Selasa, 20 Juni 2017

Stop Flirting #4

Author : Reni Retnowati (Park Hye Ri)
Cast : Cho Kyuhyun, Park Young Me, etc.
Length : Chapters


Happy reading!

~

Berkas terakhir sudah ia selesaikan, meeting sore ini pun sudah dikonfirmasi akan diundur jadi lusa.

Pekerjaannya hampir selesai sekarang.

Biasanya saat ada waktu luang seperti ini dia akan ke apartemen Young Me dan makan malam disana.

"Sibukkah dia?"

Kyuhyun memperhatikan sekretarisnya yang keluar dari ruangan setelah berpamitan padanya.

Dia melihat ponselnya dan meraih benda itu.

Mendial nomor sang kekasih lalu melepas dasinya seraya menunggu.

"Hei. Kau sibuk?"

"Pekerjaanku selesai lebih awal hari ini. Aku akan kesana jika kau sudah selesai berkemas."

"Aku tidak ingin mengganggumu, sayang. Karena itu aku bertanya lebih dulu."

"Baiklah. Kau ingin aku membelikan sesuatu?"

"Ya. Tunggu saja."

Kyuhyun memasukkan ponsel serta kunci mobil ke saku jas dan menggantungkan benda itu ke tangannya.

Kemarin malam Young Me mengatakan dia ingin mengikuti acara reunian untuk angkatannya di sekolah dasar. Dan mereka mengadakan acara outdoor serta camping.

Setelah mendapat rentetan bujukan serta rayuan dari kekasihnya itu, Kyuhyun tidak bisa mengelak dan akhirnya memberikan izin.

Gadis itu akan pergi besok dan berada di lokasi camping selama dua hari.

"Jika aku tidak bisa menghubunginya karena alasan konyol seperti tidak ada signal atau ponselnya lowbat, apa yang harus aku lakukan?"

Kyuhyun memarkirkan mobilnya di depan rumah Young Me.

Jika dipikir-pikir lagi pria ini bisa nekat menyusul pergi ke tempat camping itu jika dia merasa tidak tenang karena Young Me.

"Berharaplah saat itu aku sibuk dengan meeting hingga tidak harus nekat menjemputmu, Young."

Setelah membuka pintu depan dan meletakkan sepatunya di rak, Kyuhyun yang tidak melihat kekasihnya di ruang tengah pergi ke kamar setelah meletakkan kotak makanan yang ia beli ke atas meja.

Di atas tempat tidur terdapat tas camping yang sudah terisi setengah. Beberapa benda masih berserakan di samping benda itu.

"Kau sudah disini?"

Young Me yang keluar dari kamar mandi melihat sekilas kekasihnya yang masih berdiri di ambang pintu.

"Kau yakin ingin pergi? Kau tidak begitu menyukai kegiatan camping, sayang."

"Tapi aku ingin bertemu teman-temanku. Lagipula jumlah kami tidak sedikit jadi aku merasa aman."

"Kau sudah tahu lokasinya dimana?"

Kyuhyun duduk di pinggiran ranjang dan setelah meminggirkan barang-barang di belakangnya dia merebahkan tubuh disana.

"Sudah."

Young Me memberikan ponselnya yang menunjukkan gambar serta penjelasan lain tentang lokasi camping.

"Tidak mungkin ada masalah dengan signal ponsel, kan?"

"Tidak. Tempatnya memang cukup jauh dari jalanan tapi tidak terlalu masuk ke dalam hutan. Dan yang pasti tempatnya aman."

Gadis itu mengecup bibir Kyuhyun karena pria itu terus menampakkan wajah resahnya.

"Kau tahu aku selalu dikelilingi banyak pria, begitu juga saat sekolah dasar. Jadi akan banyak pria yang menjagaku nanti."

"Kau justru semakin membuatku ingin menarik izin untukmu."

Young Me mendekatkan tubuhnya yang tengkurap dan memberikan ekspresi 'Lakukan saja jika kau berani'.

"Kenapa aku sekarang lebih khawatir dengan keselamatanmu dibanding khawatir kau akan melirik banyak pria disana?"

Kyuhyun menarik tubuh Young Me agar tidur dalam pelukannya.

"Itu memang seharusnya! Apa menurutmu keselamatanku tidak akan lebih penting dari yang lain?"

"Aku rasa saat kau menemukan pria yang menarik disana kau juga tidak akan peduli dengan keselamatanmu."

"Cih. Aku pergi ke hutan, bukan pantai. Memangnya siapa yang bisa aku temui? Tarzan?"

Young Me menarik bantal dan menggunakannya bersama Kyuhyun.

"Kau sering lihat Tarzan yang muncul di televisi bukankah selalu tampan?"

"Molla."

Merasa malas untuk menanggapi omongan konyolnya. Young Me memeluk Kyuhyun dan menempelkan wajahnya di dada pria itu.

"Jangan tidur jika kau belum selesai berkemas."

"Aku tidak tidur. Hanya menenangkan pikiran setelah mendengar semua ocehanmu."

Dia merasakan beberapa kecupan di kepalanya.

Young Me mengeratkan pelukan sebelum ponselnya berdering.

"Nomor tidak dikenal."

Kyuhyun memperhatikan nomor yang muncul di layar, kebetulan dia yang sedari tadi memegang ponsel itu.

"Haruskah aku yang menjawabnya?"

"Tidak perlu. Mungkin itu salah satu temanku camping besok."

Young Me duduk, mengambil ponselnya dan menjawab panggilan itu.

"Ya?"

"Oh, Donghae oppa?"

"Tentu. Aku akan mengirim alamatnya padamu."

"Baiklah. Terima kasih karena sudah menawarinya."

Kyuhyun merentangkan kedua tangan lalu bangkit dari ranjang.

Dia berjalan keluar dan memilih untuk membuka kotak makanan yang ia beli tadi.

"Aku tidak tahu wajahnya tapi kenapa aku sudah merasa was-was dengan orang itu?"

Positive thinking. Mungkin dia hanya salah satu sahabat kekasihnya.

"Bukankah aku meminta topping yang lain?"

Young Me yang sudah muncul, meletakkan ponselnya ke atas meja dan duduk di samping sang kekasih.

Memperhatikan pria itu yang makan dengan ekspresi kosong.

"Tidak ada pilihan lain. Jika tidak suka, biar aku yang menghabiskannya."

"Aku kan tidak mengatakan aku tidak suka."

Pria itu bisa merubah suasana hatinya dalam hitungan detik.

"Kenapa juga kau jadi ketus seperti itu?"

Young Me beranjak pergi ke dapur. Meninggalkan Kyuhyun yang dengan malas menyalakan televisi.

~

"Jadi ada bagian yang ingin Anda ganti?"

Semua mata mengarah pada Kyuhyun yang duduk di sisi sudut meja meeting.

Salah satu karyawan baru saja menampilkan presentasi untuk proyek yang sedang mereka kerjakan.

Mengingat ini adalah salah satu proyek penting dan Kyuhyun yang terkenal perfeksionis yang akan selalu memberi komentar-komentar untuk hal detail sekalipun, para karyawan berusaha mempersiapkan presentasi dengan sangat baik.

Mereka bahkan harus merangkai dengan baik kalimat yang digunakan saat rapat. Karena sekali lagi, kesalahan kecil akan menjadi masalah besar menurut Kyuhyun.

Tapi pria itu yang biasanya akan selalu menginterupsi di tengah presentasi untuk mengatakan bagian-bagian yang salah atau tidak sesuai keinginannya, sejak awal rapat tidak mengatakan satu katapun.

Dia -bahkan mungkin- tidak memperhatikan sedikitpun apa yang muncul di layar. Tatapannya memang mengarah kesana tapi jelas hanya tatapan kosong.

"Maaf, sajangnim."

Dengan ragu memanggilnya guna memberi respon.

Merasa sang atasan tidak akan sadar jika tidak benar-benar di 'sadarkan', pria yang duduk disampingnya menatap Kyuhyun sekilas lalu menatap karyawan yang memberikan presentasi.

"Mengingat dia lebih memilih untuk melamun dibanding memperhatikan presentasi, pasti dia sudah sangat yakin jika pekerjaan kalian sudah tepat. Lagipula menurutku semuanya sudah sesuai dengan keinginannya. Jadi aku rasa rapat kita hari ini sudah cukup."

Para karyawan dengan patuh mengangguk dan membereskan berkas rapat mereka. Dan setelah mendapat izin, mereka pergi meninggalkan ruangan.

Sedang Kyuhyun masih dengan tatapan kosong bertahan di kursinya.

"Tidak biasanya kau kehilangan konsentrasi saat rapat."

Pria yang membubarkan rapat tadi juga merapikan berkasnya dan sesekali melihat Kyuhyun.

"Kau mendengarku, tuan Cho?"

Sekali lagi, tidak ada tanggapan.

"Ya!!"

Pria itu akhirnya menepukkan tangan dengan keras di depan wajah sang atasan.

"Oh? Apa? Ada apa?"

"Mereka kabur dari rapat."

Jawabnya datar dan menunjukkan kursi rapat yang kosong -tentu saja-.

"Maksudmu?"

"Mereka kabur karena kau tidak memperhatikan presentasi tadi."

Kyuhyun menghela nafas dan mengusap wajahnya gusar.

"Apa yang lebih penting dari rapat hingga berhasil mengambil semua konsentrasimu?"

"Bukan apa-apa. Tapi kau memperhatikan presentasi tadi, kan? Katakan bagaimana progressnya?"

Kyuhyun menegakkan posisi tubuh dan melihat pria dengan kartu pekerja yang tergantung di lehernya itu. Foto, nama serta posisinya tertera disana.

Choi Siwon; General Manager. 

Mulai menjelaskan garis besar rapat -yang tidak sempurna- hari ini.

"Mereka bertanya apa ada yang ingin kau ganti lagi? Tapi kau sibuk dengan duniamu sendiri."

"Pekerjaan mereka sudah cukup baik."

Kyuhyun kembali melonggarkan dasi dan bersandar di kursinya.

"Kau memikirkan sesuatu?"

"Tidak. Hanya merasa sedikit resah. Tapi aku tidak tahu penyebabnya."

"Ya, itulah dirimu. Merasa senang, kesal, resah tiba-tiba. Selalu tanpa sebab."

Siwon berdiri dan merapikan berkas-berkas (lagi).

"Mungkin kau memikirkan Young Me."

Ucapnya kemudian sebelum beranjak keluar.

~

"Bagaimana tenda milik kalian?"

"Selesai dengan cepat. Karena bantuan dari Yoon Bin."

"Baguslah."

"Aku merasa kembali seperti anak sekolah saat camping seperti ini."

Young Me menggeser batang pohon yang ia gunakan untuk duduk.

"Benar. Aku juga merasa seperti itu. Sedikit membuatku merasa tenang setelah semua pekerjaan yang menumpuk di kantor."

"Kau bekerja di perusahaan fashion itu, kan? Aku menemukan namamu sebagai salah satu supervisor; Han Hye Kyung."

"Hm. Kau tahu aku memang ingin bekerja disana."

Young Me mendongak dan tersenyum saat Donghae yang lewat menyapanya.

"Aku sedikit tidak percaya jika dia orang yang berada di kelas kita itu."

"Dia berubah 180 derajat. Aku bahkan hampir tidak mengenalinya."

Mereka saling berbisik karena tidak ingin yang dibicarakan mendengarnya. Walau jelas posisi Donghae cukup jauh dari mereka.

"Tapi kau datang bersamanya. Kalian sudah pernah bertemu sebelumnya?"

"Kami bertemu di satu acara sekitar tiga minggu yang lalu. Dia mengenaliku dan menyapa lebih dulu, dan tentu saja kau tahu aku tidak akan mengenalinya dengan tampilan seperti itu."

"Dan kenapa kami datang bersama karena dia yang menawari tumpangan kemari."

"Kau tahu?"

Hye Kyung menepuk pelan lengan Young Me dan mendekat ke gadis itu.

"Kami mengira kalian adalah pasangan kekasih. Karena kau datang bersamanya dan kalian tampak cocok bersama."

"Aku sudah memiliki kekasih, nona Han. Dan mungkin dia juga."

"Atau mungkin bahkan dia sudah menikah."

Young Me menggeleng.

"Aku yakin dia belum menikah."

"Kau yakin?"

"Hm."

Karena tidak mungkin pria beristri nekat muncul di acara kencan buta.

"Aku jadi memiliki kesempatan mendekatinya."

Hye Kyung tersenyum setelah mendapat tatapan aneh dari Young Me. Membuat gadis itu tertawa kemudian.

~

'Aku baik-baik saja dan kegiatan kami berjalan lancar. Berhenti khawatir.'

'Aku ingin mendengar suaramu.'

'Besok saja. Kami sedang mendengarkan cerita satu sama lain untuk acara api unggun.'

'Dan kau tidak bisa meluangkan waktu walau hanya lima menit?'

'Lima menit tidak cukup untukmu bicara dan kau justru akan menyita waktuku lebih banyak.'

'Kau mengenalku dengan baik.'

'Tentu. Aku kekasihmu. Sekarang biarkan aku menikmati kegiatan ini.'

'Baiklah.'

Kyuhyun melempar ponselnya ke samping setelah mengirim pesan terakhir tadi.

Dia benar-benar merasa bosan walau baru beberapa jam berpisah dari Young Me.

"Apa yang akan terjadi padanya hingga aku harus sekhawatir ini?"

Menggunakan kedua kaki untuk melepas sepatu dan melemparnya ke lantai, Kyuhyun mematikan lampu meja dan memejamkan mata.

Malam ini dia terlalu malas untuk melakukan hal lain dan hanya ingin tidur lebih awal.

~

"Kelompok sesi pertama sudah mulai 30 menit yang lalu. Jadi sekarang sesi kedua. Kalian bisa mulai berkeliling dan menemukan apa yang menjadi misi kalian masing-masing bersama pasangan."

Young Me memperhatikan dengan seksama petunjuk panitia.

Mereka sedang melakukan game. Semua orang mendapat pasangan dan mendapat sejenis misi untuk menemukan benda atau tanaman tertentu.

Dan entah disengaja atau tidak, saat pemilihan secara acak itu dia mendapat Donghae sebagai pasangan.

"Jaga baik-baik peta yang kalian dapat, dan di setiap tempat kalian bisa dengan mudah menemukan papan petunjuk arah. Terkecuali area barat, jadi usahakan untuk tahu arah dan tidak berjalan kesana."

"Dan ingat, kembali sebelum pukul 4."

Setelah semua persiapan selesai, semua orang mulai berangkat bersama pasangan mereka.

Karena hanya diberikan waktu terbatas dan harus segera kembali kemari setelah waktu habis dengan atau tanpa hasil misi, maka Young Me dan Donghae memutuskan hanya membawa barang-barang penting saja.

Seperti air minum, pisau lipat, kompas, dan senter. Berjaga-jaga jika tersesat dan berkeliaran hingga malam.

"Kau tidak membawa ponselmu?"

Tanya Donghae setelah memperhatikan Young Me hanya mengantongi sarung tangan dan pematik api.

"Kemarin malam saat pergi ke sungai disana bersama yang lain ponselku jatuh ke atas bebatuan di dalam air."

"Baiklah. Aku tidak akan bertanya bagaimana bentuknya sekarang."

Young Me memukul punggung Donghae saat pria itu menunduk membenarkan tali sepatu.

"Setidaknya bersikap simpatilah sedikit."

Yang hanya direspon dengan tawa.

~

Berkas dan ponsel adalah dua hal yang sedari tadi mendapat perhatian Kyuhyun secara bergantian.

Dia memeriksa berkas dan sesekali melirik ponsel guna memeriksa benda itu juga.

Pagi ini -pagi-pagi sekali- dia berusaha menghubungi Young Me. Berharap bisa berbincang dengannya sebelum memulai kegiatan camping yang lain.

Dan hasilnya? Tentu tidak tersambung. Bukan tersambung dan tidak gadis itu terima, melainkan memang tidak bisa dihubungi.

Dua jam yang lalu dia kembali mencoba, dan hasilnya tetap sama.

Antara gadis itu menonaktifkan ponselnya atau justru benda itu yang mengalami musibah.

Dua-duanya buruk.

Siwon yang masuk setelah dibukakan pintu oleh sekretaris Kyuhyun menyadari jika ada yang salah dari atasannya -lagi-.

"Ini untuk lokasi yang kau minta. Mereka baru mengirimnya."

Dia menyerahkan berkas yang ia bawa dan memperhatikan Kyuhyun yang mulai memeriksa.

"Aku akan kesana atau menyuruh orang lain untuk memeriksa-"

"Aku yang akan memeriksanya langsung."

Kyuhyun yang langsung berdiri setelah meraih jas serta ponsel beranjak pergi meninggalkan ruangan.

Membuat Siwon yang masih menggantungkan kalimat hanya berbalik dan menampilkan ekspresi datar lalu mengangguk kemudian.

Paham dengan sifat orang itu.

"'Baiklah. Kau bisa memeriksanya sendiri, sajangnim.' Aku tidak bisa diberi waktu hanya untuk mengatakan itu?"

Tanyanya pada sekretaris Kyuhyun yang hanya tersenyum karena juga sudah paham sifat sang bos.

~

Donghae memperhatikan gambar di kertas dengan tanaman di depannya.

Membandingkan -atau tepatnya 'menyamakan'-.

"Bukan."

Keputusan akhir.

"Baiklah. Kita cari di tempat lain."

Dia mengangguk dan mengikuti langkah Young Me.

"Kau tidak berpikir panitia mengerjai kita dengan memberikan gambar tanaman yang tidak ada disini, kan?"

Young Me menghentikan langkah dan menoleh padanya. Tersenyum; membenarkan kalimat tadi.

Mereka sudah berjalan hampir dua jam bahkan lokasi mereka sekarang hampir mendekati pinggir hutan. 

Mereka ada di bukit yang membuat mereka bisa melihat jalanan kecil di bawah sana. Tanda jelas mereka sudah berjalan jauh dari lokasi camping.

"Setidaknya kita tidak berjalan mengitari tempat yang sama."

Young Me mengangguk dan memperhatikan beberapa orang yang berjalan menaiki bukit. Mereka sepertinya juga akan melakukan kegiatan camping.

"Pemandangan disini lumayan juga."

Young Me menunjuk satu sisi bukit yang penuh dengan pepohonan rindang dan dibawahnya terdapat sungai yang mengalir. Berseberangan dengan area jalanan.

"Benar. Pemandangan alam memang selalu menarik."

Donghae menunjuk sisi yang berlainan dari sisi yang ditunjuk Young Me.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk lalu berjalan mendekat saat melihat tanaman dengan bunga berwarna menarik.

Donghae ikut mendekat dan memetik salah satu pucuk bunga. Dia memperhatikan Young Me yang juga memiliki satu di tangannya.

"Saat kecil kita akan melakukan ini."

Donghae menyelipkan tangkai pucuk bunga ke sisi samping rambut Young Me. Gadis itu mengangguk setuju.

"Atau disini."

Lalu dia menyelipkan bunga lain ke telinga kanannya.

"Benar."

Donghae memperhatikan Young Me yang ceria seraya mengedarkan pandangan, seperti mencari tanaman bunga jenis lain.

Gadis itu tidak sadar jika sedang diperhatikan.

"Aku berharap misi kita adalah membawa bunga ini jadi kita bisa kembali sekarang."

Ucapnya penuh harap. Masih tidak memperhatikan Donghae yang terus menatapnya.

Young Me merendahkan tubuh dan menggambil daun dari tanaman yang ia lihat lalu membandingkan dengan gambar di kertas. 

Dia tampak serius karena merasa daun itu sedikit mirip dengan yang ada di gambar.

"Bukankah ini tampak sama?"

Tanyanya lalu menoleh guna melihat Donghae.

Tapi pria itu yang tiba-tiba memajukan wajah dan menempelkan bibir ke bibirnya membuat Young Me terdiam.

Karena terkejut, matanya sedikit melebar dan tubuhnya seperti membeku.

Mungkin pikirannya masih berusaha mencerna apa yang terjadi.

Posisi itu bertahan untuk waktu sekitar sepuluh detik. 

Young Me yang belum tersadar dan Donghae yang seperti menunggu respon dari gadis itu, sama-sama tidak bergerak dan membiarkan bibir mereka terus saling menempel.

Hingga Donghae yang merasa dirinya ditarik ke belakang berusaha menyeimbangkan tubuh agar tidak terjatuh, terlebih saat dia merasakan pukulan dilayangkan ke wajahnya.

Mungkin karena semua berlalu begitu cepat, dia tidak bisa melihat siapa yang melakukan hal tadi padanya. Dia hanya bisa melihat Young Me yang sudah ditarik dan dibawa menjauh.

~

Kyuhyun sekali lagi memastikan jika jalanan yang ia lewati tepat dan sesuai dengan lokasi di berkas yang Siwon berikan tadi.

Walau jelas tujuannya memang bukan lokasi itu. Dia akan memeriksanya, pasti, tapi sebelum itu biarkan dia pergi ke area perbukitan di dekat sana.

Guna menemukan -jika mungkin- lokasi camping Young Me.

Setelah hampir sekitar satu jam perjalanan, mobil Kyuhyun berhenti di salah satu tempat yang seperti persinggahan orang-orang yang ingin mendaki atau camping di dalam hutan.

Dia memang yakin jika Young Me dan rombongannya camping di area ini. 

Sekarang pertanyaanya hanya bagaimana dia bisa menemukan lokasi atau tepatnya menemukan kekasihnya itu.

Pakaiannya bahkan cukup membuat orang-orang terheran karena sangat tidak tepat untuk tempat seperti ini.

Tentu saja, dia masih menggunakan pakaian kerja lengkap -karena ini memang masih jam kerja-.

Bukan Cho Kyuhyun namanya jika tidak nekat. Lagipula dia sudah terlalu khawatir dengan kekasihnya.

Kyuhyun menaiki jalanan setapak yang berada di sisi kiri jalan; mengikuti beberapa orang pendaki.

Walau tampak kesulitan karena sepatu yang ia pakai, Kyuhyun tetap berhasil sampai di ujung jalan setapak. 

Dia ada di bukit yang tidak terlalu tinggi memang, tapi dia bisa melihat jika jalanan di depannya akan semakin sulit dan dipenuhi pepohonan serta akar.

'Gunakan kedua tanganmu sebagai pelindung juga sebagai alat untuk menyingkirkan akar-akar yang menjalar.'

Begitu pikirnya.

Tidak ingin tersesat -sendirian-, Kyuhyun mempercepat langkah mengikuti para pendaki tadi.

Walau juga tidak yakin, tapi setidaknya mereka pasti lebih mengerti arah dibanding dirinya.

Hampir dua puluh menit mendaki, dia bahkan tidak mengingat jalanan yang sudah dilewati.

Jadi jika tersesat sekarang, habislah sudah.

Tanpa pelindung, alat bantu dan tanpa air minum. Walau belum genap setengah jam, dia sudah cukup merasa lelah.

Dan jalanan yang semakin menanjak mengharuskannya mengeluarkan tenaga ekstra.

Setelah sampai di area datar yang masih berupa perbukitan, Kyuhyun mencari pohon terdekat agar bisa bersandar.

Nafasnya tersengal-sengal, letak dasinya sudah tidak beraturan, rambutnya juga sudah basah karena keringat.

"Jelas aku tidak akan kembali ke kantor dengan keadaan seperti ini."

Itupun jika kau bisa lolos dari tempat ini.

Dia tidak tahu apakah lokasi Young Me masih jauh atau sudah dekat. Tapi kalaupun memilih untuk kembali ke bawah, dia juga tidak yakin akan menemukan tempat di mana mobilnya berada.

Setelah cukup yakin lelahnya berkurang, Kyuhyun kembali berjalan walau pendaki yang ia ikuti tadi sudah tidak terlihat.

Saat melihat dua sisi jalan yang ada, entah karena apa, tanpa pikir panjang dia memilih jalan yang dipenuhi rerumputan cukup tinggi dibanding jalanan yang tampak lebih bersih dan lebih mudah untuk dilewati.

Nalurinya mengatakan jalan itu adalah jalan yang tepat -walau jelas itu bukanlah jalan yang sering dilewati-.

Kyuhyun terus berjalan dengan selalu hati-hati memperhatikan setiap langkah. Berjaga-jaga jika ia menginjak sesuatu yang berbahaya.

Setelah beberapa saat, dia yakin jika ini memang jalanan yang jarang dilewati meskipun dia terus berusaha menghibur diri dengan mengatakan jika ini adalah jalur pintas untuk memotong jalan.

Dahan-dahan pohon semakin mengganggu dan akar-akar di tanah semakin lama semakin banyak, seperti jebakan.

Belum sempat dia menyingkirkan dahan yang menjuntai, tubuhnya sudah lebih dulu jatuh ke depan karena kakinya terjebak lilitan akar di tanah.

"Sialan. Begini perjuanganku untuk menemuimu, Young."

Setelah berhasil berdiri, dia menunduk membersihkan kotoran yang menempel di celana kerjanya. 

Saat menegakkan kembali tubuhnya, dia bisa melihat ada orang di tempat yang berjarak cukup dekat di depan.

Tapi karena dahan serta dedaunan yang begitu banyak dia tidak bisa melihat dengan jelas.

Kyuhyun yang bernafas lega karena akhirnya menemukan makhluk hidup lain di tengah-tengah tempat itu, mengambil langkah mendekat dengan tetap memperhatikan jalan.

Setelah penampakkan orang itu jelas di matanya, Kyuhyun berniat menghampiri lebih dekat sebelum dia sadar apa yang dilakukan kedua orang yang merupakan pria dan wanita itu.

Entah karena dia terlalu merindukan Young Me atau pandangannya yang terganggu dedaunan, di matanya wanita yang sedang bersama pria di depannya itu adalah Young Me.

"Hah. Imajinasiku lebih kreatif dari sebuah drama televisi."

Tapi karena rasa penasaran yang cukup tinggi, Kyuhyun yang tadi memalingkan wajah memperhatikan lagi wanita itu.

Pakaiannya memang pakaian Young Me, kan?

Dia tentu tahu barang-barang milik sang kekasih, ditambah lagi kemarin Young Me sempat mengirim foto saat dirinya akan berangkat camping.

Jika dilihat lagi, pakaian itu memang pakaian yang sama dengan yang ada di foto.

Setelah otaknya selesai mencerna segala hal, Kyuhyun mengambil langkah dengan cepat.

Bahkan kali ini tidak ada lilitan akar di tanah yang dapat mengganggunya.

Niatnya yang dari awal adalah menarik Young Me menjauh, justru berubah tanpa ia sadari.

Dia menarik Donghae dan memberikan pukulan di pipi kanan pria itu -yang mungkin juga karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya-.

~

Mereka sadar jika sejak tadi mereka memutari jalan yang sama. Namun karena tidak ada yang ingin membuka suara satu sama lain, alhasil mereka terus berjalan tanpa tahu arah.

Young Me hanya mengikuti walau sesekali merutuki orang di depannya itu. Dan sialnya peta miliknya dan Donghae ada di tangan pria itu yang entah ada dimana sekarang.

Sejak tadi tidak ada petunjuk arah yang ia temui. Sepertinya tempat ini tidak termasuk area yang panitia camping siapkan.

Young Me yakin jika jalan yang benar adalah jalan dengan petunjuk arah yang ia lihat 30 menit yang lalu.

Entah pria di depannya tidak sadar itu atau dia memang sengaja memilih jalan lain yang memang tampak lebih aman karena tidak ditutupi pepohonan atau akar-akar.

Atau trauma karena pengalaman yang ia dapat beberapa saat yang lalu?

Karena terlalu fokus memperhatikan kanan dan kiri, Young Me berjalan lebih lambat dan memperjauh jaraknya dengan Kyuhyun.

"Kau ingin tersesat disini sendirian atau tetap berjalan bersamaku?"

Sebelum kalimat sinis itu membuatnya menghela nafas kesal dan mempercepat langkah.

'Lagipula kita memang sudah tersesat disini.'

Berharap dia mendengar isi hati Young Me.

Hari mulai gelap, jalanan juga semakin tidak terlihat karena lebatnya dedaunan.

Young Me sadar jika dia hanya membawa pematik api karena senter ada di tangan Donghae.

'Apa dia tidak bisa menggunakan ponselnya untuk menghubungi seseorang? Aku yakin ini bukan jalan menuju mobilnya.'

"Kemarilah."

Dia berhenti dan menoleh ke belakang. Melambai agar Young Me mendekat.

Walau dengan malas, gadis itu tetap menurut.

Setelah Young Me ada di sampingnya, dia menyalakan senter yang terdapat di ponsel guna menerangi jalan.

"Aku bukannya tidak bisa menggunakan ponselku, disini tidak ada signal karena kita masuk terlalu dalam."

"Dan aku juga yakin kau tidak bisa menggunakan ponselmu karena aku bahkan tidak bisa menghubungi sejak tadi pagi."

Dia sadar ada sindiran di kalimat itu. Tapi dia bahkan tidak berniat merespon dan menjelaskan jika ponselnya rusak.

Antara malas atau takut.

Dia yakin jika suasana hati pria ini sudah buruk karena tidak bisa menghubunginya dan jelas bertambah buruk setelah melihat apa yang Donghae -dan dirinya- lakukan tadi.

Young Me juga tidak berani untuk sekedar bertanya bagaimana kekasihnya itu bisa muncul disini.

Mereka berdua terus berjalan beriringan mengikuti jalan. Cahaya dari ponsel Kyuhyun cukup sangat membantu. Terlebih karena memang tidak ada cahaya lain yang terlihat.

Young Me berjalan dengan pandangan mengarah ke bawah. Memperhatikan kakinya serta kaki Kyuhyun.

Hingga saat dia tiba-tiba merasakan sesuatu jatuh ke pundaknya dan membuatnya spontan berteriak ketakutan serta melompat ke arah Kyuhyun.

Kyuhyun yang juga terkejut mendekap tubuh sang kekasih agar bisa melihat apa yang menakuti gadis itu.

Ternyata ada serangga yang hinggap disana.

"Ini hanya serangga."

Ucapnya datar setelah menyingkirkan hewan itu.

Young Me yang sadar dengan sikapnya barusan mengambil satu langkah menjauh dari sang kekasih. 

Lalu mengikuti pria itu yang sudah melanjutkan langkah.

Jujur, dia merasa lelah, haus dan takut. Tapi tidak memiliki keberanian untuk mengeluh.

Mereka kembali berjalan dalam diam. Keadaan sekitar sudah benar-benar gelap. Mereka sepertinya sudah lebih dari satu jam berjalan.

"Kau diam justru menunjukkan jika kau memang melakukan kesalahan."

Suara Kyuhyun kembali memecah keheningan.

Young Me diam-diam meliriknya yang fokus menatap ke jalanan.

Dia bingung apa yang harus dikatakan.

Mengatakan sesuatu tentang ponsel atau tentang kejadian tadi?

"Kau. Bagaimana bisa ada disini?"

"Mencarimu tentu saja. Apa lagi?"

Tidak perlu ketus seperti itu.

"Kenapa?"

"Menurutmu?"

"Ponselku terjatuh dan rusak."

Ucapnya dengan nada yang semakin rendah.

Kyuhyun menghela nafas dalam; alasan yang tidak bisa dibantah.

"Maaf. Aku tahu kau khawatir, tapi seharusnya tidak perlu datang kemari."

"Aku datang saja sudah disuguhi pemandangan seperti tadi. Apalagi jika aku tidak kemari?"

"Aku tidak melakukan apa-apa."

Langkah Young Me terhenti, membuat Kyuhyun melakukan hal yang sama.

Pria itu menatapnya.

"Lalu apa yang kulihat tadi? Dia membersihkan dedaunan di rambutmu?"

"Kau salah paham."

"Kalau begitu buat aku tidak salah paham lagi."

Mereka terdiam beberapa saat dengan masih saling menatap.

Kyuhyun 'mengalah' lebih dulu dan melanjutkan langkah. Young Me kembali mengikuti.

"Firasatku tidak pernah salah. Jika kau bersikeras seperti ini itu artinya kau melindungi pria tadi. Kau tahu aku tidak pernah memukul siapapun yang mendekatimu sebelumnya."

Sang gadis mengangguk paham walau jelas Kyuhyun tidak dapat melihat itu.

"Sekarang apa?"

"Kita tersesat tanpa bisa meminta bantuan dan kau terus diam tidak menemaniku berbicara atau menjelaskan hal yang kau anggap sebagai kesalahpahaman itu."

Kyuhyun tanpa sadar terus mengoceh -lebih tepatnya 'mengomel'- seraya terus berjalan dengan membiarkan Young Me yang sedikit berada di belakang memegangi kaosnya.

Gadis itu takut pada Kyuhyun, tapi juga takut pada keadaan sekitar. Jika mereka tengah ada di jalanan ramai, dia pasti akan dengan berani berjalan mendahului sang pria.

"Kau mendengarku, Park Young Me?"

Kyuhyun membuat Young Me menabrak punggungnya karena pria itu berhenti mendadak.

"Aku mendengarnya."

Menjawab dengan suara lirih.

"Lalu kenapa kau tidak merespon?"

"Kau tidak akan peduli dengan apapun yang aku katakan saat sedang marah."

Jelasnya perlahan.

"Jika aku marah aku tidak akan membiarkanmu sedekat ini, bahkan mungkin akan tega membiarkan kau tersesat sendiri."

"Cho..."

Young Me memukul pelan punggung Kyuhyun.

"Sialan. Kau tahu benar bagaimana memanfaatkanku."

Kyuhyun meraih tangan kanan sang kekasih dan menariknya agar berjalan lebih cepat.

~

"Apa yang kau lihat?"

"Aku tidak tahu jika kau mendapat bonus seorang wanita saat meninjau lokasi itu."

"Sialan kau."

Kyuhyun membuka pintu mobil lebih lebar menggunakan kaki lalu dengan perlahan meletakkan tubuh Young Me ke kursi belakang mobil.

Dia ikut masuk kemudian lalu memberi isyarat agar pria yang masih menatapnya -Siwon- segera masuk dan menjalankan mobil.

Setelah berjalan sekitar 30 menit, Kyuhyun mulai mendapatkan signal ponsel karena mereka hampir keluar dari area hutan dan sampai di pinggiran jalan besar.

Dia dengan segera menghubungi sang General Manager dan memerintahkan pria yang sudah mengenalnya selama hampir 12 tahun itu untuk menjemputnya dan Young Me.

Gadis itu akhirnya tertidur karena kelelahan setelah berjalan begitu jauh. Membuat amarah sang kekasih yang belum usai justru menguar.

"Jadi kau memeriksa lokasi itu atau tidak?"

"Menurutmu?"

Hanya bertanya tapi bahkan jawabannya sesinis itu.

"Ah, setelah ini ambil mobilku di persinggahan dekat area pendakian."

"Kau pikir aku supirmu atau apa?"

"Kau tidak pernah membantahku, hyung."

'Hyung' adalah kata ajaib yang bisa kau gunakan di waktu-waktu yang mendesak atau saat kau tidak memiliki kata lain untuk merespon -seperti saat ini-.

"Kau ingin aku antar kemana?"

~

"Apa saja yang sudah kau lakukan, Cho Kyuhyun?"

Dia menatap pantulan tubuh serta punggungnya yang tampak beberapa garis merah.

Dia tidak merasakan apapun kemarin. Juga sangat yakin jika tidak mendapat luka sedikitpun.

Tapi sekarang? Badannya terasa sangat sakit hingga membangunkannya di pagi hari seperti ini. 

Young Me bahkan belum meninggalkan alam mimpi sejak tertidur sebelum Siwon menjemput tadi malam.

Kyuhyun kembali merenggangkan tubuh dan merasakan otot-otot tubuhnya ditarik dengan kuat.

Beruntung mandi dengan air hangat yang baru saja ia lakukan tadi cukup membuatnya lebih nyaman.

Selesai dengan kegiatannya bercermin di wastafel, Kyuhyun keluar dari kamar mandi dan mendekati sang kekasih di atas ranjang.

Mengecup kening gadis itu dan menaikkan selimutnya.

Biarkan dia tidur lebih lama, dia pasti sama lelahnya.

Hanya menggunakan celana jeans pendek dan kaos v-neck tipis berwarna hitam, Kyuhyun memilih menyibukkan diri di dapur.

Membuat sesuatu guna mengisi perut.

Isi lemari pendingin yang penuh dengan daging, telur serta bahan lain yang bukan sayuran menciptakan senyuman di wajahnya.

Young Me memang benar-benar kekasihnya. Gadis itu tahu apa yang Kyuhyun suka atau tidak.

Karena dia juga tidak bisa membuat masakan lain selain omelet atau sejenisnya, maka jenis masakan itulah yang tengah ia buat.

Sederhana, kesukaannya dan tidak memerlukan waktu lama untuk dibuat.

~

"Kau bisa mengurusnya tanpaku, kan? Kau tahu kami berjalan cukup jauh tadi malam, kau tidak akan tega jika melihat bagaimana keadaanku sekarang."

"Aku tidak meminta belas kasihan. Jika tidak percaya, datang dan periksalah kemari."

Kyuhyun memainkan remote televisi di tangan. Mengecilkan dan membesarkan volume.

"Aku percaya padamu. Siapa lagi yang beruntung mendapat kepercayaan sebegitu besar dariku?"

"Hubungi jika ada yang ingin kau diskusikan lagi."

"Dan jangan lupa ambil mobilku."

Tidak membiarkan Siwon mengoceh lebih banyak.

Baru saja dia hendak merebahkan tubuh di sofa, bel pintu depan sudah berbunyi.

Waktu bahkan baru menunjukkan pukul 9 pagi. Siapa yang bertamu sepagi ini ke rumah Young Me?

"Tidak mungkin pria bermarga Choi itu benar-benar datang kemari, kan?"

Mulai menyesal karena menantang pria itu untuk datang.

Kyuhyun membuka pintu tanpa melihat tamu itu melaui intercom.

Seorang pria. Tamunya seorang pria.

Pria yang juga sama terkejutnya seperti Kyuhyun itu terdiam sesaat.

Lalu menunjukkan sesuatu yang ia bawa.

"Aku ingin mengantar ini."

Barang-barang camping Young Me.

Gambaran di hutan kemarin kembali muncul di benaknya. Terlebih saat melihat sedikit luka lebam di sudut bibir pria itu.

'Sebegitu kuatnya kah pukulanku?'

Setelah barang tadi berpindah tangan ke Kyuhyun, Donghae mengangguk singkat dan berbalik hendak pergi.

"Bisa kita bicara sebentar?"

~

Kyuhyun kembali merubah posisi tubuh dan terus mengusap rambut Young Me. Tanpa sadar semakin mengusik ketenangan sang kekasih.

Gadis itu yang akhirnya dengan bersusah payah membuka mata, tersenyum saat bertemu pandang dengannya.

"Kau sudah bangun?"

"Hm. Bahkan aku sudah membuat sarapan sendiri setelah mandi pagi tadi."

"'Pagi tadi'? Pukul berapa sekarang?"

"Pukul 11 siang."

"Kenapa tidak membangunkanku?"

"Aku sudah melakukannya, kau saja yang tidur terlalu nyenyak."

Dia bahkan tidak masuk ke kamar setelah selesai mandi tadi dan hanya kembali masuk 20 menit yang lalu.

Young Me bangkit dan bersandar di kepala ranjang, bersebelahan dengan Kyuhyun.

"Kau tidak merasa lelah? Sepertinya ada yang memukuli tubuhku habis-habisan tadi pagi."

Kyuhyun menunjukkan garis merah yang juga ada di lehernya. Perbuatan akar-akar pepohonan.

"Itu karena kau nekat pergi kesana."

Young Me mengusap lembut leher serta pipi sang pria.

"Kau tahu aku melakukannya untuk siapa."

Young Me mengangguk malas dan memberi kecupan di kening Kyuhyun yang dibalas pria itu dengan ciuman di bibirnya.

"Young."

"Hm?"

Kyuhyun kembali mencium bibir sang kekasih.

"Sayang."

"Apa?"

Dan kembali melakukannya.

"Jangan bertingkah jahil, Cho."

"Menikahlah denganku."

"Hm?"

"Aku ingin kau menikah denganku."

"..."

"Kau bersedia menikah-"

"Tidak bisakah kau menungguku untuk setidaknya mandi terlebih dulu???"

~

Altar? Siap.

Dekorasi gedung? Selesai.

Hall? Hanya menunggu untuk ditempati.

Pasangan pengantin? Masih dalam proses pendamaian.

"Sudah ku katakan akan aneh jika kau memakai tuxedo berwarna putih. Bisakah kau menurut untuk kali ini saja?"

"Tuxedo putih itu akan sesuai dengan gaun milikmu serta dekorasi gedungnya."

"Aku akan secara sukarela membatalkan pernikahan ini selagi kalian berdebat."

Siwon yang mulai merasa muak melangkah keluar ruang persiapan. 

Meninggalkan Young Me yang terus menyodorkan tuxedo hitam, Kyuhyun yang sibuk meneluri seisi ruangan guna mencari tuxedo putih yang sangat ingin ia kenakan, serta Haneul yang bingung dengan apa yang harus ia lakukan pada pasangan di depannya.

"Ayolah, salah satu mengalah. Kalian akan benar-benar membatalkan pernikahan jika tetap seperti ini."

Kyuhyun masih duduk di kursi dan membongkar-bongkar tas berisi pakaian dan barang-barang lain di sudut kamar; acuh.

Young Me -yang mulai merasa tidak enak hati- meletakkan tuxedo hitam yang ia pegang sedari tadi pada Haneul.

Berjalan mendekati Kyuhyun, mengambil salah satu tuxedo yang masih terbungkus dan tergantung di sudut yang tadi tertutupi oleh tiga pasang tuxedo hitam.

Sengaja ia letakkan disana agar tidak dapat Kyuhyun temukan.

"Ini dan cepat ganti pakaianmu."

Menyerahkan pada Kyuhyun yang kemudian menatapnya lekat untuk beberapa saat.

Pria itu mengambilnya dan beranjak ke kamar ganti.

~

"Sekarang kalian resmi menjadi pasangan suami istri."

Kalimat yang terdengar sebelum suara riuh karena para tamu undangan yang bertepuk tangan.

Kyuhyun beranjak mencium kening Young Me.

"Terima kasih untuk tuxedo ini. Hal kecil memang, tapi aku sangat menghargainya karena kau mau mengalah, Cho Young Me."

Ucapnya lalu mencium bibir Young Me yang kembali menghasilkan tepukan tangan yang tidak kalah meriah dari yang pertama.

"Hanya jangan kembali melirik para tamu pria yang berkeliaran di gedung nanti."

"Aku tidak menjamin itu."

Young Me balas menatap dan giliran memberikan ciuman di pipi kiri Kyuhyun

~

"Aku menyukainya."

"Aku menyukainya sejak sekolah dasar. Walau sudah bertahun-tahun aku tidak bisa melupakan Young Me."

"Sejak kembali kemari enam bulan yang lalu aku mencari tahu segala hal yang bisa aku temukan tentangnya. Tentang tempat tinggal, pekerjaan bahkan kekasihnya."

Donghae melirik Kyuhyun sekilas.

"Bertemu dengannya di acara kencan buta bukan sebuah kebetulan, melainkan aku datang kesana karena aku tahu jika dia memang akan ikut acara itu."

"Acara reuni berupa camping inipun karena saran dariku untuk panitia. Dan saat pembagian pasangan, dari awal aku memang sudah pasti dipasangkan dengannya agar bisa menghabiskan waktu hanya berdua saat menyelesaikan misi."

Dan tanaman di gambar itu memang benar-benar tidak ada di hutan itu. Hanya agar mereka tetap berkeliling dan menghabiskan waktu lebih lama.

"Melihat sifat Young Me yang tidak berubah, aku merasa kesempatan untuk mendapatkan hatinya selalu terbuka lebar."

"Atau kesempatan untuk merebutnya."


FIN



~

"Aku tidak menyangka cerita kita berakhir begitu indah tanpa ada konflik yang berat."

"Jika kau ingin hubunganmu penuh dengan masalah, cari saja gadis lain untuk kau jadikan kekasih. Setelah itu kau bisa dengan bebas menentukan genrenya; comedy, mistery, sad, atau thriller sekalipun."

"Tidak bisa kau saja yang merangkai ceritanya untukku? Untuk cast wanita yang lain biar aku yang mengurusnya."

"Urus saja kehidupanmu setelah menikah denganmu, Cho Kyuhyun!!"


FIN -REAL-
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar