Sabtu, 11 Maret 2017

Stop Flirting #2

Author : Reni Retnowati (Park Hye Ri)
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters


Happy reading!

~

“Morning.”

“Hm.”

“’Hm’? Hanya itu?”

“Good morning too, nona Kang. Puas?”

“Tidak juga.”

Young Me meletakan beberapa berkas serta kopi ke atas meja kerjanya dan memperhatikan Haneul, teman sekantornya.

“Apa yang kau lihat? Pesan dari para kekasihmu?”

“Para kekasih? Memangnya aku memiliki berapa kekasih?”

“Lebih dari satu yang pasti.”

Young Me menyodorkan sebuah undangan ke hadapan haneul dan merebut ponsel gadis itu.

“Kau mendapat undangan itu?”

“Tidak. Ini untukmu? Bagaimana bisa?”

“Itu juga yang aku pertanyakan. Kenapa hanya aku di divisi ini yang mendapat undangannya? Aku bahkan tidak mengenal mereka dengan baik.”

Haneul mengangguk setuju dan membolak-balik kertas undangan pernikahan di tangannya. Memperhatikan nama, tempat, dan waktu acara.

Sedang Young Me yang sudah duduk di meja kerjanya memeriksa ponsel Haneul guna mencari tahu apa yang gadis itu lihat tadi.

“Ah, mungkin karena mereka adalah teman Kyuhyun dan mereka tahu jika kau kekasihnya. Karena kebetulan kalian bekerja di perusahaan yang sama, jadi dia mengundangmu.”

“Benarkah? Aku tidak terpikiran itu.”

“Karena kau bodoh.”

“Tidak sebodoh kau, nona Kang.”

“Sialan.”

“Jadi kau berencana ikut kencan buta?

Young Me tersenyum seraya menunjukan layar ponsel Haneul.

“Hanya mengisi waktu kosong. Kau ingin ikut?”

“Kau gila?”

Young Me meneguk kopi latenya.

“Kenapa? Kau takut dengan Kyuhyun? Kau bahkan sering terang-terangan menggoda pria lain saat bersamanya.”

“Itu berbeda. Aku hanya menggoda mereka dan itu di depannya. Bukan bertemu dengan pria asing diam-diam di belakangnya.”

“Memangnya kau tidak pernah melakukan itu?”

“Melakukan apa?”

“Bertemu pria lain tanpa sepengetahuan Kyuhyun?’

“Bertemu pria lain tentu saja pernah. Tapi mereka teman-teman dekatku dan Kyuhyun juga mengenal mereka. Tapi jika saat itu ada pria lain yang datang bersama mereka itu hanya kebetulan dan aku juga tidak tahu jika akan bertemu pria lain selain mereka yang kukenal. Karena itulah kami sering mengalami salah paham.”

“Dan kau juga tidak berniat menjelaskan secara detail.”

“Itu tidak diperlukan. Lagipula hingga sekarang belum ada efek yang terlalu besar dari kesalahpahaman kami.”

“Belum, tapi bukan berarti tidak akan ada.”

“Kau tidak memiliki berkas untuk dikerjakan?”

“Kenapa?”

“Kau akan semakin mengatakan hal yang aneh-aneh untukku dan aku tidak ingin mendengar itu, jadi sibukkan dirimu dengan kegiatan lain.”

Young Me menarik kursinya mendekat dan membuka salah satu berkas yang harus ia kerjakan. Mencoba menghiraukan Haneul yang masih menatapnya.

“Kau benar-benar tidak tertarik untuk pergi bersamaku? Atau jika kau tidak ingin bertemu dengan banyak orang, kita bisa mengatur date khusus untuk kita sendiri.”

“Diam dan cepat kerjakan pekerjaanmu, Haneul-ah.”

“Baiklah baiklah.”

~

Young Me terus mengaduk-aduk milkshake coklat yang sudah hampir berubah menjadi air karena terus ia mainkan. Dia bahkan tidak meminumnya sedikitpun.

Akhir-akhir ini dia jadi sering memikirkan perkataan Kyuhyun, juga kata-kata dari para temannya.

“Apa aku seburuk itu? Seperti gadis murahan karena begitu mudah flirting  ke pria lain?”

Dia biasanya tidak terlalu memperhatikan perkataan orang di sekitar saat mereka menegurnya. Dia hanya mendengarkan untuk saat itu tapi akan melupakannya kemudian.

Tapi sepertinya dia mulai meresapi nasehat dari mereka semua. Terutama Kyuhyun.

Pria itu tidak pernah menegurnya dengan cara yang berlebihan, seperti jelas-jelas marah hingga mengacuhkannya untuk beberapa saat atau membentaknya saat sikapnya sudah melebihi batas.

Pria itu hanya akan menariknya menjauh saat dia sibuk berbincang dengan pria yang ia temui di jalan, Kyuhyun juga tidak pernah mengajak pria-pria asing itu bertengkar karena mereka mengganggu Young Me.

Kyuhyun jelas menunjukkan sisi penyabarnya. Dan yang Young Me takutkan adalah jika suatu saat tiba-tiba kesabaran pria itu habis, dan bisa saja sesuatu yang buruk akan benar-benar terjadi.

Seperti perpisahan mungkin?

Young Me tersentak karena ponsel yang ia letakan di meja bergetar; panggilan masuk.

“Hai, oppa.”

“Aku tidak boleh memanggilmu seperti itu?”

“Entahlah, aku merasa nyaman akhir-akhir ini saat memanggilmu seperti itu.”

“Aku di kantor, sedang makan siang. Kau?”

“Di belakangku? Maksudmu?”

Young Me menoleh ke belakang dan menggerakan kepala guna mencari keberadaan pria yang mengatakan tengah ada di belakangnya.

Tapi dia tidak menemukan siapa-siapa.

“Kau ingin menipuku?”

“Kalau begitu lihatlah ke depan.”

Dan suara yang terdengar lebih jelas dari suara di teleponnya itu mengejutkan Young Me yang masih sibuk melihat keadaan di belakangnya.

Suara dari pria yang tiba-tiba sudah duduk di depannya.

“Kau benar-benar menipuku ternyata.”

“Aku sudah menggunakan tipuan ini sejak pertama kali mengenalmu, dan kau masih saja gampang dibodohi?”

“Aku hanya berpura-pura bodoh agar kau senang karena tipuanmu berhasil.”

“Ah, benarkah? Untuk sekarang aku akan percaya itu, agar kau juga senang karena aku percaya dengan ucapannmu.”

Young Me tersenyum simpul dan menatap pria di depannya yang memanggil pelayan cafetaria lalu memesan sesuatu.

“Kau tidak sedang ada meeting?”

“Sebenarnya ada di jam makan siang ini tapi batal karena suatu hal.”

“Baguslah jika batal. Wajahmu tampak masam dan acak-acakkan, sangat tidak baik jika dilihat rekan kerja.”

“Tapi aku tetap terlihat tampan, kan?”

“Di mataku ya, entah di mata orang lain.”

“Tidak masalah jika orang lain menganggapku tidak tampan. Yang terpenting adalah pendapat dari orang yang aku cintai.”

“Kau harus segera makan sesuatu agar keadaan lapar tidak semakin mengganggu kerja otakmu, Cho Kyuhyun.”

“Sepertinya kau yang harus makan terlebih dulu, sayang. Kau mulai bertingkah aneh sejak tadi malam.”

“Tadi malam? Memangnya aku melakukan sesuatu?”

“Entahlah, aku juga lupa.”

Young Me mengambil minuman yang diletakan pelayan ke hadapan Kyuhyun, membuat senyuman puas pria itu tadi lenyap. Dan dengan terpaksa kembali memesan minuman lain.

Kyuhyun mengulurkan tangan hingga menyentuh kening Young Me.

“Kau tidak minum terlalu banyak kan tadi malam? Apa kau merasa pusing?”

“Aku baik-baik saja. Apa aku seaneh itu hingga kau jadi sangat khawatir?”

“Begitulah.”

Young Me tersenyum mengejek dan tertawa singkat kemudian saat Kyuhyun mengeratkan genggaman di tangannya.

“Makanlah cepat, kau sudah mendiamkan makananmu terlalu lama.”

Gadisnya itu mengangguk dan mulai menikmati makan siangnya.

Young Me yang sesekali menyuapkan makanan di piringnya ke mulut Kyuhyun terus tersenyum karena mendapati Kyuhyun yang selalu melemparkan tatapan curiga serta aneh padanya..

~

Suara klakson mobil yang sudah terdengar sejak 20 menit yang lalu sama sekali tidak mengganggu kegiatan Young Me di kamar. Gadis itu masih sibuk mencari coat yang akan ia gunakan.

“Tidak bisakah Haneul bersabar sebentar saja? Seakan-akan dia tidak menghabiskan waktu yang lama saat hendak pergi kencan.”

Young Me akhirnya meraih sembarang coat yang tertangkap pandangannya di dalam lemari.

Lalu bergegas keluar dari dalam rumah.

“Aku menunggu disini selama 20 menit! Tidakah kau kasihan membiarkan wanita sendirian menunggu di luar seperti ini?”

“Kau yang bodoh karena menunggu disini dan tidak ingin masuk ke dalam.”

Young Me memasang seatbelt dan memberi tanda pada Haneul agar melajukan mobil.

“Aku tidak menyangka kau akan ikut tanpa harus mendapat rentetean bujukan dariku.”

“Hanya tidak tega membiarkanmu sendiri disana. Lagipula aku bisa jadi pertimbanganmu tentang pria yang akan kau temui nanti.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan dengan pria yang akan jadi teman kencan butamu?”

“Apa aku juga akan melakukannya?”

“Tentu saja, bodoh.”

Haneul tersenyum sekilas dan mendapat tatapan sinis dari Young Me.

“Kau tidak pernah ikut kencan buta? Saat kau ikut pertemuan seperti itu, kita akan duduk berhadapan dengan pria. Para wanita akan duduk berdampingan, begitu juga para pria. Kita akan diberikan waktu beberapa menit untuk mengobrol dengan pria di hadapan kita, setelah waktunya habis para pria akan berpindah tempat duduk ke samping dan berganti pasangan untuk mengobrol.”

“Jadi kau tidak bisa hanya diam disana dan menemaniku tanpa ikut melakukan kencan buta.”

“Baiklah, tidak buruk. Lagipula jika hanya mengobrol tidak buruk, kan?”

“Memang.”

Young Me mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas dan merapikan riasannya sekali lagi.

“Tidak perlu mengkhawatirkan riasanmu, bukankah kau tidak akan berusaha membuat mereka tertarik?”

“Bukan berarti aku tidak boleh berpenampilan cantik.”

Dia mengusap sedikit noda kecil di pipi Haneul.

“Kau bahkan mengenakan coat yang baru pertama kali aku lihat. Apa kau pernah mengenakan coat itu di depan Kyuhyun?’

“Ini hanya sebuah coat, bukan dress atau yang lainnya. Tidak penting untuk diperlihatkan.”

Haneul mengangguk singkat dan membelokkan mobil ke cafe yang menjadi lokasi kencan buta.

“Young.”

“Hm?”

“Kau tidak memikirkan kemungkinan terburuk? Misalnya bertemu Kyuhyun disini?”

“Aku tidak akan seberuntung itu bertemu dengannya disini.”

“Baiklah, tapi aku tidak akan ikut bertanggung jawab jika kau bertemu dengannya.”

“Ya ya ya.”

Young Me turun dari mobil dan mengenakan coatnya, diikuti oleh Haneul.

Mereka berdua segera masuk ke dalam dan memperhatikan interior cafe yang sepertinya memang diperuntukkan untuk kencan karena satu meja hanya terdiri dari dua kursi.

Dan sudah ada beberapa wanita dan pria yang duduk di meja-meja yang disediakan.

“Ternyata banyak juga yang mengikuti kencan buta ini.”

Bisik Young Me selagi sibuk mencari tempat yang kosong.

“Bagi orang-orang yang masih sendiri, hal seperti ini adalah favorit mereka.”

Haneul menarik tangan Young Me ke arah meja yang masih kosong di sudut. Kebetulan ada dua kursi berdampingan yang masih kosong.

“Ikuti saja apa yang orang lain lakukan dan jangan buat masalah.”

“Memangnya aku pernah membuat masalah?”

“Memangnya kau pernah tidak membuatnya?”

Young Me ingin kembali mengatakan sesuatu sebelum ada seorang pria yang berdiri di kursi seberang mejanya.

“Boleh aku duduk disini?”

“Tentu. Tidak akan ada yang melarang, kan?”

Young Me hanya menatap pria itu sekilas lalu kembali melihat Haneul, hanya untuk mendapatkan tatapan dingin dari gadis itu.

“Bersikaplah sopan sedikit, nona Park.”

Ucapnya ringan.

Young Me yang tidak ingin terus berdebat, mengangguk singkat lalu membenarkan posisi duduknya. Dan mengarahkan pandangan ke depan.

Ke pria yang juga kebetulan tengah menatapnya.

Pria itu tersenyum singkat di balik kacamata hitam yang ia kenakan.

Membuat Young Me sedikit mengernyitkan kening.

‘Di dalam ruangan dan saat malam hari seperti ini dia menggunakan kacamata hitam? Sedikit aneh.’

Sesaat kemudian ada seorang wanita yang sepertinya salah satu ‘panitia’ dari kencan buta malam ini.

Dia memberikan sedikit arahan atau ‘aturan’ yang harus dipatuhi setiap orang, seperti jangan membuat keributan, hanya diperbolehkan berbicara dengan pasangan yang duduk di depan mereka, dan saat waktu telah habis para pria mau tidak mau harus berpindah ke kursi sebelah.

Setelah memastikan semua orang paham dengan apa yang ia katakan, wanita itu keluar dari ruangan cafe setelah mempersilahkan semua orang untuk mulai mengobrol dan melakukan ‘kencan’ mereka.

Young Me sempat menoleh dan melihat Haneul, tapi karena gadis itu sudah terlanjur menyapa pria di depannya dia hanya mengisyaratkan Young Me untuk menatap pasangan kencannya dan mulai berbincang.

Young Me menghela nafas singkat, mulai menyadari kebodohannya karena ikut pergi kemari. 

Dia kemudian memberanikan diri kembali menatap pria di depannya yang tersenyum; mungkin karena menunggu Young Me memberi perhatian padanya.

“Maaf. Ini pertama kalinya aku ikut sesuatu seperti ini.”

“Tidak apa. Ini juga pertama kalinya untukku. Tapi sedikit aneh rasanya saat melihatmu tenang di hadapan pria seperti ini.”

“Hm?”

Young Me yang awalnya sesekali menunduk sekarang mulai menatap tepat ke pria itu. Dan memperhatikan saat dia melepas kacamata hitamnya.

“Entah kau mengenalku atau tidak.”

Ucap pria itu kemudian. Membiarkan Young Me sibuk dengan pikirannya sendiri yang merasa familiar dengan wajah sang pria tapi tidak bisa mengingat siapa dia.

“Seseorang yang selalu duduk di sudut kelas dan memilih sibuk dengan buku tebalnya dibanding berkumpul dengan anak-anak yang lain?”

Semacam clue.

“Oh? Donghae? Lee Donghae?”

“Terakhir ku lihat nama belakangku memang masih Lee.”

Young Me sigap menggunakan tangan untuk menutup mulut; mencegah teriakan kecil yang hendak meluncur.
Sementara sang pria memperlebar senyuman karena berhasil mengejutkan gadis itu.

“Apa aku benar-benar berubah hingga tidak bisa kau kenali?”

“Bukan seperti itu. Hanya saja kau... kau tampak-“

“Tampan?”

Young Me reflek mengangguk dan tersentak dengan responnya sendiri.

“Maksudku, semua orang pasti berubah kan? Apalagi setelah bertahun-tahun lamanya.”

“Benar. Kau juga berubah.”

“Jika maksudmu aku berubah dan menjadi lebih baik maka aku akan mengucapkan terima kasih atas pujiannya.”

“Hahaha, sebenarnya aku tidak memuji tapi jika kau menganggapnya seperti itu maka aku tidak akan keberatan.”

Donghae tersenyum tipis, membuat pahatan-pahatan tajam wajahnya semakin nampak. Wajah dan perawakan tubuh membuatnya terlihat maskulin.

Apakah dia dulu juga memiliki wajah tampan seperti ini atau dia hanya memilikinya sekarang? Atau Young Me yang memang tidak memperhatikannya dulu? Tapi lagipula itu sudah lebih dari empat tahun yang lalu.

“Tapi bagaimana kau bisa ada disini?”

Young Me memperhatikan keadaan di sekitarnya sekilas.

“Kau sering mengikuti kencan buta seperti ini?”

Tanyanya lagi.

“Tidak. Aku hanya ikut karena seseorang memaksaku menemaninya kemari”

Donghae menatap seorang pria yang duduk di meja kelima setelah meja mereka.

“Ah, akupun sama.”

Dan giliran Young Me yang melihat ke arah Haneul.

“Kebetulan sekali kita bisa bertemu disini.”

“Ya.”

“Kau tidak ingin menanyakan kabarku atau yang lainnya?”

“Kau tampak baik-baik saja. Dan yang kau maksud ‘lainnya’ itu apa?”

Young Me meneguk air mineral di gelas dan mendapati Donghae tersenyum tipis.

“Baiklah, lupakan. Biar aku saja yang bertanya. Bagaimana kabarmu dan orang tuamu?”

“Kabarku sangat baik dan mereka juga. Terima kasih sudah bertanya. Lalu kau? Kau bekerja dimana?”

“Aku bekerja di perusahaannya.”

Dagunya menunjuk ke arah sang teman yang ia sebut tadi.

“Aku pikir kau akan benar-benar menjadi seorang pemain basket.”

“Jalannya tidak semudah yang aku perkirakan.”

Belum sempat Young Me merespon, semua pria sudah berdiri dan bersiap untuk pindah ke kursi di samping mereka; waktu sudah habis.

Donghae pun bergegas mengulurkan ponsel, meminta gadis itu memasukkan nomor teleponnya. Young Me yang sempat tertawa renyah karena sikap Donghae yang mendadak panik menyerahkan kembali ponsel pada Donghae yang sudah duduk di hadapan Haneul.

Pria itu menunjukkan isyarat ‘aku akan menghubungimu nanti’ yang ia balas dengan anggukkan.

~

“Pria itu membuatmu tidak menyesal karena sudah ikut denganku, kan?”

“Pria yang mana?”

“Pria pertama tadi.”

“Ah, Donghae? Dia teman sekolahku dulu.”

“Tampan.”

“Semua pria tampan di matamu.”

“Di matamu juga.”

Young Me dan Haneul tertawa kemudian setelah sempat saling memberikan komentar sinis.
Haneul meraih coat di ujung sofa setelah melihat waktu yang tertera di layar ponsel.

“Aku pulang dulu. Terima kasih untuk coklat hangatnya.”

Gadis itu berdiri dan mengenakan coatnya.

Setelah selesai dengan kencan buta mereka, dia singgah dan membicarakan pria-pria yang berbincang dengan mereka tadi.

“Hm. Sampai bertemu besok.”

“Ya.”

Young Me mengantar sang sahabat hingga pintu depan dan mengunci pintu setelah mobil Haneul menghilang dari pandangan.

Gadis itu mengambil coat dan tas di atas sofa lalu berjalan ke arah kamar. Dan saat menyalakan lampu kamar dia dibuat terkejut karena menemukan seseorang berbaring di atas tempat tidur.

Seseorang yang akhirnya terbangun karena cahaya lampu itu masih mengenakan dasi, jas serta sepatu kerja.

“Oh, maaf.”

Aku sedari tadi berbincang dengan Haneul pria ini sama sekali tidak menunjukkan diri dan sekarang dia terusik hanya karena cahaya lampu? Dia pura-pura tidur atau apa?

“Hm. Matikan saja lagi lampunya cepat dan tidurlah.”

“Kau tidak ingin mengatakan sesuatu seperti kenapa kau tiba-tiba ada disini tanpa memberitahuku lebih dulu?”

Young Me meletakkan coat ke dalam lemari, lalu tas ke atas meja rias.

“Aku lupa menghubungimu saat aku sudah terlanjur sampai disini dan karena aku sangat lelah jadi aku langsung masuk.”

Pria itu menyahut dengan lengan menutupi mata karena Young Me tidak kunjung mematikan lampu.

“Hm. Tidurlah, aku ingin mandi dulu.”

“Bagaimana kencanmu?”

Young Me yang sudah melangkah masuk ke kamar mandi menghentikan langkah. Antara terkejut dan bingung, tahu darimana kekasihnya itu?

Apa dia benar pura-pura tidur saat Haneul dan dirinya membicarakan tentang kencan tadi?

Refleks memundurkan tubuh dan menilik sekali lagi Kyuhyun di atas tempat tidur, pria itu masih berbaring bahkan sekarang ia tengkurap dan mendekap erat bantal yang ia gunakan.

Ini lebih menyeramkan ternyata. Dia bertanya hal seperti itu tapi dia tidak bangun dari posisi tidurnya. 

Seakan menunjukkan ‘Kau melakukan kesalahan dan aku tidak ingin mendengar alasannya jadi jangan bicara padaku’.

Young Me yang merasa tidak memiliki pilihan lain selain berbicara dengan Kyuhyun besok, melanjutkan niat untuk membersihkan tubuhnya.


Membiarkan pertanyaan Kyuhyun tidak terjawab, karena jelas dia tidak tahu jika pria itu masih tersadar dan belum sepenuhnya kembali ke alam mimpinya. Dan tidak sadar jika kekasihnya itu menunggu jawaban.

~TBC~

1 komentar: