”

Kyuhyun yang langsung membukakan pintu mobil untuk Young Me terus memasang wajah datarnya.

“Tidak. Aku sebenarnya hanya berminat untuk menciummu, tapi sayangnya kita sedang ada di tempat umum.”

“Cih. Kalau begitu pergilah sana, kau juga tidak ingin berlama-lama melihat wajahku, kan?”

Young Me melewati tangan Kyuhyun yang masih pria itu letakkan di atas mobil, dia masuk dan duduk di kursi kemudi.

Tangannya berniat menutup pintu mobil yang masih senantiasa ditahan oleh sang kekasih.

“Kau tidak ingin menyingkirkan tanganmu, Cho?”

Dia mendongak, menatap Kyuhyun yang masih terdiam di samping mobilnya. Tatapan pria itu juga entah mengarah kemana.

“Aku akan menghubungimu nanti.”

Pria itu –yang sepertinya selesai memikirkan sesuatu- menunduk dan mengecup sekilas bibirnya lalu menutup pintu mobil. Dia lalu berjalan kembali ke dalam.

Membiarkan Young Me yang masih bingung dengan tingkahnya.

Dia memang aneh akhir-akhir ini, tapi sepertinya Kyuhyun bertingkah lebih aneh darinya.


~TBC~

1 komentar:

  1. Ehe dicium. Bukkkkkk fighting yaaaahhh. Buat yg seruuu hahah 😘😘😀😀😁😂

    BalasHapus